Ahli Nahwu dari Antasan Senor
Dia ulama yang memiliki ribuan Jama'ah. Ilmu tata bahasa (nahwu)yang dimilikinya menjadikan tuan guru majelis taklim di bawah jembatan Antasan Senor ini sebagai seorang penulis manaqib,khususnya tokoh Tasawuf terkenal.
BISINGNYA deru kendaraan di j alan raya yang menghubungkan Martapura dan Hulu Sungai tidak mempengaruhi minat jamaah hadir ke pengajian Sabilal Anwar yang terletak di samping kiri Jembatan Antasan Senor. Dari majelis itulah lahir beberapa nama ulama yang tersebar di berbagai pelosok. Tapi sosok guru bersahaja dan cerdas itu kini banyak melakukan kegiatan di rumah setelah sempat sakit. Ia juga dipandang sebagai ahli tata bahasa (Gramatika Nahwu) yang banyak menyusun berbagai kitab.K.H. M. Syukeri di lahirkan pada hari Senin tanggal 05 Oktober 1948 M bertepatan dengan 1 Zulhijjah 1367 H di desa Harus, Sungai Malang, Amuntai Tengah (HSU) dari seorang Bapak yang bernama Unus Bin Ali Bin Abd Rasyid dan ibu yang bernama Hj. Mascinta Bin Sa'ad Bin Abd Rasyid.Beliau di lahirkan di kalangan keluarga yang taat beragama, sehingga sejak kecil beliau sudah di didik secara Agamis dan mencintai pada Ilmu Pengetahuan Agama, dan mencintai Ulama. Karena kecintaan orang tuanya ( Unus ) kepada ulama maka KH.M Syukeri Unus selalu di bawa oleh bapaknya untuk berkenalan dan silaturrahmi dengan ulama sehingga pada suatu ketika ada diantara ulama yang mengatakan kepada orang tuanya, anak ini kelak akan menjadi orang yang bermanfaal dan babarakat di kemudian hari berkat kecintaan orang tuanya kepada ulama, dan do'a ibunya yang mendambakan anaknya menjadi ulama dan anak yang shaleh serta berguna bagi Agama Bangsa dan Negara. Akhirnya anak yang tercinta ini pun lahir sebagai ulama seperti yang di kenal saat ini. Berlakulah Sabda Nabi SAW : yang Artinya: "Seseorang atas siapa yang ia cintai " siapa yang mencintai ulama pastilah anaknya atau cucunya kelak di jadikan ALLAH SWT menjadi ulama.Ulama sederhana ini menghabiskan masa kecilnya di Amuntai di bawah bimbingan orang tuanya Unus dan Mascinta. Beliau bersekolah di SD (1954 1960) dan SMP (1960 1963). Sejak kecil ia belajar membaca Al-Qur'an kepada Pamannya sendiri yaitu M. Qadri bin Ali bin Abdurrasyid. Ia juga belajar Ilmu Tauhid kepada Tuan Guru H.M. Mansyur, serta selalu membaca kitab-kitab Agama Islam secara otodidak dengan langsung menghapalkannya.Wafatnya sang ayah Unus merupakan pengalaman spiritual yang tak terlupakan bagi beliau. Dan setelah itu tahun 1963 M beliau memutuskan untuk merantau ke Kota Intan Martapura guna mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Darussalam." Saya memutuskan mendalami ilmu Agama setelah ayah saya meninggal " Cerita Guru Syukri.Sebagai pemuda beliau tergolong cerdas dibuktikan dengan selalu Juara satu dikelas sejak SD, SMP, hingga beliau meneruskan sekolah di Pondok Pesantren Darussalam.
Guru Syukri Unus pada waktu pernikahan beliau di dampingi oleh Abah Guru Sekumpul
Senin tanggal 10 7 1978 KH.M. Syukeri menikahi Hj Ramlah sepupu dari Tuan Guru KH.M.Zaini Ghani putri dari pasangan H. Asy'ari dan Hj. Siti Zaleha(saudara Kandung Ayah Guri Ijai red). Pernikahan tersebut berlangsung di rumah mertuanya di Gg. Kurnia Pasayangan Martapura dihadiri pula oleh KH Badruddin dan KH.M. Zaini Ghani. Setelah menikah iapun pindah ke rumah mertuanya.Bersama istrinya ia dikaruniai tiga anak yaitu M. Noor, Habibah, dan Laila Badriyyah, la menghidupi keluarganya dari hasil sewa asrama milik saudaranya dan penjualan kitab kitab karangannya yang banyak dijadikan panduan berbagai pesantren di Kalsel.Dalam bidang Da'wah beliau memilika prinsip yang berpegang pada hadist Rasulullah SAW, yang artinya "Sebaik baik kamu adalah orang yang belajar AI Qur'an dan yang mengajarkannya".Walaupun beliau sekarang bermukim dan mengajar serta membuka majelis Talim di Martapura. Sebagai putra kelahiran Amuntai beliau tak pernah melupakan tanah kelahirannya, selain banyak akrab dengan ulama di Amuntai beliau juga kerap mengadakan pengajian di Amuntai. Sambutan jama'ah yang ada di Amuntai pun sangat luar biasa kepada beliau.KH.M. Syukri juga adalah seorang Ulama yang selalu berkarya dianatara Karya tulisnya adalah, Is'afut Thalibin ( Nahwu ), Is'aful Haid ( Faraid ), Miftahul Ilmi ( Mantiq ), Is'aful Murid ( Balaghah ), Dalilul Wadihah ( Balaghah ), Dalilul Murid ( Tauhid ), Ta'liqu Isyaratil Maqal ( Saraf ) Dalilut Thalibin ( Ushul Hadist ), Taudihul Masalik ( Nahwu ), Asrarus Saum ( Masalah Puasa ), Risalah Rahasia Haji dan umrah , Irsyadul Aulad ( Akhlaq ).Ia juga menulis buku-buku Manaqib diantaranya, Manaqib Syyidatina Khadijah, Nubzah Karamat Siti Khadijah, Terjemah Imam Syafi'I, Nubzah Manaqib Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, Manaqib Imam Rabbani Sayyid Ahmad Al-Badawi, Manaqib Imam Rabbani Sayyid Ahmad Rifai'I, Manaqib Imam Abul Hasan Asy-Syadzili, Manaqib Ahmad bin Idris Al-Idrisi, Manaqib Imam Rabbani Syeikh Ibrahim ad-Dasuqi,Terjemah syeikh Muhammad bin Said Al-busyari, Terjemah Syeikh Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli Dan lain sebagainya.Keberhasilan seorang Ulama bukan saja di pandang dari sudut ilmu pengetahuan yang dimilikinya, akan tetapi juga sangat ditentukan pula pada kemampuan Ulam itu sendiri untuk melahirkan figure generasi pengganti dikemudian hari.Diantara para kader yang sempat menimba ilmu kepadanya yang sekarang ini telah menjadi ulama besar dan mempunyai pondok pesantren dan Majelis ta'lim yang tersebar diman-mana adalah :, KH. Ahmad Bakri ( Gambut ), KH. Hafidz Anshari ( Banjarmasin ), KH. Ahmad Fahmi Zam-zam ( Kedah , Malaysia ), KH. Suriani. Lc. ( Amuntai ), KH. Ibrahim Aini ( Rantau ), Alm. KH. M. Sya'rani Zuhri (Jakarta ),KH. Bahran Jamil ( Barabai ), KH.M. bakhit ( Barabai ), KH. M. Sya'rani ( Samarinda ), dan lain-lain.Dalam bidang Pendidikan Agama KH.M. Syukri Unus banyak menekuni ilmu alat atau ilmu tata bahasa ( Nahwu / Gramatika ) yang menurutnya sangat berguna untuk mempelajari kitab cabang pelajaran lain.Demikianlah sekelumit Propil dari KH. M. Syukri Unus yang kami sadur dari buku " Biografi Singkat KH.M. Syukri Unus yang disusun oleh Ustadz Gusti Wardiansyah "(Abu Najla A.Muslim Safwan).
0 komentar:
Posting Komentar