Diriwayatkan dari Umar RA, Ia berkata : Aku mendengar Nabi Muhammad SAW berkhutbah di atas mimbar, Beliau bersabda :
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
Janganlah kalian memujiku sebagimana pujian yang diberikan kaum nashrani kepada ‘Isa putera Maryam karena aku hanyalah hamba Allah dan utusan-Nya [HR Bukhari]
_Catatan Alvers_
Bulan ini adalah bulan desember sekaligus bulan Rabi’ul Awal sehingga pada Bulan ini terdapat duo maulid (dua peringatan besar kelahiran) yaitu peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw yang dikenal dengan istilah maulid dan hari natal yang merupakan peringatan kelahiran yesus dan menurut anggapan sebagian Kaum muslimin adalah maulidnya Nabi ISA AS dan atas dasar anggapan inilah mereka mengucapkan selamat.
Kalangan muslim yang menganggap natal adalah maulid Nabi Isa AS, mereka lupa bahwa kelahiran Nabi Isa menurut kaum nasrani adalah sebagai anak tuhan. Sungguh ini adalah perkara yang membuat sangat Allah murka hingga langit hampir pecah dibuatnya. Allah SWt berfirman :
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90)
“Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. [QS Maryam: 88-90]
Atau bahkan mereka menganggap Nabi sebagai tuhan dan ini adalah suatu ke-kufuran. Allah SWt berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam"[QS Al-Ma’idah 72]
Jika mereka merayakan sesuatu yang membuat murka Allah hingga langit hampir pecah dan mereka telah dihukumi kufur oleh Allah, lantas masihkah sebagian kaum muslimin itu mengucapkan selamat kepada mereka?
Jika sebagian muslim tadi masih berkukuh yang turut merayakannya, apakah dasar mereka merayakan maulid Nabi isa AS di bulan desember? Apakah mereka melupakan Al-Quran yang menyatakan kelahiran Nabi Isa AS?, Bukankah Allah SWT berfirman :
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا (22) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا (23) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا (24) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا (25)
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” [QS Maryam: 22-25]
Perhatikan ayat yang menjelaskan kelahiran Nabi Isa di atas terlebih kepada ayat “niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”. Bukankah pohon kurma berbuah matang itu terjadi pada musim panas? bukan pada musim hujan seperti bulan Desember ini!.
Tidak hanya Al-Quran yang menafikan maulid Nabi isa AS pada bulan desember bahkan Bibelpun demikian sehingga Insan Mokoginta, seorang mantan pastur mengadakan sayembara siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab (Bibel) bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember akan diberikan hadiah sebuah mobil BMW baru.
Di sisi lain, Kalau memperingati Mauldi Nabi Isa AS pada bulan desember dilarang. Ada juga yang melarang peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dengan alasan hal itu merupakan pujian yang melewati batas dan dikhawatirkan akan menjadikan beliau sebagai tuhan seperti kaum nashrani menjadikan Nab Isa sebagai tuhan sebagaimana larangan Nabi SAW dalam hadits utama di atas “Janganlah kalian memujiku sebagimana pujian yang diberikan kaum nashrani kepada ‘Isa putera Maryam”.
Menjawab hal ini, Al-Bushiri berkata dalam burdahnya:
دَع مــا ادَّعَتهُ النصارى في نَبِيِّهِـمِ واحكُم بما شئتَ مَدحَاً فيه واحتَكِـمِ
Tinggalkan pengakuan orang Nasrani atas Nabi mereka… Pujilah beliau SAW sesukamu dengan sempurna…
وانسُبْ إلى ذاتِهِ ما شـئتَ مِن شَـرَفٍ وانسُب إلى قَدْرِهِ ما شئتَ مِن عِظَـم
Sandarkanlah segala kemuliaan untuk dirinya… Dan nisbahkanlah sesukamu segala keagungan untuk kemuliaannya…
فَــإنَّ فَضلَ رســولِ اللهِ ليـس له حَـدٌّ فَيُعـرِبَ عنـهُ نــاطِقٌ بِفَمِ
Karena sesungguhnya keutamaan Rasulallah Saw itu tiada batasnya. Sehingga lisan yang berkata tidak mampu melukiskannya.
Dari syair ini seakan al-Bushiri ingin mengingatkan kepada orang yang mengingkari peringatan maulid Nabi SAW kepada lanjutan hadits utama di atas yaitu : Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.” Maka setinggi-tinggi kita menyanjung Nabi SAW maka kita tetap sadar beliau adalah manusia.
Al-Bushiri melanjutkan Syairnya:
فَمَبْلَغُ الْعِلْمِ فِيْهِ أَنَّهُ بَشَرٌ وَ أَنَّهُ خَيْرُ خَلْقِ اللهِ كُلِّهِمْ
Batas pengetahuan kita adalah beliau (Nabi Muhammad SAW) adalah seorang manusia. Dan beliau adalah paling mulianya mahluk.
Dari sini jelaslah mana pujian yang masih dalam batas dan mana yang keluar batas. Terdapat kejadian menarik yang dikisahkan oleh DR. Ahmad Deedat dimana Seorang pastur bertanya kepada syeikh dari india dalam sebuah debat terbuka.
Pastur: Syech, dimana Nabi Muhammad saat ini?
Syeikh: Di surga paling tinggi di sisi tuhan.
Pastur: oh, begitu? kalo memang beliau di sisi tuhan mengapa ia tidak minta tolong ke tuhan ketika cucu tercintanya husain (a.s) dibunuh?
Syeikh: sebenarnya beliau sudah berdoa.
Pastur: lalu kenapa tidak ditolong?
Syeikh: karena tuhan saat itu menangis.
Pastur: Menangis? bagaimana mungkin tuhan menangis?
Syeikh: ya tuhan menangis, dan tuhan berkata "Yesus, anakku disalib aku gak mampu menolong, lha apalagi cucumu"
Pastur: ???%^*^@!!!
Kisah ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia sebagaimana Nabi Isa AS juga seorang manusia. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk selalu toleransi kepada non muslim dengan cara yang benar yaitu tidak mengganggu ibadah mereka dan kita pun tidak ikut-ikutan dalam ibadah mereka sebab “lakum dinukum Waliya din”.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind
0 komentar:
Posting Komentar