Minggu, 25 Desember 2016
Toleransi Islam lakum dinukum Waliya din
Diriwayatkan dari Umar RA, Ia berkata : Aku mendengar Nabi Muhammad SAW berkhutbah di atas mimbar, Beliau bersabda :
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
Janganlah kalian memujiku sebagimana pujian yang diberikan kaum nashrani kepada ‘Isa putera Maryam karena aku hanyalah hamba Allah dan utusan-Nya [HR Bukhari]
_Catatan Alvers_
Bulan ini adalah bulan desember sekaligus bulan Rabi’ul Awal sehingga pada Bulan ini terdapat duo maulid (dua peringatan besar kelahiran) yaitu peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw yang dikenal dengan istilah maulid dan hari natal yang merupakan peringatan kelahiran yesus dan menurut anggapan sebagian Kaum muslimin adalah maulidnya Nabi ISA AS dan atas dasar anggapan inilah mereka mengucapkan selamat.
Kalangan muslim yang menganggap natal adalah maulid Nabi Isa AS, mereka lupa bahwa kelahiran Nabi Isa menurut kaum nasrani adalah sebagai anak tuhan. Sungguh ini adalah perkara yang membuat sangat Allah murka hingga langit hampir pecah dibuatnya. Allah SWt berfirman :
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90)
“Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. [QS Maryam: 88-90]
Atau bahkan mereka menganggap Nabi sebagai tuhan dan ini adalah suatu ke-kufuran. Allah SWt berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam"[QS Al-Ma’idah 72]
Jika mereka merayakan sesuatu yang membuat murka Allah hingga langit hampir pecah dan mereka telah dihukumi kufur oleh Allah, lantas masihkah sebagian kaum muslimin itu mengucapkan selamat kepada mereka?
Jika sebagian muslim tadi masih berkukuh yang turut merayakannya, apakah dasar mereka merayakan maulid Nabi isa AS di bulan desember? Apakah mereka melupakan Al-Quran yang menyatakan kelahiran Nabi Isa AS?, Bukankah Allah SWT berfirman :
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا (22) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا (23) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا (24) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا (25)
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” [QS Maryam: 22-25]
Perhatikan ayat yang menjelaskan kelahiran Nabi Isa di atas terlebih kepada ayat “niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”. Bukankah pohon kurma berbuah matang itu terjadi pada musim panas? bukan pada musim hujan seperti bulan Desember ini!.
Tidak hanya Al-Quran yang menafikan maulid Nabi isa AS pada bulan desember bahkan Bibelpun demikian sehingga Insan Mokoginta, seorang mantan pastur mengadakan sayembara siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab (Bibel) bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember akan diberikan hadiah sebuah mobil BMW baru.
Di sisi lain, Kalau memperingati Mauldi Nabi Isa AS pada bulan desember dilarang. Ada juga yang melarang peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dengan alasan hal itu merupakan pujian yang melewati batas dan dikhawatirkan akan menjadikan beliau sebagai tuhan seperti kaum nashrani menjadikan Nab Isa sebagai tuhan sebagaimana larangan Nabi SAW dalam hadits utama di atas “Janganlah kalian memujiku sebagimana pujian yang diberikan kaum nashrani kepada ‘Isa putera Maryam”.
Menjawab hal ini, Al-Bushiri berkata dalam burdahnya:
دَع مــا ادَّعَتهُ النصارى في نَبِيِّهِـمِ واحكُم بما شئتَ مَدحَاً فيه واحتَكِـمِ
Tinggalkan pengakuan orang Nasrani atas Nabi mereka… Pujilah beliau SAW sesukamu dengan sempurna…
وانسُبْ إلى ذاتِهِ ما شـئتَ مِن شَـرَفٍ وانسُب إلى قَدْرِهِ ما شئتَ مِن عِظَـم
Sandarkanlah segala kemuliaan untuk dirinya… Dan nisbahkanlah sesukamu segala keagungan untuk kemuliaannya…
فَــإنَّ فَضلَ رســولِ اللهِ ليـس له حَـدٌّ فَيُعـرِبَ عنـهُ نــاطِقٌ بِفَمِ
Karena sesungguhnya keutamaan Rasulallah Saw itu tiada batasnya. Sehingga lisan yang berkata tidak mampu melukiskannya.
Dari syair ini seakan al-Bushiri ingin mengingatkan kepada orang yang mengingkari peringatan maulid Nabi SAW kepada lanjutan hadits utama di atas yaitu : Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.” Maka setinggi-tinggi kita menyanjung Nabi SAW maka kita tetap sadar beliau adalah manusia.
Al-Bushiri melanjutkan Syairnya:
فَمَبْلَغُ الْعِلْمِ فِيْهِ أَنَّهُ بَشَرٌ وَ أَنَّهُ خَيْرُ خَلْقِ اللهِ كُلِّهِمْ
Batas pengetahuan kita adalah beliau (Nabi Muhammad SAW) adalah seorang manusia. Dan beliau adalah paling mulianya mahluk.
Dari sini jelaslah mana pujian yang masih dalam batas dan mana yang keluar batas. Terdapat kejadian menarik yang dikisahkan oleh DR. Ahmad Deedat dimana Seorang pastur bertanya kepada syeikh dari india dalam sebuah debat terbuka.
Pastur: Syech, dimana Nabi Muhammad saat ini?
Syeikh: Di surga paling tinggi di sisi tuhan.
Pastur: oh, begitu? kalo memang beliau di sisi tuhan mengapa ia tidak minta tolong ke tuhan ketika cucu tercintanya husain (a.s) dibunuh?
Syeikh: sebenarnya beliau sudah berdoa.
Pastur: lalu kenapa tidak ditolong?
Syeikh: karena tuhan saat itu menangis.
Pastur: Menangis? bagaimana mungkin tuhan menangis?
Syeikh: ya tuhan menangis, dan tuhan berkata "Yesus, anakku disalib aku gak mampu menolong, lha apalagi cucumu"
Pastur: ???%^*^@!!!
Kisah ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia sebagaimana Nabi Isa AS juga seorang manusia. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk selalu toleransi kepada non muslim dengan cara yang benar yaitu tidak mengganggu ibadah mereka dan kita pun tidak ikut-ikutan dalam ibadah mereka sebab “lakum dinukum Waliya din”.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind
Kamis, 22 Desember 2016
Download Ceramah Habib Syech Assegaf Terbaru
sekilas tentang Habib Syech
Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf adalah salah satu putra dari Alm.Al-Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf berawal dari pendidikan yang diberikan oleh guru besarnya yang sekaligus ayah handa tercinta, Habib Syech mendalami ajaran agama dan Ahlaq leluhurnya.
Berlanjut sambung pendidikan tersebut oleh paman beliau Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf yang datang dari Hadramaout.
Habib Syech juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan perhatian dari Alm. Al-Imam, Al-Arifbillah, Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy Al-Habsyi (Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom Al-Habsyi). Berkat segala bimbingan, nasehat, serta kesabaranya, Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf menapaki hari untuk senantiasa melakukan syiar cinta Rosul yang diawali dari Kota Solo.
sering kita mendengarkan Maulid yang telah di bawakan oleh habib syech tapi kita jarang sekali mendengarkan ceramah beliau dalam kesepatan ini saya akan membagikan bebarapa ceramah agama yang telah disampaikan oleh Habib Syech disaat pengajian beliau,.. semoga bermanfaat...
silahkan download dibawah ini
- Ceramah Habib Syech di Lirboyo
- Ceramah Habib Syech di Kudus
- Ceramah Habib Syech Di Parakan
- Ceramah Habib Syech di Haulan Gusdur
- Ceramah Habib Syech Assegaf
- Ceramah Habib Syech di Purwokerto
- Ceramah HAbib Syech di Singapura
- Ceramah Habib Syech Indonesia Damai
- Habib Syech ft Ahbabul Musthofa dalam Haul Langitan ke 41
- Mantenan Bersholawat
- Rasulullah Luar biasa
- RUTINAN RAMADHAN BUSTANUL ASYIQIN 1
- RUTINAN RAMADHAN BUSTANUL ASYIQIN 2
- RUTINAN RAMADHAN BUSTANUL ASYIQIN 3
- RUTINAN RAMADHAN BUSTANUL ASYIQIN 4
- RUTINAN RAMADHAN BUSTANUL ASYIQIN 5
- Makna Padang Bulan
- Ceramah Habib Syech di trenggalek
- Wejangan Habib Syech
- Wejangan Habib Syech Ponorogo
demikianlah link download yang kita bagikan semoga dengan link ini bisa bermanfaat untuk kita semua ,... Ammiiinnnnn
Sabtu, 17 Desember 2016
Download Terbaru Ceramah Ustadz Arifin Ilham Albanjari
Alhamdulillah kali ini saya diberikan Allah untuk berbagi link download ceramah Agama yang di sampaikan oleh Ustadz Arifin Ilham sebelum mendengarkan ceramah beliau ada baiknya kita mengenal lebih dahulu sosok dari ustad kita.
Nama lengkap beliau adalah H. Muhammad Arifin Ilham Lahir di Banjarmasin, 8 juni 1969 beliau masih keturunan dari Ulama banjar yaitu Syeikh Muhammad Arsyad Albanjari atau Datu Kelampayan.
nah untuk mempersingkat waktu silahkan anda download dibawah ini.
- Ciri ciri datangnya hari kiamat
- 7 Sunnah dalam islam 1
- 7 sunnah dalam islam 2
- Thoharah
- Akibat makanan Haram
- Benteng Keimanan
- Ciri-ciri Orang Beriman
- Dmpak Teknologi
- Plestina kecintaannya pada Indonesia
- Haji Mabrur
- Hidup adalah Perjuangan
- Hidup Bersama Alqur'an
- Iman terhadap yang Ghaib
- Infaq Sedakah
- Islam Rahmatan Lil Alamin
- Keajaban Hari JUmat
- Kebahagian Orang Beriman
- Keindahan Alquran
- kematian
- Berdzikir
- Kesucian Hati
- Keutamaan Sholat
- Khusnul Khotimah
- Menjaga Keimanan
- Keajaiban
- Maksud Zakat
- Maqmatul Arifin
- Mesjid
- Mengejar Hidayah
- sebabnya Masuk Neraka
- Menggapai Akhir Yang Baik
- Menyambut Hari Raya Qurban
- Meraih Kebaikan
- Musibah Besar
- Nasihat Ibnu Mas'ud
- Nikmat Paling Besar
- Pentingnya Dakwah
- Perekomian Umat Islam
- Perkara yang Merusak Manusia
- Pertolongan Allah
- Qurban
- Baitullah
- Saksi Alam Semesta
- Saksi Para Malaikat
- Sehat dengan Cara Rasullah
- Sifat Jamilah dan Jalallah
- Strategi Iblis
- Tegaknya Agama Dan Dunia 4 Perkara
- Wasiat Rasulullah Kepada Sayyidina Ali
- Kesucian Hati
- Manusia Dalam Alqur'an
- Berzikir
- Esensi dan Fungsi Hidup Manusia
- Pesan Untuk Abu Dzar Alghifari
- Ujian dan Doa
sampai disini Dulu Download Tebaru Ustad Arifin Ilham Albanjari semoga bermanfaat untuk kita semua.. Wassalam
Rabu, 23 November 2016
Keistimewaan Guru Zuhdi " Hujan Lebat Berhenti Setelah Ucapan Beliau "
Sebelum majelis ilmu di mesjid jami sei jingah,dulu Majelis ilmu di sebuah rumah(ulun lupa nama pemilik rumah nya) tepat nya di seberang gang Maluku dan di samping SDN pasar lama. Waktu itu kebetulan masuk musim penghujan. Karena jemaah yang waktu itu sudah banyak maka jemaah sampai ke halaman rumah itu untuk mencari tempat duduk.
Sedangkan Abah Guru Zuhdi di dalam rumah beserta jemaah yang lain. Hujan mulai gerimis tapi tidak menggangu para jemaah untuk tetap sholat berjamaah. Sampai waktu masuk pembacaan kitab maka hujan turun dengan lebat nya dan jemaah pun kocar kacir mencari tempat berteduh,sebagian masuk kedalam rumah bekajalan(bersesakan) dengan jemaah lain dan sebagian di luar mencari perlindungan.
Abah Guru Zuhdi pun berucap...oh hujan labat kah di luar,han bukahan dapat nya hujan,ayu ja aku meminta lawan malaikat Mikail yang meatur hujan supaya hujan nya kelain gen dahulu sampai tuntung majelis ilmu. Minta setumat dulu lawan malaikat Mikail minta pindah kan tapi stumat ja pang sampai tuntung majelis ja kasian jemaah han bukahan.Maka selesai Abah Guru Zuhdi berucap seperti itu maka tiba tiba hujan nya berhenti dan jemaah pun kembali ketempat nya semula utk duduk.
Setelah pengajian selesai dan habis sholat isya kami ke parkiran mengambil kendaraan masing masing. Dan saat mau pulang hujan pun turun dengan lebat nya. Teman ulun berkata.. pas banar Guru ne baucap minta jangan hujan sampai habis majelis jaka tadi Guru baucap minta jangan hujan pas jemaah masing masing sudah di rumah kada kehujanan bulik nya jar kawan ulun sambil tetawa.
Sumber : Pencinta Waliyullah
Keistimewaan Guru Zuhdi " Anak Lebih Alim Daripada Ayahnya"
Setelah wafat nya Guru Mualim syukur peguruan dari Abah Haji Guru Zuhdi,beliau tidak tahu lagi dengan siapa akan belajar ilmu agama. Sampai waktu malam hari bermimpi bertemu Guru Mualim Syukur dimana Guru Mualim Syukur menyerahkan Guru Zuhdi kepada seseorang, akan tetapi Guru Zuhdi tidak kenal dengan Guru tersebut.
Dan esok hari nya saat penguburan Guru Mualim Syukur maka datang dan berkumpulan semua ulama kalimantan selatan di tempat itu termasuk dengan Guru yang ada dalam mimpi Guru Zuhdi lalu Abah Haji berbicara dengan Ayahanda beliau Guru Muhammad bahwa Guru Zuhdi di serahkan kepada Guru yang Guru itu ada hadir di pemakaman tersebut.
Dan setelah di beritahu oleh Guru Zuhdi orang nya maka berkata Ayahandanya kepada Guru Zuhdi kalo nama Guru itu adalah Syeihk Muhammad Zaini Abdul Gani atau Abah Guru sekumpul. Maka di serahkan lah Abah Haji Guru Zuhdi kepada Abah Guru sekumpul oleh ayahnya Guru Muhammad untuk di didik dan di ajarkan berbagai ilmu.
Dan Abah Guru sekumpul yang Kasyap berkata,Muhammad anak ikam ini akan lebih alim daripada ikam nantinya. Menurut Guru guru yang juga belajar dengan Abah Guru sekumpul,Abah Haji Guru Zuhdi termasuk orang yang sangat cerdas dan cepat hapal serta mengerti bahkan kata guru guru tersebut waktu yang biasa orang belajar ilmu agama ,baru alim sampai mengaji 8 tahun maka bagi Abah Haji Guru Zuhdi di tempuh hanya dalam 2 tahun kerena kecerdasan nya Guru Zuhdi.
Guru Saiful Rahman salah satu murid dari Abah Guru Sekumpul bercerita waktu pengajian dimana para Guru guru berkumpul untuk mengaji dengan Abah Guru Sekumpul termasuk Abah Haji Guru Zuhdi maka Abah Guru Sekumpul meminta Abah Haji Guru Zuhdi untuk membacakan kitab nya dan Abah Guru Sekumpul yang menjelaskan isi nya. Padahal kata Guru Saiful Rahman usia Guru Zuhdi waktu itu masih sangat muda dan paling muda di antara Guru guru yang hadir saat itu.
Tapi Abah Guru sekumpul memberi keistimewaan itu kepada Guru Zuhdi kerena kecerdasan dan kealiman Abah Haji. Mutholaah kitab adalah hobi dan teman dari Abah Haji. Beliau sering lebih banyak di kamar untuk mutholaah kitab dan berteman dengan kitab kitab dan dgn Guru guru beliau, sehingga Beliau pun di beri kecerdasan dan pemahaman serta kealiman oleh Allah.. Subhanallah
Selasa, 22 November 2016
Manaqib " Wali Katum" Muhammad Ramli bin Anang Katutut
Nama “Wali Katum” sudah tidak asing lagi bagi warga asli Kota Banjarmasin khususnya, dan masyarakat Kalimantan Selatan pada umumnya.
Nama beliau sebenarnya adalah Muhammad Ramli bin Anang Katutut, di masa kecil beliau bernama Artum Ali, beliau hidup apa adanya tanpa berusaha (bekerja), hari-hari beliau habiskan hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.
kata Katum diambil dari bahasa Arab yang berarti sembunyi. Diceritakan, beliau pergi selalu membawa Alqur’an apabila berhenti beliau akan membacanya, hingga akhir hayat beliau Alqur’an tersebut tidak persegi melainkan lonjong karena sisi-sisinya sudah aus terkikis lantaran sering dibaca.
Beliau suka khalwat dan uzlah (melatih melawan hawa nafsu) selama 30 tahun dan waktu khalwat itu beliau sekeluarga makan cuma 1 genggam beras perhari tapi bila ada orang yang memberi beliau lebih dari itu beliau menolak dan beliau punya pakaian hanya beberapa saja.
Rumah beliau berdinding daun rumbia dan berlantai pelepah rumbia.
Sebagian dari karomah beliau:
-Mengetahui barang tercecer
-tidak kering minyak pada lampu duduk. Pada waktu beliau mengajar pada saat itu masih tidak ada lampu listrik jadi pakai lampu duduk aja..nah lampu duduk itu minyaknya gak habis sampai beliau slesai mengajar padahal nyata minyak di lampu itu 0,5 cm yang diperkirakan 15 menit habis dan pasti padam lampunya tapi sampai siang gak padam” lampunya.
-mengetahui keadaan orang yg berkunjung.
-bisa kemana saja dalam sekejab
-Pekerjaan yang dibantu beliau membawa berkah
.-Tubuh beliau tidak pernah digigit nyamuk pada waktu beliau khalwat
– Kalo beliau memasak nasi dgn menggunakan kayu dari pelepah nyiur yg masih hijau dan panci nya tempurung kelapa, tapi sebanyak apapun orang makan bersama beliau nasi itu pasti cukup.
Beliau wafat tgl 24 juni 1982 M bertepatan dengan tgl 29 Sya’ban 1402 H pada usia sekitar 70 tahun. Makam Wali Katum terletak di desa Tabu Darat Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan.
Senin, 07 November 2016
Masyaallah ...! Hadist Ini lah Yang Ditakutkan Para Waliyullah
para wali Allah itu tidak takut penjara,tidak takut miskin,tidak takut apapun yang menimpa mereka didunia ini,meskipun di siksa dengan silet,dicambuk,ditoreh,dilukai dengan benda panas,apalagi cuma di hina,pokoknya mereka itu tidak pernah takut dengan apapun, tidak pernah lagi ada rasa kesedihan karena hal hal duniawi,mereka hanya takut kepada Allah,mereka takut membuat Allah murka,pokoknya setiap waktu,setiap saat mereka menjaga hati mereka agar jangan bermaksiat (menjaga anggota tubuh apakan lagi) kalau sedikit saja hati mereka bermaksiat,maka cepat cepat mereka menangis bertaubat juta'an kali,supaya cinta kasih Allah kepada mereka jangan ada perubahan,karena kalau berubah,maka pangkat kewalian mereka akan dicopot,kecintaan Allah berubah kemurkaan,dan kematian yang mengerikan (su-ul khatimah) akan menanti mereka,
ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
dan hal terbesar yang paling ditakuti oleh para wali Allah adalah pada waktu roh berpisah dari jasad,
disana itu lah babak penentuan hidup kita,apakah celaka (syaqiyyun) ataukh bahagia (sa'idun).
pedoman para wali Allah ini adalah sebuah hadist yang berbunyi:
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ: ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻫﻮ اﻟﺼﺎﺩﻕ اﻟﻤﺼﺪﻭﻕ: "ﺇﻥ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻳﺠﻤﻊ ﺧﻠﻘﻪ ﻓﻲ ﺑﻄﻦ ﺃﻣﻪ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻧﻄﻔﺔ، ﺛﻢ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﻠﻘﺔ ﻣﺜﻞ ﺫﻟﻚ، ﺛﻢ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻀﻐﺔ ﻣﺜﻞ ﺫﻟﻚ، ﺛﻢ ﻳﺮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻪ اﻟﻤﻠﻚ ﻓﻴﻨﻔﺦ ﻓﻴﻪ اﻟﺮﻭﺡ، ﻭﻳﺆﻣﺮ ﺑﺄﺭﺑﻊ ﻛﻠﻤﺎﺕ: ﺑﻜﺘﺐ ﺭﺯﻗﻪ ﻭﺃﺟﻠﻪ ﻭﻋﻤﻠﻪ ﻭﺷﻘﻲ ﺃﻭ ﺳﻌﻴﺪ. ﻓﻮ اﻟﻠﻪ اﻟﺬﻱ ﻻ ﺇﻟﻪ ﻏﻴﺮﻩ ﺇﻥ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻟﻴﻌﻤﻞ ﺑﻌﻤﻞ ﺃﻫﻞ اﻟﺠﻨﺔ ﺣﺘﻰ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻨﻬﺎ ﺇﻻ ﺫﺭاﻉ ﻓﻴﺴﺒﻖ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻓﻴﻌﻤﻞ ﺑﻌﻤﻞ ﺃﻫﻞ اﻟﻨﺎﺭ ﻓﻴﺪﺧﻠﻬﺎ، ﻭﺇﻥ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻟﻴﻌﻤﻞ ﺑﻌﻤﻞ ﺃﻫﻞ اﻟﻨﺎﺭ ﺣﺘﻰ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻨﻬﺎ ﺇﻻ ﺫﺭاﻉ ﻓﻴﺴﺒﻖ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻓﻴﻌﻤﻞ ﺑﻌﻤﻞ ﺃﻫﻞ اﻟﺠﻨﺔ ﻓﻴﺪﺧﻠﻬﺎ" ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ.
kata nabi: demi Allah yang tiada tuhan lagi selain dia,sesungguhnya ada seseorang yang selama hidupnya rajin beribadah,beramal dengan amalan para ahli sorga,sampai-sampai jarak antara dia dan sorga tinggal sehasta,namun tulisan dikitab lauh mahfuz dia masuk neraka,lalu di detik-detik akhir hayatnya dia dimudahkan untuk beramal dengan amalan ahli neraka,lalu dia mati,dan pada akhirnya dia masuk neraka,su-ul khatimah
sebaliknya ada juga seseorang yang selama hidupnya beramal dengan amalan ahli neraka,(memacari anak orang,mangacak susu anak orang,mancium pipi bibir anak orang,kada kawa malihat susu ta'antang lalu ja handak mangacak,melihat burit handak mangacak,nang makan zenit inya jua,nang ma'uluakan judi inya jw,puluhan ikung binian digombalinya,smpy kawa main diranjang,smpai 5 ikung di hamilinya binian,nang manyuntan inya jw,nang membajak menagih duit paksa inya jua,betato,pokoknya bini orang bini inya jua,sudahnya dipambatuan inya terkenal dah tukang rasai lahung-lahung disana brata'an)
sampai-sampai jarak antara dia dan neraka tinggal sehasta,
namun tulisan di kitab lauh mahfuz dia ini ahli sorga,akhirnya di detik detik akhir hayatnya dia diberi taufik dan hidayah,bertaubat dengan sungguh2 beramal ibadah dengan amal ahli sorga,dia menangis hingga air matanya habis dan wafat saat itu,
akhirnya dia mati husnul khatimah,masuk sorga,
hadist ini lah yang paling di takuti oleh para wali,sehingga para wali itu mereka mensiasatinya dengan cara setiap detik setiap nafas selalu mengingat Allah, bahkan ada wali yang satu detik saja bila dia lupa kepada Allah,maka dia hukumkan dirinya kafir,
kenapa para wali harus melakukan ini?
karena saat hadist ini datang,ada hadist tandingan yang bisa memprediksi syaqiyyun (celaka) dan sa'idun (bahagia) pada diri seseorang itu,yg berbunyi:
كل ميسر لما خلق له
setiap orang akan dimudahkan untuk menuju takdirnya
jika dia ditakdirkan akan masuk neraka,maka selama dia hidup dia akan dimudahkan untuk beramal amalan ahli neraka,sulit untuk beramal amalan ahli sorga,menghadiri pengajian malas2n,mendengar ayat alquran kepanasan,membela orang kafir yg menistakan alquran,menghina zuriyat rasulullah,menghina para wali Allah,membela wali syaithon,dll...
jika dia ditakdirkan akan masuk sorga,maka disini jalan atau thoriqah para wali,mereka dalam setiap detik,setiap saat takkan melupakan Allah,slalu mengingat Allah dalam hati,dalam pandangan,dalam pendengaran,dalam langkah,dalam gerakan,dalam setiap aktivitas,agar nanti di akhir hayat akan dimudahkan juga seperti itu,
ibadah setiap waktu slalu memandang nur muhammad,takkan tergeser walau sekejap,
sekarang tinggal pilih,kemana arah tujuan hidup kita,apakah ngikut hamba akhirat (para wali Allah,dan ulama yang berjuang menghancurkan musuh Allah)
ataukah ngikut hamba dunia (ulama yang membela musuh Allah demi kepentingan perut ataupun golongan),
semoga kita dimatikan dalam keadaan khusnul khotimah dan selamat dunia akhirat.. Aammiiiinnn
Sumber : Awi Mahmud
Kamis, 27 Oktober 2016
Pengajian Guru Zuhdi Kitab Al ‘Ilmunnibros Malam Jum'at Tanggal 27 Oktober 2016.
Ilmu adalah harta yang paling berharga dan harus di dapatkan dari guru ke guru sampai kepada Rasulullah SAW. Maka ilmu yang di dapat seperti itu akan dapat hubungan dengan Rasulallah.
Menghadiri majelis ilmu sangat beruntung kerena di gabungkan di kelompokan dengan Rasulallah.
Adapun orang yg selalu mencari dunia maka akan di kumpulkan dengan firaun,Qorun.
Setelah mengaji ilmu maka di amalkan. Modal beramal jangan merasa dapat mengerja amal ibadah. Karena merasa tidak bisa mengerja amal ibadah maka meminta kepada Allah yang Arrohman dan Arrohim. Kita minta bukan hanya nikmat yang besar besar tapi juga nikmat yang kecil kecil.
Setelah belajar ilmu wudhu maka kita minta bantuan kepada Allah untuk berwudhu,minta untuk di buatkan pekerjaan berwudhu. Dan saat beramal beribadat merasa sekira bukan karena bantuan Allah tidak akan bisa beramal ibadah(jaka kada Allah yg menolongi).
Apapun yang di rasa dan di dengar nikmat maka itu semua kebaikan Allah.
Walau ada usaha dan ikhtiar tetap tidak memberi bekas. Seperti saat kita bernapas dan kita usaha dengan menarik lalu coba menahan apakah bisa menahan tentu tidak bisa,artinya usaha menarik itu tidak memberi bekas kerena saat menahan kita tdk bisa.
Walau ada usaha ikhtiar tetapi tanpa anugerah pertolongan Allah tidak akan bisa apa apa (kada kawa beapa apa).Meyakini diri kada kawa beapa apa (tidak bisa apa apa) maka itu awal awal dari Rasa. Rasa kada kawa (tidak bisa apa apa) itu yang di cari kerena rasa itu yang sangat penting.
Urang bahari apabila sudah merasa mendapat Rasa itu (rasa kada kawa beapa apa) maka itulah anugerah yang besar.
Rasa yang penting. Ucapan ya Allah pian aja lagi nang ulun hadang. Maka itu anugerah dan nikmat yang luar biasa.Akan tetapi Rasa itu di dapat saat dalam keadaan tegapit(terjepit).
Orang orang yang sudah habis pikir adalah orang yang mendapat hari raya. Datang nya rasa tidak ada yang bisa menolongi lagi selain Allah maka itulah hari raya bagi Orang Soleh.
Tujuan ilmu supaya beramal dan tujuan ilmu supaya dapat Rasa.
Mengambil ilmu supaya dapat Rasa dan Rasa yang di dapat kada kawa beapa apa (tidak bisa berbuat apa apa) itulah awal awal rasa.
Untuk mendapatkan Rasa itu degan mencari Guru dan apabila tidak menemukan guru maka dengan memperbanyak membaca sholawat.
Rasa yg pertama yang membuat ilmu itu berguna yaitu Lahawla wala quata illa billah.Rasa ulun kada kawa beapa beapa.
Kita terjebak dengan rasa selalu kawa (selalu mampu). Padahal mengangkat cangkir hal yang kecil tidak akan bisa kita tanpa pertolongan Allah. Akan tetapi kerena terbiasa merasa kawa merasa mampu sehingga tidak pernah meminta pertolongan Allah. Itulah kita selalu mengucap Bismillah dalam setiap melakukan apapun agar kita selalu meminta pertolongan Allah dalam hal apapun. Karena kita punya Rasa kada kawa beapa apa (tidak mampu berbuat apa apa).
Saat mengerja sholat malam lalu dpt 100 rakaat akan tetapi merasa ini kerjaan diri bukan anugerah dari Allah dan sebagian nya minta puji makhluk. Maka di lihat nya itu adalah kebaikan padahal itu racun.
Lalu ada pelacur yang merasa paling hina paling banyak dosa sehingga pelacur ini jadi sangat tawadhu maka dari Dosa timbul Rasa tawadhu sehingga jadi lah orang yang beruntung. Dan dari ibadat timbul rasa ujub,takabur,sum` ah sehingga jadilah orang yang tidak beruntung.
Untuk mendapatkan Rasa itu harus dengan memperbanyak membaca Sholawat.
Mengaji Al quran selembar lalu merasa nyaman maka membaca lagi sampai dapat sepuluh lembar dan merasa lelah dan dari lelah timbul malas membaca nya lagi. Dan saat nyaman membaca tadi itu lah urang (pertolongan Allah) dan saat lelah membaca lalu jadi malas membaca itu lah diri kita sebenar nya. Dan semua itu letak nya di Rasa bukan untuk di pander(di ucapkan).
Kita adalah hamba yang tidak bisa beapa apa dan tidak punya apa apa.
Karena hamba maka tidak ada sedikitpun minta pujian kerena lahawla wala quata illabillah.
Asal pinandu dengan diri ,asal tahu diri dan kenal diri tidak akan pernah sombong dan ujub.
Seseorang yang dulu nya kaya lalu miskin maka saat miskin berucap aku faqir maka ucapan nya itu lah Rasa yg di cari. Karena memang kita sebenarnya Faqir.
Orang yang selalu merasa diri nya Faqir maka Allah pun jadi maras (kasihan) dan makhluk pun juga maras. Dan Allah luruk (curahkan) pemberian yang banyak bagi orang yang selalu merasa diri nya faqir.
Dan orang yg merasa faqir ini berdoa ya Allah apabila engkau memberi hamba rejeki yang banyak tapi hamba tidak ingin rasa ini engkau hilang kan(rasa faqir).
Rasa itu yang kita cari siang dan malam karena rasa itu yang membuat kita tahu diri.
Kita selalu merasa hebat,mulia,kaya,alim. Lalu Allah beri rasa itu kepada hambanya dengan meletakan orang itu jadi bangkrut sehingga ada muncul rasa faqir tidak lagi ada rasa kaya.
Allah letakan hamba itu dengan kehinaan sehingga selalu di hina sehingga mendapat rasa diri hina tidak ada lagi rasa mulia.
Dan apabila sudah dapat rasa itu selalu berdoa kepada Allah agar Allah tidak mencabut rasa itu.
Hanya Allah yang bisa menyelamatkan kita. Minta kepada Allah dengan selalu berdoa Ihdinas sirotol mustaqim.
Sumber : pencinta Waliyullah
Manaqib Syeikh Hasan Al Bashri
ilustrasi foto
Hasan al-Basri (642 – 728 atau 737); Abu Sa’id al-Hasan ibn Abi-l-Hasan Yasar al-Basri) ialah ahil teologi Arab terkenal dan cendekiawan Islam.
Hassan al-Basri dilahirkan di Madinah pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin al-Khattab pada tahun 21 Hijrah (642 Masihi). Pernah menyusu pada Ummu Salmah, isteri Rasulullah S.A.W., ketika ibunya keluar melaksanakan suruhan beliau. al-Hassan al-Basri pernah berguru kepada beberapa orang sahabat Rasul S.A.W. sehingga beliau muncul sebagai ulamak terkemuka dalam peradapan Islam. al-Hassan al-Basri meninggal di Basrah, Iraq, pada 110 Hijrah (728 Masihi). Beliau pernah hidup pada zaman pemerintahan Khalifah Abdul Malik b. Marwan.
Al-Hasan bin Yasar (30…???-110 H)
Suatu hari ummahatul mu’minin, Ummu Salamah, menerima khabar bahwa mantan “maula” (pembantu wanita)-nya telah melahirkan seo¬rang putera mungil yang sehat. Bukan main gembiranya hati Ummu Salamah mendengar berita tersebut. Diutusnya seseorang untuk mengundang bekas pembantunya itu untuk menghabiskan masa nifas di
rumahnya.
Ibu muda yang baru melahirkan tersebut bernama Khairoh, orang yang amat disayangi oleh Ummu Salamah. Rasa cinta ummahatul mu’minin kepada bekas maulanya itu, membuat ia begitu rindu untuk segera melihat puteranya. Ketika Khairoh dan puteranya tiba, Ummu Salamah memandang bayi yang masih merah itu dengan penuh sukacita dan cinta. Sungguh bayi mungil itu sangat menawan. “Sudahkah kau beri nama bayi ini, ya Khairoh?” tanya Ummu Salamah. “Belum ya ibunda. Kami serahkan kepada ibunda untuk menamainya” jawab Khai¬roh. Mendengar jawaban ini, ummahatul mu’minin berseri-seri, seraya berujar “Dengan berkah Allah, kita beri nama Al-Hasan.” Maka do’apun mengalir pada si kecil, begitu selesai acara pembe¬rian nama.
Al-Hasan bin Yasar – atau yang kelak lebih dikenal sebagai Hasan Al-Basri, ulama generasi salaf terkemuka – hidup di bawah asuhan dan didikan salah seorang isteri Rasulullah SAW: Hind binti Suhail yang lebih terkenal sebagai Ummu Salamah. Beliau adalah seorang puteri Arab yang paling sempurna akhlaqnya dan paling kuat pendiriannya, ia juga dikenal – sebelum Islam – sebagai penulis yang produktif. Para ahli sejarah mencatat beliau sebagai yang paling luas ilmunya di antara para isteri Rasulullah SAW.
Waktu terus berjalan. Seiring dengan semakin akrabnya hubun¬gan antara Al-Hasan dengan keluarga Nabi SAW, semakin terbentang luas kesempatan baginya untuk ber”uswah” (berteladan) pada ke¬luarga Rasulullah SAW. Pemuda cilik ini mereguk ilmu dari rumah-rumah ummahatul mu’minin serta mendapat kesempatan menimba ilmu bersama sahabat yang berada di masjid Nabawiy.
Ditempa oleh orang-orang sholeh, dalam waktu singkat Al-Hasan mampu meriwayatkan hadist dari Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa Al-Asy’ari, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik dan sahabat-sahabat RasuluLlah lainnya.
Al-Hasan sangat mengagumi Ali bin Abi Thalib, karena keluasan ilmunya serta kezuhudannya. Penguasan ilmu sastra Ali bin Abi Thalib yang demikian tinggi, kata-katanya yang penuh nasihat dan hikmah, membuat Al-Hasan begitu terpesona.
Pada usia 14 tahun, Al-Hasan pindah bersama orang tuanya ke kota Basrah, Iraq, dan menetap di sana. Dari sinilah Al-Hasan mulai dikenal dengan sebutan Hasan Al-Basri. Basrah kala itu terkenal sebagai kota ilmu dalam Daulah Islamiyyah. Masjid-masjid yang luas dan cantik dipenuhi halaqah-halaqah ilmu. Para sahabat dan tabi’in banyak yang sering singgah ke kota ini.
Di Basrah, Hasan Al-Basri lebih banyak tinggal di masjid, mengikuti halaqah-nya Ibnu Abbas. Dari beliau, Hasan Al-Basri banyak belajar ilmu tafsir, hadist dan qiro’at. Sedangkan ilmu fiqih, bahasa dan sastra dipelajarinya dari sahabat-sahabat yang
lain. Ketekunannya mengejar dan menggali ilmu menjadikan Hasan Al-Basri sangat ‘alim dalam berbagai ilmu. Ia terkenal sebagai seorang faqih yang terpercaya.
Keluasan dan kedalaman ilmunya membuat Hasan Al-Basri banyak didatangi orang yang ingin belajar langsung kepadanya. Nasihat Hasan Al-Basri mampu menggugah hati seseorang, bahkan membuat para pendengarnya mencucurkan air mata. Nama Hasan Al-Basri makin harum dan terkenal, menyebar ke seluruh negeri dan sampai pula ke telinga penguasa.
Ketika Al-Hajaj ats-Tsaqofi memegang kekuasan gubernur Iraq, ia terkenal akan kediktatorannya. Perlakuannya terhadap rakyat¬ terkadang sangat melampaui batas. Nyaris tak ada seorang pun penduduk Basrah yang berani mengajukan kritik atasnya atau menen¬tangnya. Hasan Al-Basri adalah salah satu di antara sedikit penduduk Basrah yang berani mengutarakan kritik pada Al-Hajaj. Bahkan di depan Al-Hajaj sendiri, Hasan Al-Basri pernah menguta¬rakan kritiknya yang amat pedas.
Saat itu tengah diadakan peresmian istana Al-Hajaj di tepian kota Basrah. Istana itu dibangun dari hasil keringat rakyat, dan kini rakyat diundang untuk menyaksikan peresmiannya. Saat itu tampillah Hasan Al-Basri menyuarakan kritiknya terhadap Al-Hajaj:
“Kita telah melihat apa-apa yang telah dibangun oleh Al-Hajaj. Kita juga telah mengetahui bahwa Fir’au membangun istana yang lebih indah dan lebih megah dari istana ini. Tetapi Allah menghancurkan istana itu … karena kedurhakaan dan kesombongannya …”
Kritik itu berlangsung cukup lama. Beberapa orang mulai cemas dan berbisik kepada Hasan Al-Basri, “Ya Abu Sa’id, cukupkanlah kritikmu, cukuplah!” Namun beliau menjawab, “Sungguh Allah telah mengambil janji dari orang-orang yang berilmu, supaya menerangkan kebenaran kepada manusia dan tidak menyembunyikannya.”
Begitu mendengar kritik tajam tersebut, Al-Hajaj menghardik para ajudannya, “Celakalah kalian! Mengapa kalian biarkan budak dari Basrah itu mencaci maki dan bicara seenaknya? Dan tak seo¬rangpun dari kalian mencegahnya? Tangkap dia, hadapkan kepadaku!” .
Semua mata tertuju kepada sang Imam dengan hati berge¬tar. Hasan Al-Basri berdiri tegak dan tenang menghadapi Al-Hajaj bersama puluhan polisi dan algojonya. Sungguh luar biasa ketenan¬gan beliau. Dengan keagungan seorang mu’min, izzah seorang muslim dan ketenangan seorang da’i, beliau hadapi sang tiran.
Melihat ketenangan Hasan Al-Basri, seketika kecongkakan Al-Hajaj sirna. Kesombongan dan kebengisannya hilang. Ia langsung menyambut Hasan Al-Basri dan berkata lembut, “Kemarilah ya Abu Sa’id …” Al-Hasan mendekatinya dan duduk berdampingan. Semua mata memandang dengan kagum.
Mulailah Al-Hajaj menanyakan berba¬gai masalah agama kepada sang Imam, dan dijawab oleh Hasan Al-Basri dengan bahasa yang lembut dan mempesona. Semua pertanyaan¬nya dijawab dengan tuntas. Hasan Al-Basri dipersilakan untuk pulang. Usai pertemuan itu, seorang pengawal Al-Hajaj bertanya, “Wahai Abu Sa’id, sungguh aku melihat anda mengucapkan sesuatu ketika hendak berhadapan dengan Al-Hajaj. Apakah sesungguhnya kalimat yang anda baca itu?” Hasan Al-Basri menjawab, “Saat itu kubaca: Ya Wali dan PelindungKu dalam kesusahan. Jadikanlah hukuman Hajaj sejuk dan keselamatan buatku, sebagaimana Engkau telah jadikan api sejuk dan menyelamatkan Ibrahim.”
Nasihatnya yang terkenal diucapkannya ketika beliau diundang oleh penguasa Iraq, Ibnu Hubairoh, yang diangkat oleh Yazid bin Abdul Malik. Ibnu Hubairoh adalah seorang yang jujur dan sholeh, namun hatinya selalu gundah menghadapi perintah-perintah Yazid yang bertentangan dengan nuraninya. Ia berkata, “Allah telah memberi kekuasan kepada Yazid atas hambanya dan mewajibkan kita untuk mentaatinya. Ia sekarang menugaskan saya untuk memerintah Iraq dan Parsi, namun kadang-kadang perintahnya bertentangan dengan kebenaran. Ya, Abu Sa’id apa pendapatmu? Nasihatilah aku …”
Berkata Hasan Al-Basri, “Wahai Ibnu Hubairoh, takutlah kepada Allah ketika engkau mentaati Yazid dan jangan takut kepada Yazid¬ketika engkau mentaati Allah. Ketahuilah, Allah membelamu dari Yazid, dan Yazid tidak mampu membelamu dari siksa Allah. Wahai Ibnu Hubairoh, jika engkau mentaati Allah, Allah akan memelihara¬mu dari siksaan Yazid di dunia, akan tetapi jika engkau mentaati Yazid, ia tidak akan memeliharamu dari siksa Allah di dunia dan akhirat. Ketahuilah, tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam ma’siat kepada Allah, siapapun orangnya.” Berderai air mata Ibnu Hubairoh mendengar nasihat Hasan Al-Basri yang sangat dalam itu.
Pada malam Jum’at, di awal Rajab tahun 110H, Hasan Al-Basri memenuhi panggilan Robb-nya. Ia wafat dalam usia 80 tahun. Pendu¬duk Basrah bersedih, hampir seluruhnya mengantarkan jenazah Hasan Al-Basri ke pemakaman. Hari itu di Basrah tidak diselenggarakan sholat Ashar berjamaah, karena kota itu kosong tak berpenghuni.
Selasa, 25 Oktober 2016
Manaqib Sayid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli Pengarang Kitab ( Dalail Khoirat )
Segala puji bagi Allah yang menganugerahi hidayah kepada kita berupa iman dan Islam, yang memberikan kenikmatan kepada kita dengan suka bersholawat salam kepada baginda Rosul sebaik - baik manusia, beliaulah yang kita mintai syafa’at dan beliau pula yang mensyafa’ati
kita, yang menjadi juru selamat dihari kiamat kelak.
Saya bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan hanya Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, shalawat salam atas beliau, keluarga dan para sahabatnya.
Tulisan ini adalah sebagian dan sejarah perjalanan hidup seorang Imam yang alim dan amil, seorang wali Allah yang besar dan sempurna yang ma’rifat kepada Allah, yang muhaqqik dan wasil kepada-Nya, seorang tokoh terkemuka pada zamannya, yang berbeda pada masanya, Sayid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli rodliyallah ‘anhu yang mengarang kitab dalailul Khoirot
Nasab
Adapun nasabnya adalah Sayid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman bin Abdurrohman bin Abu Bakar bin Sulaiman bin Ya’la bin Yakhluf bin Musa bin ‘Ali bin Yusuf bin Isa bin Abdulloh bin Jundur bin Abdurrohman bin Muhammad bin Ahmad bin Hasan bin Isma’il bin Ja’far bin Abdulloh bin Hasan bin Hasan bin Ali bin Abu Tholib Karramallahu Wajhah.
Kelahiran
Beliau dilahirkan di Jazulah yaitu di sebuah kabilah dari Barbar di pantai negeri Maghrib {Maroko} Afrika. Beliau belajar di Fas yaitu sebuah kota yang cukup ramai yang terletak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan Mesir. Jarak antara Fas dan Mesir kira-kira 36 derajat 17 daqiqoh atau sekitar 4.064 km. Dikota Fas beliau belajar hingga menjadi sangat banyak menguasai ilmu yang bermacam-macam sehingga namanya tersohor, kemudian beliau mengarang kitab “Dalail al Khoirat”.
Sejarah Menjelang Mengarang Kitab Dalailul Khoirot
Adapun sebab musabah beliau mengarang kitab Dalailul Khoirot adalah karena pada suatu saat beliau singgah di suatu desa bertepatan dengan waktu (habisnya) sholat dhuhur; tetapi beliau tidak menjumpai seorangpun yang dapat beliau tanyai untuk mendapatkan air wudlu.
Akhirnya beliau menemukan sebuah sumur yang tidak ada timbanya, maka beliau berputar-putar di sekitar sumur itu dalam keadaan bingung karena tidak ada alat untuk menimba air. Tetapi kemudian beliau dilihat oleh seorang anak perempuan kecil yang berusiya sekitar tujuh tahun. Anak itu bertanya kepada Sayid Muhammad al-Jazuli,
“Ya Syekh, mengapa anda nampak bingung berputar-putar disekitar sumur Syekh menjawab,”Saya Muhammad bin sulaiman”.
Anak itu bertanya lagi, “Apa yang hendak tuan kerjakan ?“.
Syekh menjawab, “Waktu sholat dhuhurku sudah sempit, tetapi saya belum mendapatkan air untuk berwudlu”.
Anak kecil itu bertanya, apakah dengan namamu yang sudah terkenal ia tidak bisa (hanya sekedar) mendapatkan air wudlu dan dalam sumur? Tunggulah sebentar!“
Kemudian anak kecil itu mendekat ke bibir sumur dan meniupnya sekali, tiba-tiba airnya mengalir dan memancarkan di sekitar sumur seperti sungai besar.
Kemudian anak kecil itu pulang kerumahnya, dan Syekh Muhammad Al-Jazuli pun segera berwudlu dan melaksanakan sholat dluhur.
Setelah itu Syekh Muhammad bergegas mendatangi anak perempuan kecil itu, sesampainya di sana beliau mengetuk pintu. Anak kecil itu berkata, “Siapa itu ?“, maka syekh menjawab, “Wahai anak perempuanku, saya bertanya kepadamu, demi Allah dan kemahaagungan-Nya yang menciptakan kamu dan menunjukan kepadamu terhadap Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi dan Rasulmu yang diharap-harapkan syafaatnya, saya harap engkau mau menemuiku, saya hendak menanyakan tentang satu hal”.
Ketika anak itu menemui beliau, Syekh Muhammad Al-Jazuli bersumpah, “Aku bersumpah kepadamu demi kemahaagungan Allah, demi kemahakuasaan-Nya, demi kemahamemberi-Nya, demi kemahasempurnaan-Nya dan demi Nabi Muhammad yang sholawat salam atas beliau, para shahabat, isteri dan putra-putra beliau, demi risalah beliau dan demi syafaat beliau, aku mohon kamu mau menceritakan kepadaku dengan apakah kamu bisa mendapatkan martabat yang tinggi {sehingga dapat mengeluarkan air dan sumur tanpa menimba} ?“.
Anak perempuan kecil itu menjawab, : “Kalaulah tidak karena sumpahmu itu wahai Syekh, tentulah aku tidak mau menceritakannya. Saya mendapatkan keistimewaan yang demikian itu karena membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Saw.” Setelah peristiwa itu kemudian Syekh Muhammad Al-Jazuli radliallahu anhu mengarang kitab “Dalail al Khairat” di kota Fas. Dan sebelum beliau mensosialisasikan kitab itu ia mendapat ilham untuk pulang kembali ke tanah kelahirannya. Maka beliau kembali dan Fas kedesa beliau ditepi daerah Jazulah. Kemudian beliau dengan kesendiriannya itu bertemu Syekh Abu Abdilah Muhammad bin Abdullah Al-Shaghir seorang penduduk dipinggiran desa dan beliau berguru Dalail kepadanya.
Kemudian Syekh Muhammad Al-Jazuli melaksanakan kholwat untuk beribadah selama 14 tahun dan kemudian keluar dan kholwatnya untuk mengabdikan din dan menyempurnakan pentashihan (pembetulan) kitab “Dalait al Khoirot” pada hari jum’at, 6 Rabi’ul Awwal 82 H. delapan tahun sebelum hari wafatnya.
Adapun Thoriqoh beliau disandarkan pada Syekh Syadzili yang belajar dan Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Mudhor Al-Munithi dan Sayid Abu Utsman Sa’id Al-Hartanai dan Sayid Abi Zaid Abdurrahman Al-Rajnaji dan Sayid Abul Fadhil Al-Hindi dan Syekh Ihus Uwais Zamanihi dan Sayid Abu Abdilah Al-Maghribi seorang pengembara yang dimakamkan di Damnaliur AlBukhairoh dan pengikut para orang sholih dan kelompok Thoriholnya muslikin dan seagung-agungnya orang-orang ma’nifat dan Imamnya para wasil, Abul Aqthob yang diperlihatkan oleh Allah terhadap semua pengikutnya sebagai penerus barisan para keturunan Al Hasyimiyyah dan keturunan Nabi, Sayid Abul Hasan ‘Ali Al-Syadzali radtiyallahu ‘anhu yang dilahirkan pada tahun 595 H. dan wafat pada tahun 656 H
Dinegerinya sebelum beliau merealisasikanSepuluh hal sebagaimana beliau berkata: “Masih ada sepuluh tahun untukmu”, dan beliau mewariskan banyak teman. Adapun murid-murid beliau banyak sekali, diantaranya adalah Syekh Abu Abdillah Muhammad Al-Shoghir Al-Sahli dimana beliau adalah yang tertua dan sahabatnya yang lain, yang menemaninya dalam meriwayatkan Dalail. Kemudian Syekh Abu Muhammad Abdul Karim Al-Mandari dan juga Syekh Abdul ‘Aziz Ab-Tiba’ dan beliaulah Sayid dan Gum Sanadku (Mu’aUif dintana Guru saya Sayid Ahmad Musa Al-Samlali berguru kepadanya dan kemudian Sayid Ahmad bin Abbas A1-Shom’i berguru kepadanya dan kemudian Sayid Mufri Abdul Qodir Al-Fasi belajar kepadanya dan kemudian Sayid Ahmad bin Al-Haj belajar kepadanya kemudian Sayid Muhammad bin Ahmad bin Ahmad bin Al-Matsani belajar kepadanya dan kemudian Sayid Muhammad bin Abmad A1-Mudghiri belajar kepadanya dan kemudian Sayid All bin Yusuf Al-Hariri Al-Madanibelajar kepadanya dan kemudian Sayid Muhammad Amin Al-Madani belajar kepadanya dan kemudian Al-Quthbu Al-Rais Sayid Muhammad Idris belajar kepadanya dan kemudian Al Quthbu Al-Rasyid Sayid Abdul Mu’id radliyallahu ‘anhurn dan santrinya yang dijuluki dengan Muhammad Ma’ruf yang belajar kepadanya.
Syekh Muhammad Al-Jazuli Mendidik
Syekh Muhammad Al-Jazuli pada mulanya mulai mendidik para muridin dipinggiran Asafi di mana banyak sekali orang yang sadar dan bertaubat atas bimbingannya. Dzikirnya begitu terkenal, tersebar dan diamaikan orang-orang diberbagai negeri dan nampaklah keistimewaan yang besar dan keramat-keramatnya. Syekh Muhammad Al-Jazuli senantiasa berpegang teguh terhadap hukum-hukum Allah SWT dengan melaksanakan ajaran A1-Qur’an dan Sunnah rosul shallalluhu ‘alaihi wassalani. Kemudian beliau pindah dan Asafi kesuatu tempat yang terkenal dengan afrigal. Kemudian beliau membangun masjid dan menetap ditempat itu untuk tetap mendidik dan membimbing para muridin ke jalan yang benar sesuai petunjuk Allah.
Jelaslah cahaya keberkahan beliau, nampaklah tanda-tanda kerahasiaannya dan para faqir dan orang-orang yang tekun membaca dan dzikir kepada Allah dan membaca sholawat Nabi semakin banyak Dzikir-dzikir beliau dikenal disegenap penjuru dan pam pengikutnya pun tersebar disetiap bagian negeri sehingga menjadi semarak dan hiduplah negeri Maghribi. Syekh Muhammad Al-Jazuli memperbaharui Thoriqot di Maghribi setelah pengaruh-pengaruh dari pengajarannya. Syekh Muhammad Al-Jazuli benar-benar seorang yang mencurahkan waktunya untuk menolong dan memberikan manfa’at kepada ummat Beliau juga mengutus para sahabatnya keberbagai negeri untuk menda’wahkan hukum Allah dan mendorong mereka ke jalan Allah.
Banyak sekali orang mengikuti dan mengamalkan Thoriqotnya. Mereka juga banyak yang datang langsung kepada Syekh Muhammad A1-Jazuli untuk bertaqurrub dan mencari ridho Allah. Junilali dan pengikut itu mencapai 12665 orang dimana kesemuanya itu bisa mendapatkan fadhilah menurut kadar martabat dan kedekatan mereka dengan Syekh Muhammad Al-Jazuli.
Wafatnya Syekh Muhammad Al Jazuli
Beliau wafat waktu melaksanakan sholat subuh pada sujud yang pertama (atau pada sujud yang kedua menurut satu riwayat) tanggal 16 Rabi’ul Awwal 870 H. Beliau dimakamkan setelah waktu sholat dhuhur pada hari itu juga di tengah masjid yang beliau bangun.
Sebagian dan keramatnya adalah setelah 77 tahun dan wafat beliau, makam beliau dipindahkan Maralisy, dan ternyata ketika jenazah beliau dikeluarkan dan kubur, keadaan jenazah itu masih utuh seperti ketika beliau dimakamkan. Rambut dan jenggot beliau masih nampak bersih dan jelas seperti pada hari beliau dimakamkan. Makam beliau di Markasy sering diziarahi oleh banyak orang.
Sebagian besar dan peziarah itu membaca Dalil al Khairat disana, sehingga dijumpai di makam itu bau minyak misik yang amat harum karena begitu banyak di bacakan sholawat salam kepada nabi muhamad, para sahabat dan keluarga beliau. kisah wangi semerbak itu adalah sebagian dari sejarah yang lain tentang beliau bahwa para orang sholeh dari berbagai penjuru dari masa ke masa senantiasa membaca dan mengamalkan kitab beliau yaitu dalail al khoirot.
Akhirnya beliau mendapat perdikat sebagai seutama-utamanya orang yang bersama Rosul SAW kelak karena banyaknya pengikut beliau untuk membaca Sholawat, sebagai mana Rosululloh SAW bersabda, “Seutama utama manusia bersamaku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca Sholawat untukku”
Syekh al-Khafidh Abu Na’im berkata, “ Sejarah besar tentang Syeh Muhamad Al-Jazuli ini benar-benar sesuai dengan hadist dan fatwa para sahabat tentang membaca sholawat kepada Nabi ni saya telah menuqilnya meskipun banyak para ulama’ yang mengetahuinya secara pasti, sebagai mana disabdakan Nabi, “Sedekat-dekatnya orang yang lebih berhak mendapat syafa’atku pada hari kiamat besok adalah orang yang paling banyak membaca sholawat pada waktu ia masih di dunia”
Segala puji bagi Alloh tanpa batas, Sholawat salam atas Rosululloh SAW para sahabat dan keluarganya. Amien
Jumat, 21 Oktober 2016
Manaqib Guru Husein Qadri Albanjari
KH.Husein Qadri bin Mufti KH.Ahmad Zaini bin KH.Abdurrahman Al-Banjari di lahirkan pada tanggal 17 Ramadhan 1327 H dari seorang ibu yang sholehah yang bernama Hj.Sanah putri Niangah putri Hamidah binti Mufti H.Jamaluddin putra Syeikh Muhammad Arsyad Al- Banjari.
Sejak kecil dia selalu dalam pengasuhan dan pendidikan ayahnya Mufti KH.Ahmad Zaini dan kakeknya yang bernama KH.Abdurrahman (Guru Adu Tunggul Irang) bin KH.Zainuddin Al-Banjari, guru beliau yang utama sekali dalam bidang ilmu adalah kakeknya sendiri yaitu KH.Abdurrahman (guru Adu) yang setiap malam sebelum kakeknya mengaji kepada gurunya KH.Said Wali al-Banjari sehingga ia dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan Agama.
Selain itu beliau juga belajar kepada KH.Kasyful Anwar al-Banjari di kampung Melayu Martapura, kemudian beliau disuruh belajar oleh kakeknya KH.Abdurrahman untuk belajar secara khusus tentang Wifik kepada KH.Zainal Ilmi di desa dalam pagar Martapura.
Beliau sangat terkenal sebagai ulama yang wara ', lemah lembut, ramah- tamah kepada siapapun, sehingga senyumnya selalu membayang bagi orang yang mengenal beliau, tak heran bila dia sangat dicintai oleh masyarakat. Kehidupannya yang sangat sederhana dan memiliki akhlak yang mulia.
Beliau menjabat sebagai Qadhi yang dikenal jujur dan adil di Kantor Kerapatan Qadhi Martapura pada waktu itu, ada sekitar 15 buah langgar tempat ia melakukan pengajian secara rutin, setiap pengajian di Mesjid Jami 'al Karamah martapura selalu dihadiri ribuan kaum muslimin yang melimpah-ruah sampai ke halaman mesjid.
Beliau sangat jeli dan peka terhadap situasi masyarakat, maka ketika ia melihat hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam meskipun hanya syubhat, ia dengan sigap dan cepat meluruskan kembali dan membimbing ke arah yang sebenarnya dengan sangat bijaksana dan penuh kasih sayang . Di antara karya tulis beliau adalah:
1. Senjata Mu'min
2. Manasik Haji dan Umrah
3. Nurul Hikmah
4. Kitab Khutbah Jum'at
5. dan sebuah kitab Tafsir al-Qur'an yang tidak sempat ia beri judul.
Qadhi KH.Husein Qadri tercatat sebagai guru senior yang memiliki pengaruh dalam pembaharuan kemajuan di Pondok Pesantren Darussalam Martapura yang diakui keilmuannya, baik oleh kalangan orang masyarakat biasa maupun kalangan orang-orang alim, diantaranya:
Al-Muhaddist KH.Anang Sya'rani Arif beliau berkata: "Tadi malam aku sudah mengetahui akan tanda tanda kematiannya, sampai jam 3 malam aku tidak bisa tidur, aku keluar rumah, aku melihat keatas langit tidak ada satu bintangpun yang bersembunyi, semuanya keluar , lalu dalam hatiku berkata: jika aku parak (dekat) dengan rumah si anang (biasanya memanggil KH.Husein Qadri) aku akan datang kerumahnya, akan tetapi rumahku jauh terpaksa setelah sholat subuh aku baru bisa kerumahnya, ketika aku sampai kerumahnya, nafasnya telah habis (wafat). dan katanya, "Tidak ada yang dapat menyamai anang masalah kehebatannya, antara syariat dan hakikat, baginya sama berat timbangannya."
KH.Syarwani Abdan Bangil pernah berkata tentang KH.Husein Qadri : "Tidak ada yang bisa menyamainya apalagi melebihi akhlak H.Husein Qadri dijaman sekarang dan akan datang.”
Seorang ulama besar dari Aceh pernah datang ke Martapura untuk menghadiri pengajian rutin Qadhi KH.Husein Qadri di Mesjid al-Mukarramah, Martapura pada waktu Ashar, beliau duduk ditengah tengah orang banyak bersama temannya, ia menyamar sebagai orang biasa, usai pengajian iapun berkomentar kepada temannya tadi : "Tidak ada yang dapat menyamai ulama ini, kalau segi ilmu mungkin banyak ulama lain juga memilikinya, tapi ia memiliki Nur yang langsung ia dapat dari Allah SWT inilah yang membedakannya dengan orang lain ”.
Pernah suatu hari setelah beliau wafat, seorang dari pulau sumatera datang berkunjung kekota martapura dan berkeliling di Pasar Martapura sampailah ia bertemu dengan Habib Zein al-Habsyi, iapun langsung menanyakan akan Kitab Senjata Mukmin karangan KH.Husein Qadri, kemudian Habib Zein Al- Habsyi mengambilkannya dan menyerahkan kepada orang tersebut. orang itu lalu membayarnya dengan biaya yang mahal, lalu ia cium foto KH.Husein Qadri seraya berkata : "Inilah keperluanku datang dari pulau Sumatera kesini dan inilah sebenar- benarnya Wali Allah yang besar”. dan banyak lagi pujian yang ditujukan kepadanya baik dari teman maupun murid muridnya.
Qadhi KH.Husein Qadri Al-Banjari adalah saudara seayah lain ibu dengan KH. Badruddin (Guru Ibad), beliau memiliki beberapa anak diantaranya:
-H.Najmuddin
-H.HasanRusydi
-H.AbdulMuadzdanlainnya.
Setelah sekian tahun berkiprah dalam dakwah menegakkan hukum Islam, mengayomi masyarakat tanpa pamrih, akhirnya pada hari Jum'at tanggal 27 Jumadil Awwal 1387 H, beliau berpulang ke Rahmatullah, jasadnya dimakamkan di Desa Tunggul Irang Martapura berdampingan dengan ayah dan kakeknya.
(“Semoga Rahmat dan Ridho Allah SWT selalu terlimpah atas Tuan Guru KH. Husein Qadri Al-Banjari...Amiin “.)
Kamis, 20 Oktober 2016
Guru Zuhdi Kitab Al ‘Ilmunnibros. (Ilmu Nibras; Habib Abdullah bin Alwi bin Hasan Al atthos)
Berkata Al_alimul Al_allamah Abah Haji Guru Zuhdi..........
Hanya sanya sepakat org soleh terdahulu melarang seseorg yg menuju Allah dr berbagai mcm jalan yg di ambil dan melarang memiliki beberapa guru utk suluk krn akhirnya membuat bingung siapa yg hrs di patuhi shg tdk fokus lg keinginan dan terbagi bagi fokus pikiran karena hati pd permulaan suluk permasalahan yg di hadapi sm sprt dlm keadaan luka shg memberi mudorat dan bahaya apabila di beri bermacam macam obat. Sembuhkan dl penyakit nya di tangan seorang dokter yg di yakini akan dokter itu yang dokter ini ahli dlm mengobati.
Apabila mencari ilmu mk modal utama dgn Berguru mempunyai guru. Guru yg membuka akan pahaman dlm buku atau kitab.Orang yg tdk berguru merasa benar akan pahaman nya pdhl salah. Begitu juga belajar fiqih,tauhid,Tasawuf. Lalu Allah kirim para nabi,Rasul dan ulama ulama yg membawa ilmu tentang kebenaran.
Ilmu yg di yakini benar harus lah bersanad dari guru ke guru dan ke guru smp kpd Rasulallah.
Ilmu itu di dapat harus belajar. Maka belajar fiqih,tauhid ,tasawuf belajar dgn ulama dgn berguru dmn kitab nya yg muktabar.
Ilmu yg di cari ilmu yg benar. Apabila mendapat ilmu tanpa berguru mk guru nya setan.
Supaya jatuh cinta dgn Allah mk harus ada guru yg membimbing yaitu Syekh Murobbi Mursyd. Dalam kitab di katakan pd akhir zaman Syekh Murobbi Mursyd mulai tersembunyi hal ini di karenakan tdk ada lg yg menghargai ilmu yg serius mengamalkan ilmu yg di dapat.
Kitab paling dasar dari Imam Gazali bidayatul bidayah yaitu niat hendak menuntut ilmu itu apa.
Saat tdk juga bertemu syekh murobbi mursid mk tdk ada lg pintu yg terbuka selain dgn Sholawat. Karena hnya dgn Sholawat yg pintu itu msh terbuka.
Dengan memperbanyak sholawat mk tdk akan lg bisa melupakan Allah.Kecintaan kpd Rasulallah adalah dasar. Dan dasar menuntut ilmu yg utama niat yaitu 1. Agar nyaman hidup dan 2 .Agar di ridhoi Allah.
Niat menuntut ilmu agar di dunia nyaman dan di akhirat nyaman atau paling tdk walau di dunia sakit tp di akhirat nyaman. Seperti punya rumah di dunia mk ingin juga punya rumah di akhirat yaitu surga. Maka menuntut ilmu dgn mempelajari Tauhid fiqih dan Akhlak dan di amalkan .
Walau bermacam macam aliran mk cari ilmu yg benar dgn mencari guru yg benar yaitu guru yg bersanad dari guru ke guru ke guru smp kpd Rasulallah.
Pokok nya klo tdk sampai ke Rasulallah maka putus lh sanad nya dan tdk bisa di jadikan guru org itu.
Dan juga menuntut ilmu supaya mendapat ridho Allah.
Selama masih hidup maka niat hanya menuntut ilmu dan beramal. Dan mencari duit hnya jadi jalan utk menuntut ilmu.
Ilmu yg bermanfaat ilmu yg bisa membuka utk akhirat. Bekerja di dunia lalu dpt duit mk membuka duit itu utk akhirat sprt bersedekah.Kalo kita simpan duit dlm lemari mk itu bkn buat kita akan tetapi duit di kirim utk akhirat itulah jd sebenar duit kita. Silahkan cari duit tp utk beribadah
Jangan pelit dan menuntut ilmu dgn niat spy hidup nyaman dunia akhirat dan supaya Allah ridho mk yg di tunggu hnya minta di jemput Allah.
Niat kita mati dlm menuntut dan kewajiban di laksanakan. Urusan dunia silahkan di cari asal baik dan yg penting jangan pelit. Dan Sholawat sll di amalkan. Sholawat silahkan di baca wlw tdk tahu kegunaan sholawat itu krn sprt minum obat walau tdk tahu bahan nya tp pasti ada reaksinya mk begitu juga sholawat.
Sumber : Pencinta Waliyullah
Selasa, 18 Oktober 2016
Kalam kalam Al allimul Al allamah Abah Haji Guru Zuhdi dalam Majelis Ilmu
1.Tidak ada Allah mau kurang lebih kalo terhadap gibah karena Allah pst marah kpd org yg menggibah(membuka aib org lain).
Salah nya di diri kita,lebih baik pujian drpd hinaan,shg saat di hina kita marah.
Karena tdk belajar makrifat shg di akal pikiran dan hati kita lebih banyak makhluk nya drpd Allah.
(Ihya ullumuddin,2Maret 2016)
2.Pujian tdk membuat kita mulia,dan hinaan tdk membuat kita hina. Berapa banyak wali wali Allah yg di hina tp mrk tdk hina malah mulia. Jadi rubah lah kalo pujian lbh baik dr hinaan krn kita sdh belajar makrifat kpd Allah dgn hanya mencari ridho Allah,keridhoan Allah.
(Ihya Ullumuddin,2 Maret 2016)
3.Kekuatan kita terhadap hinaan adalah utk mencari ridho Allah shg kita sabar menghadapi hinaan,jd apapun omongan org tdk masalah selama yg kita cari keridhoan Allah bukan kehendak,mau nya makhluk , ridho nya makhluk.
(Ihya Ullumuddin,2 Maret 2016)
4.Kita belajar menuju ridho nya Allah meninggalkan yg lain selain Allah.
Jangan makhluk yg di utamakan.
Dalam hidup ada yg memuji,ada yg menghina,Allah membuat itu hikmat nya agar manusia tdk menuju pujian. Jangan takut di hina.Yang utama itu penilaian Allah dan keridhoan Allah. Kita bangga punya pedoman ridho Allah.
(Ihya Ullumuddin,2 Maret 2016)
5.Dalam ibadat,karena mendahulukan teman ,sahabat sholat pun lalai.Betapa baik nya Allah dan betapa cinta nya Rasulallah kpd kita,saat beliau mau wafat,yg di panggil umati umati. Saat di kubur Rasulallah yg menjenguk betapa sayang nya Rasulallah,tetapi kita lbh mendahulukan teman drpd Rasulallah,kita melalaikan ibadat kpd Allah krn asik dan lbh mendahulukan teman.
(Ihya Ullumuddin,2 Maret 2016)
6.Kita di makani Allah,di minumi Allah,di gerakan Allah,di diamkan Allah dan mengabulkan segala hajat makhluk,lalu saat Allah meminta kita sholat,dan kita lalai mk betapa tdk beradab nya kita terhadap Allah yg begitu baik dgn kita,betapa tdk berterima kasih nya kita kpd Allah.
Supaya jgn terpengaruh dan ikut ikutan teman maka sll menuju mencari ridho Allah dan ridho Rasulallah dan tujuan kita ridho Allah dan ridho Rasulallah.
Teman hanya sekadar teman,tp Rasulallah yg selalu mencintai kita umat nya.
Tujuan kita hanya satu
ANTA MAQSUDI WA RIDHOKA MATHLUBI
Ya Allah hanya Engkaulah yang hamba maksud, Ridho-Mu yang hamba dambakan
(Ihya Ullumuddim,2 Maret 2016)
7.Bukan sehat yg di cari tapi ridho Allah,kita sehat karena Allah yg menyuruh menjaga kesehatan,shg saat sakit tdk berkeluh kesah karena yang kita cari ridho Allah.
(Ilmunibros,3 Maret 2016)
8.Dulu di budaki pujian,dulu di budaki kekayaan,dulu di budaki kesehatan tp sekarang menjadi budak dan hamba Allah sehingga yg kita cari ridho Allah.
(Ilmunibros,3Maret 2016)
9.Dengan mengerja sholat dan suruhan Allah maka kita menjadi pegawai Allah dan balasan nya Ridho dan Surga Allah.
Tanda kita jd pegawai Allah dgn melakukan wudhu dan sholat,dan dengan orang dan makhluk kita tdk mengganggu. Walau mereka mengganggu biar kan yg penting kita tdk mengganggu.
(Ilmunibros,3Maret 2016)
10.Kurang apa Allah dgn kita,perhatikan ayam apabila kita selalu memakani mk ayam jd jinak dan mengikuti kita kemana saja.
Tapi kita,saat Allah memanggil utk sholat,kita sering melalaikan,padahal Allah yg selalu baik dengan kita tapi kita lupa kepada Allah.
(Ilmunibros,3Maret 2016)
11.Amalkan sholat,dan jangan mengganggu orang lain,bila ada yg mengganggu kita mk doakan dengan doa yg baik,amalkan selalu maka akan menjadi hamba Allah yg khusus.
Benar benar menjadi hamba Allah.
(Ilmunibros,3Maret 2016)
12.Mencari rejeki yg halal,tdk memandang banyak nya tp memandang keridhoan Allah.
Macam macam tugas dan pekerjaan,tp selalu jadilah pegawai Allah dlm setiap tugas dan pekerjaan itu dengan sll mencari keridhoan Allah.
Seberat apapun perintah Allah mk kita patuhi krn begitu baik nya Allah kpd kita begitu baik nya Rasulallah kpd kita.
(Ilmunibros,3Maret 2016).
13.,Ibnu athoilah menjelaskn,alam semesta ini....
1.Bagaikan matahari dalam baskom,atau seseorang dlm spion kaca mobil maka matahari yg di dalam baskom nampak matahari walau beberapa banyak mk tetap matahari itu satu,yaitu yg di langit.
2. Matahari di dalam baskom menceritakan akan adanya matahari yg di langit bkn menceritakan adanya matahari dlm baskom.
3.bahwasanya,kalo memandang diri dan kisah matahari dlm baskom mk matahari itu tdk ada cerita maka matahari dlm baskom itu tdk punya cerita tdk punya kisah.
4. Jadi ada kisah matahari yg di dlm baskom air di karena kan ada cerita dari matahari yg di langit karena memandang matahari yg di langit,yaitu menceritakan matahari yg di langit bukan menceritakan matahari yg ada di baskom air.
(Al hikam,4 Maret 2016)
14.Maka bermula semua yg ada yg di umpamakan matahari di dalam baskom air. (matahari,bumi,binatang) semua itu di sebut ada ,krn nampak terlihat. Seperti nampaknya langit sprt nampaknya matahari dlm baskom air,nampaknya bumi ,sprt nampaknya matahari dlm baskom air.
Dan semua yg nampak itu dengan sekira kira memandang diri nya(memandang alam semesta,langit,bumi,makhluk) sebenarnya itu tdk ada cerita dan kisah krn yg sebenarnya nyata tdk ada matahari dlm baskom air.Itu hanya bayangan yg tampak dlm baskom air itu.
(Al hikam,4 Maret 2016)
15.Hanya sanya tiada lain tiada bukan bermula alam semesta itu di katakan ada, karena Allah hendak bertajali(nampak) dan hendak menceritakan diri Nya dgn selengkap lengkap nya. Seperti Matahari dlm baskom air nampak jelas karena adanya matahari yg di langit yg menampakan diri melewati matahari dlm baskom air itu. Hal itu karena matahari di langit hendak menceritakan dirinya(menampakan diri nya) melalui matahari dlm baskom air.
Sehingga saat memandang langit bukan langit yg di pandang(sebagai perantara) tp yg di pandang Allah,kisah Allah,cerita Allah(sebagai tujuan) sehingga menjadi lah dia hamba Allah.
(Al hikam,4 Maret 2016)
16.Saat memakan buah dan rasanya enak mk yg di pandang bukan buah nya yg enak tp krn Allah yg membuat enak(kisah Allah) buah ini di dalam mulut nya. Dasar nya tidak ada yg memberi bekas selain Allah.
(Al hikam,4 Maret 2016)
17.Telah bertajali Allah,Allah perlihatkan anugerah nya,Lampu penampakan cerita Allah,air penampakan cerita Allah,obat penampakan cerita Allah.Allah bercerita tentang dirinya shg tampak Allah sebagaimana bercerita nya matahari dilangit melalui matahari di dalam baskom air.
(Al hikam,4 Maret 2016)
18.Bukan obat yg menyembuhkan tp kisah Allah,tampak Allah. Bukan tukang pijat yg menyembuhkan krn yg punya kisah Allah yg menyembuhkn krn gerak diam tukang urut tdk akan bisa tnp Allah yg menggerakan shg tampak cerita Allah bukan cerita tukang pijat menyembuhkan keseleo. Matahari ada krn Allah mau bercerita Allah kuasa menerangi alam semesta,tp matahari bukan lah Allah tp ada cerita Allah di matahari,sedang matahari tdk punya cerita(secara hakikat)
(Al hikam,4 Maret 2016)
19.Apabila yg senyata nyata nya bukan pisau yg memotong itu secara hakikat. Tp dlm bahasa Majas,sesuatu yg di ucapkan tp bukan itu maksud nya.seperi berucap tdk tampak biji mata nya mk artinya seluruh tubuh atau org itu tdk tampak.lalu ada istilah siapa yg memotong adalah pisau,siapa yg menghilangkan dahaga adalah air mk itu adalah bahasa MAJAS, artinya bukan itu yg sebenar nya,bukan pisau yg memotong,bukan air yg menghiangkan dahaga,maka semua alam benda di semesta itu adalah MAJAS. Sehingga lahirlah ada sebutan siapa yg memberi rejeki,Rasulallah. Siapa yg memberi kita uang,Rasulallah,siapa yg menyelamatkan kita,Rasulallah maka itu semua bahasa MAJAS. Dan Rasulallah berkata Demi diriku nabi Muhammad yg ada di dalam genggaman kekuasaan Allah artinya Rasulallah merasa tdk berkuasa apa apa.
(Al hikam,4 Maret 2016).
20.Diri kita tdk punya cerita.
Hanya sanya hasil kisah ada dan jelas ada,karena kisah Allah ada disitu shg tampak lah. Seperti Matahari tampak krn ada kisah Allah disitu ,shg tampak matahari bukan lah asal tp mendatang krn adanya kisah Allah(asal), shg tampak lah matahari itu. Kalo matahari menceritakan diri matahari mk tdk akan ada matahari itu.Ada kisah bukan asalnya ada dan tampak matahari krn mengisahkan org (Kisah Allah)shg ada kisah dan tampak matahari.
Alam semesta akan hilang tdk ada cerita krn memandang zat Allah yg mukhalafatuhu lil hawadis,tdk serupa dgn segala makhluk
(Al hikam,4 Maret 2016)
Sumber : Pencinta Waliyullah
Jumat, 14 Oktober 2016
Manaqib Imam Hambali r a
Imam Ahmad bin Muhammad bin Hambal. adalah Imam yang keempat dari imam mujtahid arbaah. Beliau memiliki sifat-sifat yang luhur dan tinggi. Ahmad bin Hambal dilahirkan di Baghdad(iraq) pada bulan Rabiul Awal tahun. Beliau termasyhur dengan nama kakeknya Hambali, kerana kakeknya lebih masyhur dari ayahnya.
Imam Hanbali yang dikenal ahli dan pakar hadits ini memang sangat memberikan perhatian besar pada ilmu yang satu ini. Kegigihan dan kesungguhannya telah melahirkan banyak ulama dan perawi hadits terkenal semisal Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Abu Daud yang tak lain buah didikannya. Karya-karya mereka seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim atau Sunan Abu Daud menjadi kitab hadits standar yang menjadi rujukan umat Islam di seluruh dunia dalam memahami ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah SAW lewat hadits-haditsnya.
Beliau menghapal hadist hingga mencapai 700.000 hadist
Kepakaran Imam Hanbali dalam ilmu hadits memang tak diragukan lagi sehingga mengundang banyak tokoh ulama berguru kepadanya. Menurut putra sulungnya, Abdullah bin Ahmad, Imam Hanbali hafal hingga 700.000 hadits di luar kepala.
Hadits sejumlah itu, diseleksi secara ketat dan ditulisnya kembali dalam kitab karyanya Al Musnad. Dalam kitab tersebut, hanya 40.000 hadits yang dituliskan kembali dengan susunan berdasarkan tertib nama sahabat yang meriwayatkan. Umumnya hadits dalam kitab ini berderajat sahih dan hanya sedikit yang berderajat dhaif. Berdasar penelitian Abdul Aziz al Khuli, seorang ulama bahasa yang banyak menulis biografi tokoh sahabat, sebenarnya hadits yang termuat dalam Al Musnad berjumlah 30 ribu karena ada sekitar 10 ribu hadits yang berulang.
Latar belakang pendidikan
Kepandaian Imam Hanbali dalam ilmu hadits, bukan datang begitu saja. Tokoh kelahiran Baghdad, 780 M (wafat 855 M) ini, dikenal sebagai ulama yang gigih mendalami ilmu. Lahir dengan nama Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Imam Hanbali dibesarkan oleh ibunya, karena sang ayah meninggal dalam usia muda. Hingga usia 16 tahun, Hanbali belajar Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama lain kepada ulama-ulama Baghdad.
Setelah itu, ia mengunjungi para ulama terkenal di berbagai tempat seperti Kufah, Basrah, Syam, Yaman, Mekkah dan Madinah. Beberapa gurunya antara lain Hammad bin Khalid, Ismail bil Aliyyah, Muzaffar bin Mudrik, Walin bin Muslim, dan Musa bin Tariq. Dari merekalah Hanbali muda mendalami fikih, hadits, tafsir, kalam, dan bahasa. Karena kecerdasan dan ketekunannya, Hanbali dapat menyerap semua pelajaran dengan baik.
Kecintaannya kepada ilmu begitu luar biasa. Karenanya, setiap kali mendengar ada ulama terkenal di suatu tempat, ia rela menempuh perjalanan jauh dan waktu lama hanya untuk menimba ilmu dari sang ulama. Kecintaan kepada ilmu jua yang menjadikan Hanbali rela tak menikah dalam usia muda. Ia baru menikah setelah usia 40 tahun.
Pernikahan beliau
Pertama kali, ia menikah dengan Aisyah binti Fadl dan dikaruniai seorang putra bernama Saleh. Ketika Aisyah meninggal, ia menikah kembali dengan Raihanah dan dikarunia putra bernama Abdullah. Istri keduanya pun meninggal dan Hanbali menikah untuk terakhir kalinya dengan seorang jariyah, hamba sahaya wanita
bernama Husinah. Darinya ia memperoleh lima orang anak yaitu Zainab, Hasan, Husain, Muhammad, dan Said
Keperibadian beliau yang begitu rupawan
Beliau adalah orang yang zuhud lagi dermawan
Tak hanya pandai, Imam Hanbali dikenal tekun beribadah dan dermawan. Imam Ibrahim bin Hani, salah seorang ulama terkenal yang jadi sahabatnya menjadi saksi akan kezuhudan Imam Hanbali. ”Hampir setiap hari ia berpuasa dan tidurnya pun sedikit sekali di waktu malam. Ia lebih banyak shalat malam dan witir hingga Shubuh tiba,” katanya.
Mengenai kedermawanannya, Imam Yahya bin Hilal, salah seorang ulama ahli fikih, berkata, ”Aku pernah datang kepada Imam Hanbali, lalu aku diberinya uang sebanyak empat dirham sambil berkata, ‘Ini adalah rezeki yang kuperoleh hari ini dan semuanya kuberikan kepadamu.”’
Beliau orang yang teguh pendirian
Imam Hanbali juga dikenal teguh memegang pendirian. Di masa hidupnya, aliran Mu’tazilah tengah berjaya. Dukungan Khalifah Al Ma’mun dari Dinasti Abbasiyah yang menjadikan aliran ini sebagai madzhab resmi negara membuat kalangan ulama berang. Salah satu ajaran yang dipaksakan penganut Mu’tazilah adalah paham Al-Qur’an merupakan makhluk atau ciptaan Tuhan. Banyak umat Islam yang menolak pandangan itu.
Imam Hanbali termasuk yang menentang paham tersebut. Akibatnya, ia pun dipenjara dan disiksa oleh Mu’tasim, putra Al Ma’mun. Setiap hari ia didera dan dipukul. Siksaan ini berlangsung hingga Al Wasiq menggantikan ayahnya, Mu’tasim. Siksaan tersebut makin meneguhkan sikap Hanbali menentang paham sesat itu. Sikapnya itu membuat umat makin bersimpati kepadanya sehingga pengikutnya makin banyak kendati ia mendekam dalam penjara.
Pengajaran beliau
Sepeninggal Al Wasiq, Imam Hanbali menghirup udara kebebasan. Al Mutawakkil, sang pengganti, membebaskan Imam Hanbali dan memuliakannya. Namanya pun makin terkenal dan banyaklah ulama dari berbagai pelosok belajar kepadanya. Para ulama yang belajar kepadanya antara lain Imam Hasan bin Musa, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Abu Zur’ah Ad Dimasyqi, Imam Abu Zuhrah, Imam Ibnu Abi, dan Imam Abu Bakar Al Asram.
Sebagaimana ketiga Imam lainnya; Syafi’i, Hanafi dan Maliki, oleh para muridnya, ajaran-ajaran Imam Ahmad ibn Hanbali dijadikan patokan dalam amaliyah (praktik) ritual, khususnya dalam masalah fikih. Sebagai pendiri madzhab tersebut, Imam Hanbali memberikan perhatian khusus pada masalah ritual keagamaan, terutama yang bersumber pada Sunnah.
Pengikut mazhab imam hanbali
Menurut Ibnu Qayyim, salah seorang pengikut madzhab Hanbali, ada lima landasan pokok yang dijadikan dasar penetapan hukum dan fatwa madzhab Hanbali. Pertama, nash (Al-Qur’an dan Sunnah). Jika ia menemukan nash, maka ia akan berfatwa dengan Al-Qur’an dan Sunnah dan tidak berpaling pada sumber lainnya. Kedua, fatwa sahabat yang diketahui tidak ada yang menentangnya.
Ketiga, jika para sahabat berbeda pendapat, ia akan memilih pendapat yang dinilainya lebih sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. Jika ternyata pendapat yang ada tidak jelas persesuaiannya dengan Al-Qur’an dan Sunnah, maka ia tidak akan menetapkan salah satunya, tetapi mengambil sikap diam atau meriwayatkan kedua-duanya.
Keempat, mengambil hadits mursal (hadits yang dalam sanadnya tidak disebutkan nama perawinya), dan hadits dhaif (hadits yang lemah, namun bukan ‘maudu’, atau hadits lemah). Dalam hal ini, hadits dhaif didahulukan daripada qias. Dan kelima adalah qias, atau analogi. Qias digunakan bila tidak ditemukan dasar hukum dari keempat sumber di atas.
Pada awalnya madzhab Hanbali hanya berkembang di Baghdad. Baru pada abad ke-6 H, madzhab ini berkembang di Mesir. Perkembangan pesat terjadi pada abad ke-11 dan ke-12 H, berkat usaha Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) dan Ibnu Qayyim (w. 751 H). Kedua tokoh inilah yang membuka mata banyak orang untuk memberikan perhatian pada fikih madzhab Hanbali, khususnya dalam bidang muamalah. Kini, madzhab tersebut banyak dianut umat Islam di kawasan Timur Tengah.
---------------------------------------------------Hasil karya----------------------------------------------------
Hasil karya Imam Hanbali tersebar luas di berbagai lembaga pendidikan keagamaan. Beberapa kitab yang sampai kini jadi kajian antara lain Tafsir Al-Qur’an, An Nasikh wal Mansukh, Jawaban Al-Qur’an, At Tarikh, Taat ar Rasul, dan Al Wara. Kitabnya yang paling terkenal adalah Musnad Ahmad bin Hanbal.
Nasab dan Kelahiran-nya
Beliau adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin ‘Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsa‘labah adz-Dzuhli asy-Syaibaniy. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi pada diri Nizar bin Ma‘d bin ‘Adnan. Yang berarti bertemu nasab pula dengan nabi Ibrahim.
Ketika beliau masih dalam kandungan, orang tua beliau pindah dari kota Marwa, tempat tinggal sang ayah, ke kota Baghdad. Di kota itu beliau dilahirkan, tepatnya pada bulan Rabi‘ul Awwal -menurut pendapat yang paling masyhur- tahun 164 H.
Ayah beliau, Muhammad, meninggal dalam usia muda, 30 tahun, ketika beliau baru berumur tiga tahun. Kakek beliau, Hanbal, berpindah ke wilayah Kharasan dan menjadi wali kota Sarkhas pada masa pemeritahan Bani Umawiyyah, kemudian bergabung ke dalam barisan pendukung Bani ‘Abbasiyah dan karenanya ikut merasakan penyiksaan dari Bani Umawiyyah. Disebutkan bahwa dia dahulunya adalah seorang panglima.
Masa Menuntut Ilmu
Imam Ahmad tumbuh dewasa sebagai seorang anak yatim. Ibunya, Shafiyyah binti Maimunah binti ‘Abdul Malik asy-Syaibaniy, berperan penuh dalam mendidik dan membesarkan beliau. Untungnya, sang ayah meninggalkan untuk mereka dua buah rumah di kota Baghdad. Yang sebuah mereka tempati sendiri, sedangkan yang sebuah lagi mereka sewakan dengan harga yang sangat murah. Dalam hal ini, keadaan beliau sama dengan keadaan syaikhnya, Imam Syafi‘i, yang yatim dan miskin, tetapi tetap mempunyai semangat yang tinggi. Keduanya juga memiliki ibu yang mampu mengantar mereka kepada kemajuan dan kemuliaan.
Beliau mendapatkan pendidikannya yang pertama di kota Baghdad. Saat itu, kota Bagdad telah menjadi pusat peradaban dunia Islam, yang penuh dengan manusia yang berbeda asalnya dan beragam kebudayaannya, serta penuh dengan beragam jenis ilmu pengetahuan. Di sana tinggal para qari’, ahli hadits, para sufi, ahli bahasa, filosof, dan sebagainya.
Setamatnya menghafal Alquran dan mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab di al-Kuttab saat berumur 14 tahun, beliau melanjutkan pendidikannya ke ad-Diwan. Beliau terus menuntut ilmu dengan penuh azzam yang tinggi dan tidak mudah goyah. Sang ibu banyak membimbing dan memberi beliau dorongan semangat. Tidak lupa dia mengingatkan beliau agar tetap memperhatikan keadaan diri sendiri, terutama dalam masalah kesehatan. Tentang hal itu beliau pernah bercerita, “Terkadang aku ingin segera pergi pagi-pagi sekali mengambil (periwayatan) hadits, tetapi Ibu segera mengambil pakaianku dan berkata, ‘Bersabarlah dulu. Tunggu sampai adzan berkumandang atau setelah orang-orang selesai shalat subuh.’”
Perhatian beliau saat itu memang tengah tertuju kepada keinginan mengambil hadits dari para perawinya. Beliau mengatakan bahwa orang pertama yang darinya beliau mengambil hadits adalah al-Qadhi Abu Yusuf, murid/rekan Imam Abu Hanifah.
Imam Ahmad tertarik untuk menulis hadits pada tahun 179 saat berumur 16 tahun. Beliau terus berada di kota Baghdad mengambil hadits dari syaikh-syaikh hadits kota itu hingga tahun 186. Beliau melakukan mulazamah kepada syaikhnya, Hasyim bin Basyir bin Abu Hazim al-Wasithiy hingga syaikhnya tersebut wafat tahun 183. Disebutkan oleh putra beliau bahwa beliau mengambil hadits dari Hasyim sekitar tiga ratus ribu hadits lebih.
Pada tahun 186, beliau mulai melakukan perjalanan (mencari hadits) ke Bashrah lalu ke negeri Hijaz, Yaman, dan selainnya. Tokoh yang paling menonjol yang beliau temui dan mengambil ilmu darinya selama perjalanannya ke Hijaz dan selama tinggal di sana adalah Imam Syafi‘i. Beliau banyak mengambil hadits dan faedah ilmu darinya. Imam Syafi‘i sendiri amat memuliakan diri beliau dan terkadang menjadikan beliau rujukan dalam mengenal keshahihan sebuah hadits. Ulama lain yang menjadi sumber beliau mengambil ilmu adalah Sufyan bin ‘Uyainah, Ismail bin ‘Ulayyah, Waki‘ bin al-Jarrah, Yahya al-Qaththan, Yazid bin Harun, dan lain-lain. Beliau berkata, “Saya tidak sempat bertemu dengan Imam Malik, tetapi Allah menggantikannya untukku dengan Sufyan bin ‘Uyainah. Dan saya tidak sempat pula bertemu dengan Hammad bin Zaid, tetapi Allah menggantikannya dengan Ismail bin ‘Ulayyah.”
Sebuah Catatan Kecil
Demikianlah, beliau amat menekuni pencatatan hadits, dan ketekunannya itu menyibukkannya dari hal-hal lain sampai-sampai dalam hal berumah tangga. Beliau baru menikah setelah berumur 40 tahun. Ada orang yang berkata kepada beliau, “Wahai Abu Abdillah, Anda telah mencapai semua ini. Anda telah menjadi imam kaum muslimin.” Beliau menjawab, “Bersama mahbarah (tempat tinta) hingga ke maqbarah (kubur). Aku akan tetap menuntut ilmu sampai aku masuk liang kubur.” Dan memang senantiasa seperti itulah keadaan beliau: menekuni hadits, memberi fatwa, dan kegiatan-kegiatan lain yang memberi manfaat kepada kaum muslimin. Sementara itu, murid-murid beliau berkumpul di sekitarnya, mengambil darinya (ilmu) hadits, fiqih, dan lainnya. Ada banyak ulama yang pernah mengambil ilmu dari beliau, di antaranya kedua putra beliau, Abdullah dan Shalih, Abu Zur ‘ah, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, al-Atsram, dan lain-lain.
Bersambung Kekisah Ke-empat
Berisi tentang wafatnya Imam Ahmad bin Hanbal
Setelah Kekuasan Berpindah Kepada Al-amin (Rasionalis)
Sebenarnya Harun ar-Rasyid, khalifah sebelum al-Makmun, telah menindak tegas pendapat tentang kemakhlukan Alquran. Selama hidupnya, tidak ada seorang pun yang berani menyatakan pendapat itu sebagaimana dikisahkan oleh Muhammad bin Nuh, “Aku pernah mendengar Harun ar-Rasyid berkata, ‘Telah sampai berita kepadaku bahwa Bisyr al-Muraisiy mengatakan bahwa Alquran itu makhluk. Merupakan kewajibanku, jika Allah menguasakan orang itu kepadaku, niscaya akan aku hukum bunuh dia dengan cara yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun’”. Tatkala Khalifah ar-Rasyid wafat dan kekuasaan beralih ke tangan al-Amin, kelompok Mu‘tazilah berusaha menggiring al-Amin ke dalam kelompok mereka, tetapi al-Amin menolaknya. Baru kemudian ketika kekhalifahan berpindah ke tangan al-Makmun, mereka mampu melakukannya.
Untuk memaksa kaum muslimin menerima pendapat kemakhlukan Alquran, al-Makmun sampai mengadakan ujian kepada mereka. Selama masa pengujian tersebut, tidak terhitung orang yang telah dipenjara, disiksa, dan bahkan dibunuhnya. Ujian itu sendiri telah menyibukkan pemerintah dan warganya baik yang umum maupun yang khusus. Ia telah menjadi bahan pembicaraan mereka, baik di kota-kota maupun di desa-desa di negeri Irak dan selainnya. Telah terjadi perdebatan yang sengit di kalangan ulama tentang hal itu. Tidak terhitung dari mereka yang menolak pendapat kemakhlukan Alquran, termasuk di antaranya Imam Ahmad. Beliau tetap konsisten memegang pendapat yang hak, bahwa Alquran itu kalamullah, bukan makhluk.
Al-Makmun bahkan sempat memerintahkan bawahannya agar membawa Imam Ahmad dan Muhammad bin Nuh ke hadapannya di kota Thursus. Kedua ulama itu pun akhirnya digiring ke Thursus dalam keadaan terbelenggu. Muhammad bin Nuh meninggal dalam perjalanan sebelum sampai ke Thursus, sedangkan Imam Ahmad dibawa kembali ke Bagdad dan dipenjara di sana karena telah sampai kabar tentang kematian al-Makmun (tahun 218). Disebutkan bahwa Imam Ahmad tetap mendoakan al-Makmun.
Sepeninggal al-Makmun, kekhalifahan berpindah ke tangan putranya, al-Mu‘tashim. Dia telah mendapat wasiat dari al-Makmun agar meneruskan pendapat kemakhlukan Alquran dan menguji orang-orang dalam hal tersebut; dan dia pun melaksanakannya. Imam Ahmad dikeluarkannya dari penjara lalu dipertemukan dengan Ibnu Abi Duad dan konco-konconya. Mereka mendebat beliau tentang kemakhlukan Alquran, tetapi beliau mampu membantahnya dengan bantahan yang tidak dapat mereka bantah. Akhirnya beliau dicambuk sampai tidak sadarkan diri lalu dimasukkan kembali ke dalam penjara dan mendekam di sana selama sekitar 28 bulan –atau 30-an bulan menurut yang lain-. Selama itu beliau shalat dan tidur dalam keadaan kaki terbelenggu.
Selama itu pula, setiap harinya al-Mu‘tashim mengutus orang untuk mendebat beliau, tetapi jawaban beliau tetap sama, tidak berubah. Akibatnya, bertambah kemarahan al-Mu‘tashim kepada beliau. Dia mengancam dan memaki-maki beliau, dan menyuruh bawahannya mencambuk lebih keras dan menambah belenggu di kaki beliau. Semua itu, diterima Imam Ahmad dengan penuh kesabaran dan keteguhan bak gunung yang menjulang dengan kokohnya.
Sakit dan Wafatnya Imam Ahmad Bin Hanbal
Pada akhirnya, beliau dibebaskan dari penjara. Beliau dikembalikan ke rumah dalam keadaan tidak mampu berjalan. Setelah luka-lukanya sembuh dan badannya telah kuat, beliau kembali menyampaikan pelajaran-pelajarannya di masjid sampai al-Mu‘tashim wafat.
Selanjutnya, al-Watsiq diangkat menjadi khalifah. Tidak berbeda dengan ayahnya, al-Mu‘tashim, al-Watsiq pun melanjutkan ujian yang dilakukan ayah dan kakeknya. dia pun masih menjalin kedekatan dengan Ibnu Abi Duad dan konco-konconya. Akibatnya, penduduk Bagdad merasakan cobaan yang kian keras. Al-Watsiq melarang Imam Ahmad keluar berkumpul bersama orang-orang. Akhirnya, Imam Ahmad bersembunyi di rumahnya, tidak keluar darinya bahkan untuk keluar mengajar atau menghadiri shalat jamaah. Dan itu dijalaninya selama kurang lebih lima tahun, yaitu sampai al-Watsiq meninggal tahun 232.
Semakin Bertambah Ujian Beliau
Sesudah al-Watsiq wafat, al-Mutawakkil naik menggantikannya. Selama dua tahun masa pemerintahannya, ujian tentang kemakhlukan Alquran masih dilangsungkan. Kemudian pada tahun 234, dia menghentikan ujian tersebut. Dia mengumumkan ke seluruh wilayah kerajaannya larangan atas pendapat tentang kemakhlukan Alquran dan ancaman hukuman mati bagi yang melibatkan diri dalam hal itu. Dia juga memerintahkan kepada para ahli hadits untuk menyampaikan hadits-hadits tentang sifat-sifat Allah. Maka demikianlah, orang-orang pun bergembira pun dengan adanya pengumuman itu. Mereka memuji-muji khalifah atas keputusannya itu dan melupakan kejelekan-kejelekannya. Di mana-mana terdengar doa untuknya dan namanya disebut-sebut bersama nama Abu Bakar, Umar bin al-Khaththab, dan Umar bin Abdul Aziz.
Menjelang wafatnya, beliau jatuh sakit selama sembilan hari. Mendengar sakitnya, orang-orang pun berdatangan ingin menjenguknya. Mereka berdesak-desakan di depan pintu rumahnya, sampai-sampai sultan menempatkan orang untuk berjaga di depan pintu. Akhirnya, pada permulaan hari Jumat tanggal 12 Rabi‘ul Awwal tahun 241, beliau menghadap kepada rabbnya menjemput ajal yang telah dientukan kepadanya. Kaum muslimin bersedih dengan kepergian beliau. Tak sedikit mereka yang turut mengantar jenazah beliau sampai beratusan ribu orang. Ada yang mengatakan 700 ribu orang, ada pula yang mengatakan 800 ribu orang, bahkan ada yang mengatakan sampai satu juta lebih orang yang menghadirinya. Semuanya menunjukkan bahwa sangat banyaknya mereka yang hadir pada saat itu demi menunjukkan penghormatan dan kecintaan mereka kepada beliau. Beliau pernah berkata ketika masih sehat, “Katakan kepada ahlu bid‘ah bahwa perbedaan antara kami dan kalian adalah (tampak pada) hari kematian kami”.
---------------------------------------------------------------Ringkasan--------------------------------------------------
Sebuah catatan Kecil
Demikianlah gambaran ringkas ujian yang dilalui oleh Imam Ahmad. Terlihat bagaimana sikap agung beliau yang tidak akan diambil kecuali oleh orang-orang yang penuh keteguhan lagi ikhlas. Beliau bersikap seperti itu justru ketika sebagian ulama lain berpaling dari kebenaran. Dan dengan keteguhan di atas kebenaran yang Allah berikan kepadanya itu, maka madzhab Ahlussunnah pun dinisbatkan kepada dirinya karena beliau sabar dan teguh dalam membelanya. Ali bin al-Madiniy berkata menggambarkan keteguhan Imam Ahmad, “Allah telah mengokohkan agama ini lewat dua orang laki-laki, tidak ada yang ketiganya. Yaitu, Abu Bakar as-Shiddiq pada Yaumur Riddah (saat orang-orang banyak yang murtad pada awal-awal pemerintahannya), dan Ahmad bin Hanbal pada Yaumul Mihnah”. demikian kisah singkat al imam Hambali ra. semoga kita bisa mengambil manfaat dr beliau. amiin...
Langganan:
Postingan (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2016
(173)
-
►
Oktober
(57)
- Manaqib Imam Hambali r a
- Kalam kalam Al allimul Al allamah Abah Haji Guru Z...
- Guru Zuhdi Kitab Al ‘Ilmunnibros. (Ilmu Nibras; H...
- Manaqib Guru Husein Qadri Albanjari
- Manaqib Sayid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman A...
- Manaqib Syeikh Hasan Al Bashri
- Pengajian Guru Zuhdi Kitab Al ‘Ilmunnibros Malam ...
-
►
Oktober
(57)