Rabu, 30 Agustus 2017

Ketika Lapar Melanda Sholat Dulu Apa Makan Dulu



Ketika adzan berkumandang, perut keroncongan sejak beberapa jam lalu, ketika itu pula makanan telah tersaji. Apa yang harus kita dahulukan? Sholat terlebih dahulu ataukah menyantap makanan agar kita sholatnya akan lebih khusyu’?

Adapun sebuah hadits yg menjelaskan tentang ini:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ سَمِعْتُ عَائِشَةَ

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا وُضِعَ الْعَشَاءُ وَأُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَابْدَءُوا بِالْعَشَاء.

رواه البخاري.

Artinya:

“Aku mendengar ‘Aisyah radliallahu ‘anha (w. 57 H) berkata,, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (w. 11 H) bersabda: “Apabila makan malam sudah dihidangkan sedangkan shalat jama’ah sudah dibacakan iqamatnya, maka dahulukanlah makan”. H.R. Bukhari (w. 256 H).


Jumhur ulama memaknai perintah mendahulukan makan di sini dengan hukum sunnah.

Tetapi ulama berbeda pendapat; ada yang membatasi mendahulukan makan di sini dengan:

Hanya untuk orang yang butuh makan saat itu. ( Pendapat masyhur ulama asy-Syafi’iyyah ).
Imam al-Ghazali menambahkan batasan dengan “apabila dikhawatirkan makanan itu akan rusak/hilang”.
Tetapi dari kalangan ulama juga ada yang tidak membatasi kesunnahan mendahulukan makan daripada sholat(artinya lebih baik mendahulukan makan daripada sholat dalam keadaan apapun), diantaranya; Imam ats-Tsauriy, Imam Ahmad, Imam Ishaq.

Adapun ulama lain yg berpendapat jika waktu shalat wajib sangat sempit, sebentar lagi waktu shalat akan berakhir dan seandainya seseorang mendahulukan shalat, waktu shalat akan habis. Untuk kondisi semacam ini hendaknya ia mendahulukan shalat agar shalat tetap dilakukan pada waktunya.

Kemudian para sahabat Imam Ibn al-Mundzir menjelaskan pendapat beliau dengan: mendahulukan sholat di sini apabila hati kita tidak terpaut kepada makanan tersebut, atau terpaut tapi tidak ketika sholat, jika hatinya terpaut kepada makanan itu ketika sholat, maka hendaknya mendahulukan makan baru kemudian sholat.

Adapun hikmah mendahulukan makan daripada sholat yakni:

Jika seseorang sangat lapar dan butuh makanan,  kondisi semacam ini akan membuat ia tidak konsentrasi dalam sholat, hatinya tidak tenang dan pikiran akan melayang kesana sini. Kondisi semacam ini mengakibatkan seseorang tidak khusyu’ dalam sholat,  sedangkan di dalam sholat seseorang perlu menghadirkan hati yang khusyu’. Oleh karna itu,  Nabi S.A.W memerintahkan untuk menyantap makanan sebelum menunaikan sholat agar hati bisa khusyu’ saat shalat.

Makna Dan Tafsir Firman Allah Inama Amruhu Idza Arada Sya’ian An Yaqula Lahu Kun Fayakun” Dalam QS. Yasin: 82



Dalam al-Qur’an Allah berfirman: “Inama Amruhu Idza Arada Sya’ian An Yaqula Lahu Kun Fayakun” (QS. Yasin: 82).

Makna ayat ini bukan berarti bahwa setiap Allah berkehendak menciptakan sesuatu, maka dia berkata: “Kun”, dengan huruf “Kaf” dan “Nun” yang artinya “Jadilah…!”. Karena seandainya setiap berkehendak menciptakan sesuatu Allah harus berkata “Kun”, maka dalam setiap saat perbuatan-Nya tidak ada yang lain kecuali hanya berkata-kata: “kun, kun, kun…”. Hal ini tentu rancu.


Karena sesungguhnya dalam waktu yang sesaat saja bagi kita, Allah maha Kuasa untuk menciptakan segala sesuatu yang tidak terhitung jumlanya. Deburan ombak di lautan, rontoknya dedaunan, tetesan air hujan, tumbuhnya tunas-tunas, kelahiran bayi manusia, kelahiran anak hewan dari induknya, letusan gunung, sakitnya manusia dan kematiannya, serta berbagai peristiwa lainnya, semua itu adalah hal-hal yang telah dikehendaki Allah dan merupakan ciptaan-Nya. Semua perkara tersebut bagi kita terjadi dalam hitungan yang sangat singkat, bisa terjadi secara beruntun bahkan bersamaan.

Adapun sifat perbuatan Allah sendiri (Shifat al-Fi’il) tidak terikat oleh waktu. Allah menciptakan segala sesuatu, sifat perbuatan-Nya atau sifat menciptakan-Nya tersebut tidak boleh dikatakan “di masa lampau”, “di masa sekarang”, atau “di masa mendatang”. Sebab perbuatan Allah itu azali, tidak seperti perbuatan makhluk yang baharu.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: “كَانَ اللهُ وَلَمْ يَكُنْ شَىءٌ غَيْـرُهُ” (رواه البخاري والبيهقي وابن الجارود)

Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda: “Allah ada pada azal (Ada tanpa permulaan) dan belum ada sesuatupun selain-Nya”. (H.R. al-Bukhari, al-Bayhaqi dan Ibn al-Jarud)


Perbuatan Allah tidak terikat oleh waktu, dan tidak dengan mempergunakan alat-alat. Benar, segala kejadian yang terjadi pada alam ini semuanya baharu, semuanya diciptakan oleh Allah, namun sifat perbuatan Allah atau sifat menciptakan Allah (Shifat al-Fi’il) tidak boleh dikatakan baharu.

Kemudian dari pada itu, kata “Kun” adalah bahasa Arab yang merupakan ciptaan Allah (al-Makhluk). Sedangkan Allah adalah Pencipta (Khaliq) bagi segala bahasa. Maka bagaimana mungkin Allah sebagai al-Khaliq membutuhkan kepada ciptaan-Nya sendiri (al-Makhluq)?! Seandainya Kalam Allah merupakan bahasa, tersusun dari huruf-huruf, dan merupakan suara, maka berarti sebelum Allah menciptakan bahasa Dia diam; tidak memiliki sifat Kalam, dan Allah baru memiliki sifat Kalam setelah Dia menciptakan bahasa-bahasa tersebut. Bila seperti ini maka berarti Allah baharu, persis seperti makhluk-Nya, karena Dia berubah dari satu keadaan kepada keadaan yang lain. Tentu hal seperti ini mustahil atas Allah.

( لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىءٌ ) (سورة الشورى: 11)

 “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya”. (QS. as-Syura: 11)

Dengan demikian makna yang benar dari ayat dalam QS. Yasin: 82 diatas adalah sebagai ungkapan bahwa Allah maha Kuasa untuk menciptakan segala sesuatu tanpa lelah, tanpa kesulitan, dan tanpa ada siapapun yang dapat menghalangi-Nya. Dengan kata lain, bahwa bagi Allah sangat mudah untuk menciptakan segala sesuatu yang Ia kehendaki, sesuatu tersebut dengan cepat akan terjadi, tanpa ada penundaan sedikitpun dari waktu yang Ia kehendakinya.

wallahu a’lam bisshowab

Hukum Dan Arti Tawasul



Menurut Jumhur Ahlus Sunnah Wal-Jamaah, tawassul dengan segala ragamnya adalah perbuatan yang dibolehkan atau dianjurkan. Kebolehan tawassul dengan nama dan sifat Allah SWT, amal shaleh dan meminta doa dari orang sholeh telah disepakati, bahkan oleh kelompok yang keras sikapnya terhadap tawassul ini, sehingga perlu kami paparkan dalil-dalilnya panjang lebar. Arti Tawassul dan Hukum Tawassul.

Arti Tawassul adalah mendekatkan diri atau memohon kepada Allah SWT dengan melalui wasilah (perantara) yang memiliki kedudukan baik di sisi Allah SWT.  Wasilah yang digunakan bisa berupa nama dan sifat Allah SWT, amal shaleh yang kita lakukan, dzat serta kedudukan para nabi dan orang shaleh, atau bisa juga dengan meminta doa kepada hamba-Nya yang sholeh. Allah SWT berfirman :

وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَة

Artinya : Dan carilah jalan yang mendekatkan diri ( Wasilah ) kepada-Nya. (Al-Maidah:35).


Hukum Tawassul

Bertawassul dengan Nabi dan orang-orang shaleh kerap menjadi permasalahan. Contoh sederhana tawassul jenis ini adalah ketika seseorang mengharapkan ampunan Allah SWT. Misalnya ia berdoa, “ Ya Allah, aku memohon ampunanmu dengan perantara Nabi-Mu atau Syaikh Abdul Qadir al-Jailani.” Terlihat jelas dalam bertawassul, nabi atau orang sholeh hanyalah perantara, sedangkan yang dituju dengan do’a hanyalah Allah SWT semata. Dengan tawassul, ia tidak menjadikan Nabi dan orang shaleh tersebut sebagai tuhan yang disembah.

Namun kenyataan sederhana ini tidak bisa dipahami oleh sebagian orang yang mengaku mengikuti sunnah namun kenyataannya adalah jauh dari sunnah. Mereka menganggap tawassul jenis ini adalah bentuk menyekutukan Allah SWT. Seorang Syaikh Wahabi Abu Bakar Al-Jaziri berkata mengenai Tawassul: “ Sesungguhnya berdoa kepada orang-orang shaleh, Istighosah (meminta tolong) kepada mereka dan tawassul dengan kedudukan mereka tidak terdapat didalam agama Allah ta’ala, baik berupa ibadah maupun amal shaleh sehingga tidak boleh bertawassul dengannya selama-lamanya. Bahkan itu adalah bentuk menyekutukan Allah SWT di dalam beribadah kepada-Nya, hukumnya haram dan dapat mengeluarkan pelakunya dari agama Islam serta mengakibatkan kekekalan baginya di neraka Jahannam.”(Aqidatul Mu’min, hal 144). Fatwa ini sangat tendensius dan tidak berbobot ilmiah.

Kisah Pemuda Yahudi Yang Masuk Islam



Alkisah seorang pemuda Yahudi yang sangat tampan masuk ke dalam masjid dengan sikapnya yang sangat hormat. Pemuda itu berpakaian indah, memakai wangi-wangian yang harum, budi dan tutur katanya pun sopan. Semua orang yang berada di masjid mengira ia adalah orang Islam, padahal sebenarnya ia Yahudi yang belum memeluk Islam.

Syekh Ibrahim Al-Khawwash yang sedang berada di dalam masjid berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Pemuda itu adalah seorang Yahudi.”

Para sahabat kurang setuju dengan perkataan Syekh Ibrahim. Mereka menganggap pemuda itu adalah jemaah masjid yang hendak shalat. Pemuda itu mengetahui bahwa mereka sedang membicarakannya.

Seusai shalat, pemuda itu menunggu Syekh Ibrahim hingga pulang keluar dari masjid. Ketika dilihatnya Syekh Ibrahim telah keluar dari pintu masjid, pemuda Yahudi itu pun mendekati para sahabat Syekh Ibrahim dan bertanya, “Apa kata Syekh Ibrahim tentang diriku?”

Mendengar pertanyaan itu, para sahabat Syekh Ibrahim enggan menjawabnya. Mereka diam seribu bahasa. Namun, pemuda itu mendesak mereka, “Tak perlu takut, aku hanya ingin tahu apa yang diucapkan Syekh Ibrahim tadi?”


Akhirnya, salah satu dari jemaah angkat bicara, “Syekh mengatakan bahwa kau seorang Yahudi. Apakah benar?”

Pernyataan Syekh Ibrahim itu mengejutkan pemuda Yahudi. Ia bergegas menyusul Syekh Ibrahim yang sedang berjalan pulang ke rumahnya. Pemuda itu langsung mencium tangan Syekh Ibrahim dan menyatakan dirinya masuk Islam.

Syekh yang keheranan bertanya, “Apa yang mendorongmu untuk segera memeluk Islam?”

Pemuda itu menceritakan isi kitab yang diyakininya,

“Dalam kitabku dikatakan, firasat seseorang yang memiliki sifat shiddiq tidak pernah meleset. Saya menguji kaum muslim dengan menyamar sebagai jemaah masjid. Orang shiddiq pasti berada di antara kelompok muslim. Ternyata dugaanku memang benar. Syekh Ibrahim bisa mengenaliku dengan tepat. Berarti Anda adalah orang yang shiddiq dan karena itulah aku masuk Islam!”

Kelompok Wahabi sangat membenci kaum sufi yang mereka tuding sesat, karena itu mereka menghilangkan beberapa bagian nasihat Imam Syafi’I tentang sufistik dalam buku versi terbitan mereka.  Imam Syafi’I berujar: “Jadilah ahli Fikih dan Sufi Sekaligus, jangan hanya salah satunya. Sungguh demi Allah, saya benar-benar ingin memberi nasihat kepadamu. Orang yang hanya memelajari ilmu fikih tetapi tidak memelajari ilmu tasawuf, maka hatinya keras dan tidak dapat merasakan nikmatnya takwa, sebaliknya orang yang hanya memelajari tasawuf saja akan menjadi bodoh, tidak tahu yang benar.”

Hukum Shalat Jum'at Jika Berbarengan dengan Shalat Idul Adha


Menjelang datangnya hari raya Idul Adha di tahun 1438 H atau 2017 M yang Insyaallah bertepatan dengan hari jumat, banyak beredar asumsi di tengah masyarakat, bahwa dengan melaksanakan shalat id maka gugurlah kewajiban melaksanakan shalat Jum’at.

Masih menurut asumsi, hal ini merujuk pada hadits:

اجْتَمَعَ عِيدَانِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمٍ وَاحِد، فَصَلَّى الْعِيدَ فِي أَوَّلِ النَّهَارِ وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إنَّ هَذَا يَوْمٌ قَدْ اجْتَمَعَ لَكُمْ فِيهِ عِيدَانِ، فَمَنْ أَحَبّ أَنْ يَشْهَدَ مَعَنَا الْجُمُعَةَ، فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْصَرِفَ، فَلْيَفْعَلْ. (رَوَاهُ أَبُو دَاوُد وَالْحَاكِمُ وَقَالَ: صَحِيحُ الْإِسْنَادِ)

“Telah berkumpul dua hari raya di masa Nabi Saw dalam sehari. Lalu Nabi Saw shalat Id di permulaan siang dan bersabda: “Wahai manusia, sungguh ini hari yang telah berkumpul pada kalian di dalamnya dua hari raya, maka barangsiapa yang suka untuk hadir shalat Jum’at bersama kami lakukanlah, dan barangsiapa yang suka untuk pulang lakukanlah. (HR. Abu Dawud dan al-Hakim yan berkata: “Shahih sanadnya.”)

Pertanyaannya, benarkah asumsi seperti itu? Bagaimanakah prespektif ulama dalam menanggapinya?


Mazhab Syafi’i

Menjawab pertanyaan di atas, Imam al-Mawardi dalam karyanya al-Hawi al-Kabir (II/1140) menyatakan:

Mayoritas Fuqaha’ memaparkan kewajiban shalat Jumat tidak gugur bagi penduduk setempat (tempat dilaksanakannya shalat Jum’at), dan karena ibadah shalat Jum’at adalah wajib sedangkan shalat Id adalah sunnah, maka sunnah tidak bisa menggugurkan wajib. Sedangkan untuk penduduk pinggiran kota yang berat dan sulit bagi mereka untuk datang ibadah shalat Jumat karena jarak masjid jauh dari tempat tinggalnya—sebagaimana terjadi pada penduduk pinggiran Madinah di masa Nabi Saw dan Sahabat—, maka mereka dibolehkan memilih untuk tetap melaksanakan shalat Jum’at atau  meninggalkanya. Sebagaimana atsar Sayyidina Utsman bin Affan:

وَعَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ خَطَبَ يَوْمَ عِيْدٍ، فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ هَذَا يَوْمٌ قَدِ اجْتَمَعَ لَكُمْ فِيْهِ عِيْدَانِ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْتَظِرَ الْجُمْعَةَ مِنْ أَهْلِ الْعَوَالِي فَلْيَنْتَظِرْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَرْجِعَ فَقَدْ أَذِنْتُ لَهُ. (رواه البخاري)

Baca Juga: Membaca Surat Tertentu saat Sholat Subuh Hari Jumat

Dari Utsman bin Affan Ra, bahwasanya ia berkhutbah di hari raya, ia berkata: “Wahai manusia, sungguh ini adalah hari yang di dalamnya berkumpul bagimu dua hari raya, maka barangsiapa dari penduduk pingiran Madinah yang suka menunggu shalat Jum’at hendaklah menunggu; dan barangsiapa yang suka pulang maka izinkan.” (HR. al-Bukhari)

Pendapat inilah yang menjadi pendapat madzhab Syafi’i dan mayoritas ulama sebagimana dituturkan Syaikh Wahbah az-Zuhaili dalam kitab al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh (II/543).

Namun demikian, bagi penduduk yang dekat dengan masjid seperti kebanyakan masyarakat di Indonesia, masih tetap wajib mendatangi shalat Jum’at dan tidak ada alasan untuk meninggalkannya. Karena, jarak masjid dengan rumahnya tidak jauh dan tidak ada kesulitan baginya untuk mendatangi shalat Jum’at.

Mazhab Hanbali

Berbeda dengan pendapat mayoritas ulama, menurut mazhab Hanbali kewajiban shalat Jum’at dianggap gugur, sebagaimana ketika terjadi uzur Jum’at seperti sakit dan lainnya yang dapat menggugurkan kewajiban shalat Jumat. Hal ini karena mengacu pada beberapa hadits di antaranya adalah hadits Zaid bin Arqam dan Abu Hurairah.

Sikap Terbaik

Melihat fakta perbedaan pendapat antarmazhab ini, sikap terbaik yang pantas diambil adalah khuruj ‘anil khilaf, yaitu keluar dari perbedaan pendapat ulama dengan tetap melaksanakan shalat Jum’at sebagaimana biasa.


Referensi:

Al-Hawi al-Kabir (II/1140):
فَصْلٌ: إِذَا كَانَ الْعِيدُ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ حكم صلاة الجمعة فَعَلَى أَهْلِ الْمِصْرِ أَنْ يُصَلُّوا الْجُمْعَةَ. وَلَا يَجُوزُ لَهُمْ تَرْكُهَا كَمَا قَالَ بِهِ أَكْثَرُ أَصْحَابِنَا وَالْفُقَهَاءُ كَافَّةً. وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَابْنُ الزُّبَيْرِ قَدْ سَقَطَ عَنْهُمْ فَرْضُ الْجُمْعَةِ. وَهَذَا غَيْرُ صَحِيحٍ لِعُمُومِ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْجُمُعَةُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، وَلِأَنَّ الْعِيدَ


سُنَّةٌ وَالْجُمْعَةَ فَرْضٌ، وَلَا يَجُوزُ تَرْكُ الْفَرْضِ بِالسُّنَّةِ. فَأَمَّا أَهْلُ السَّوَادِ فَفِي سُقُوطِ الْجُمْعَةِ عَنْهُمْ وَجْهَانِ: أَحَدُهُمَا: أَنَّهَا وَاجِبَةٌ عَلَيْهِمْ كَأَهْلِ الْمِصْرِ. وَالْوَجْهُ الثَّانِي: وَهُوَ نَصُّ الشَّافِعِيِّ أَنَّهَا سَقَطَتْ عَنْهُمْ، لِمَا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ أَنَّهُ قَالَ لِأَهْلِ الْعَوَالِي: فِي مِثْلِ هَذَا الْيَوْمِ قَدِ اجْتَمَعَ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا عِيدَانِ، فَمَنْ شَاءَ أَنْ يَنْصَرِفَ فَلَيَنْصَرِفْ فَإِنَّا مُجَمِّعُونَ.

وَالْفَرْقُ بَيْنَ أَهْلِ الْمِصْرِ وَالسَّوَادِ: أَنَّ أَهْلَ السَّوَادِ إِذَا انْصَرَفُوا بَعْدَ صَلَاةِ الْعِيدِ شَقَّ عَلَيْهِمُ الْعَوْدُ، لِبُعْدِ دَارِهِمْ وَلَا يَشُقُّ عَلَى أَهْلِ الْمِصْرِ لِقُرْبِ دَارِهِمْ .

Pasal: Ketika hari raya jatuh pada hari Jum’at maka hukum shalat Jum’at bagi penduduk setempat tetap wajib melaksanakannya dan tidak boleh bagi mereka meninggalkannya, sebagaimana pendapat mayoritas Ashab kami dan seluruh Fuqaha. Sementara Ibn Abbas dan Ibn Zubair berpendapat gugurlah kewajiban shalat Jumat dari mereka. Ini pendapat yang tidak benar berdasarkan keumuman sabda Nabi Saw: “Shalat Jum’at wajib bagi setiap muslim”, dan karena shalat Id adalah sunnah dan shalat Jum’at adalah wajib, sementara tidak boleh meninggalkan wajib karena sunnah. Adapun penduduk pinggiran maka tentang gugurnya kewajiban jum’at bagi mereka ada dua pendapat: pertama, shalat Jum’at tetap wajib bagi mereka sebagaimana penduduk setempat. Kedua dan ini adalah nash Imam as-Syafi’i, shalat Jum’at gugur bagi mereka berdasarkan riwayat dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda kepada penduduk pinggiran Madinah: “Pada semisal hari ini sungguh berkumpul di harimu ini dua hari raya, maka barangsiapa ingin pulang silahkan pulang. Sungguh kami tetap melaksanakan shalat Jumat.

Adapun perbedaan antara penduduk kota dan pinggiran (as-sawad): penduduk as sawad jika pulang setelah shalat Id maka berat bagi mereka kembali ke masjid, karena jauhnya rumah mereka; sedangkan penduduk kota tidak berat karena dekat.

Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh (II/543):
سُقُوْطُ الْجُمْعَةِ عَمَّنْ حَضَرَ الْعِيْدَ إِلَّا الْإِمَامَ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ:

 قَالَ الْحَنَابِلَةُ: كَمَا تَسْقُطُ الْجُمْعَةُ عَنْ ذَوِي الْأَعْذَارِ أَوِ الْأَشْغَالِ كَمَرِيْضٍ وَنَحْوِهِ، تَسْقُطُ عَمَّنْ حَضَرَ الْعِيْدَ مَعَ الْإِمَامِ إِنِ اتَّفَقَ عِيْدٌ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ إِسْقَاطَ حُضُوْرٍ، لَا إِسْقَاطَ وُجُوْبٍ، إِلَّا الْإِمَامَ، فَإِنَّهَا لَا تَسْقُطُ عَنْهُ، إِلَّا أَنْ لَايَجْتَمِعَ لَهُ مَنْ يُصَلِّيَ بِهِ الْجُمُعَةَ، وَيَصِحُّ أَنْ يَؤُمَّ فِيْهَا، وَالْأَفْضَلُ حُضُوْرُهَا خُرُوْجاً مِنَ الْخِلَافِ.

وَدَلِيْلُهُمْ: حَدِيْثُ زَيْدٍ بْنِ أَرْقَمَ: مَنْ شَاءَ أَنْ يُجَمِّعَ فَلْيُجَمِّعْ وَحَدِيْثُ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اِجْتَمَعَ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا عِيْدَانِ، فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنَ الْجُمُعَةِ، وَإِنَّا مُجَمِّعُوْنَ، وَلِأَنَّ الْجُمُعَةِ إِنَّمَا زَادَتْ عَنِ الظُّهْرِ بِالْخُطْبَةِ، وَقَدْ حَصَلَ سِمَاعُهَا فِي الْعِيْدِ، فَأَجْزَأَهُ عَنْ سِمَاعِهَا ثَانِياً، وَلِأَنَّ وَقْتَهَا وَاحِدٌ، فَسَقَطَتْ إِحْدَاهُمَا بِالْأُخْرَى كَالْجُمُعَةِ مَعَ الظُّهْرِ.

Gugurnya shalat Jum’at bagi orang yang hadir shalat Id selain Imam menurut Hanabilah.

Ulama Hanabilah berpendapat: Sebagaimana gugur kewajiban shalat Jum’at bagi orang -orang yang uzur atau memiliki kesibukan, seperti orang sakit dan semisalnya, maka gugur pula bagi orang yang hadir shalat Id bersama imam jika hari raya bertepatan di hari Jumat. Gugur dari sisi kehadirannya, bukan gugur kewajibannya, kecuali imam. Karena shalat jum’at tidak gugur dari Imam kecuali jika tidak ada orang yang berkumpul untuk shalat Jum’at bersamanya, dan sah baginya mengimami shalat Jumat. Yang paling utama adalah hadir shalat Jum’at karena keluar dari khilaf.

Adapun dalil ulama Hanabilah adalah: hadits Zaid bin Arqam: “Barangsiapa yang berkenan shalat Jum’at hendaknya melaksanakanya”, dan hadits Abu Hurairah dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Telah bekumpul di harimu ini dua hari raya. Barangsiapa yang berkenan pulang, maka cukup baginya shalat Id dari shalat Jum’at, dan sungguh kami tetap melaksanakan shalat Jum’at.” Selain itu, juga karena shalat Jum’at melebihi shalat Zuhur dengan khotbahnya, dan khotbahnya telah terlaksana mendengarkan khotbah shalat Id. Karenanya ini telah mencukupinya dari mendengar khotbah kedua kalinya (khotbah Jum’at), dan juga karena waktunya satu, maka gugurlah salah satunya seperti shalat Jum’at an Zuhur.

Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh (II/543):
وَقَالَ الْجُمْهُوْرُ (بَقِيَّةُ الْمَذَاهِبِ): تَجِبُ الْجُمُعَةُ لِعُمُوْمِ الْآيَةِ الآمِرَةِ بِهَا، وَالْأَخْبَاِر الدَّالَةِ عَلَى وُجُوْبِهَا؛ وَلِأَنَّهُمَا صَلَاتَانِ وَاجِبَتَانِ، فَلَمْ تَسْقُطْ إِحْدَاهُمَا بِالْأُخْرَى، كَالظُّهْرِ مَعَ الْعِيْدِ.

Mayoritas Ulama (seluruh mazhab selain Hanabilah) berpendapat: wajib shalat Jum’at karena (a) keumuman ayat yang memerintahkannya, (b) hadits-hadits yang menunjukan kewajibannya dan karena (c) keduanya adalah shalat yang wajib maka tidak gugur salah satunya sebab yang lain sebagaimana shalat dhuhur dan ied.

K.M. Luqmanul Hakim, (Pengasuh PP Al-Inabah Tambaksari Surabaya)


Artikel ini dimuat di Aswajamuda NU - http://ift.tt/2wFZO1v

Inilah Cara Minum Rasulullah SAW Yang Bisa Menjauhkan Dari Perbuatan Kemaksiatan



إنَّك اذا ما اقبلتَ على شَربَةِ مَاء , فقَسِّمْهُ اَثلاَثًا
Sesungguhnya jika engkau saat akan meneguk air minum, maka bagilah dengan tiga kali tegukan.

إشْرَبْ أوّلَ جَُرعَةٍ وقُلْ بِسْمِ اللَّه، واشْرَبْهَا ! ثمَّ انْتَهِ مِنَ الجرعة و قُل الحَمدُ لِلّٰه
Minumlah pada tegukan pertama dan ucapkan Bismillah lalu minumlah!, kemudian setelah selesai ucapkanlah Alhamdulillah.

واقتَدِ الىَ الجُرعَة الثَّانِيَة وقل بسم الله، وانْتَهِ منها وقل الحمد لله
Lalu ikuti pada tegukan selanjutnya dan ucapkan Bismillah, dan bila telah selesai dari tegukan kedua ini ucapkan kembali Alhamdulillah.

ثم اخْتِمْ بالثّالثَة و قل بسم الله و اختِمهَا بقولِكَ الحمد لله
ًKemudian akhiri pada tegukan yang terakhir dan ucapkan Bismillah, lalu setelah kau minum ucapkan Alhamdulillah.

إِذَا أَخَذْتَ شَرْبَةَ مَاءٍ بهٰذِهِ الطَّرِيقَة الّتِي نُقِلَتْ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليهِ وَ سلَّم.. طَالَمَا كَانَ فِي جَوفِكَ ذٰلكَ المَاء فَلمْ تحدّثكَ ذَرّة بمَعْصِيَةِ الله
Jika engkau mempraktekkan saat meminum air dengan cara seperti ini (yang dinukilkan dari cara Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam), ketahuilah selama air itu ada dalam perutmu maka tak akan terjadi di tubuhmu untuk ada keinginan melakukan maksiat walau hanya sebesar biji dzarroh di hadapan Allah.


Selasa, 29 Agustus 2017

Faedah Dan Keutamaan Mengusap Mata Ketika Waktu Azan



Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman al-Maghrabi berkata:

وَرُوِيَ عَنْ الْخَضِرِ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنَّهُ قَالَ : مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ يَقُولُ : أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ مَرْحَبًا بِحَبِيبِي وَقُرَّةِ عَيْنِي مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يُقَبِّلُ إبْهَامَيْهِ ، وَيَجْعَلُهُمَا عَلَى عَيْنَيْهِ لَمْ يَعْمَ ، وَلَمْ يَرْمَدْ أَبَدًا (مواهب الجليل في شرح مختصر الشيخ خليل – ج 3 / ص 355)

Diriwayatkan dari Nabi Khidhir As. bahwa ia berkata: “Barangsiapa yang mendengar bacaan muadzin “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, lalu ia berdoa “Marhaban bihabibiy waqurrati ainiy Muhammadibni Abdillah Saw.”, lalu mengecup dua jari jempolnya dan diletakkan (diusapkan) ke kedua matanya, maka ia tidak akan mengalami buta dan sakit mata selamanya.” (Mawahib al-Jalil Syarh Mukhtashar asy-Syaikh Khalil juz 3 halaman 355).


Bahkan dalam referensi ulama Malikiyah tidak sekedar dijelaskan ‘tata caranya’, namun juga faedahnya:

( فَائِدَةٌ ) قَالَ فِي الْمَسَائِلِ الْمَلْقُوطَةِ : حَدَّثَنَا الْفَقِيهُ الصَّدِيقُ الصَّدُوقُ الصَّالِحُ الْأَزْكَى الْعَالِمُ الْأَوْفَى الْمُجْتَهِدُ الْمُجَاوِرُ بِالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ الْمُتَجَرِّدُ الْأَرْضَى صَدْرُ الدِّينِ بْنُ سَيِّدِنَا الصَّالِحِ بَهَاءِ الدِّينِ عُثْمَانَ بْنِ عَلِيٍّ الْفَاسِيِّ حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى قَالَ : لَقِيتُ الشَّيْخَ الْعَالِمَ الْمُتَفَنِّنَ الْمُفَسِّرَ الْمُحَدِّثَ الْمَشْهُورَ الْفَضَائِلُ نُورَ الدِّينِ الْخُرَاسَانِيَّ بِمَدِينَةِ شِيرَازَ ، وَكُنْتُ عِنْدَهُ فِي وَقْتِ الْأَذَانِ فَلَمَّا سَمِعَ الْمُؤَذِّنَ يَقُولُ : أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَبَّلَ الشَّيْخُ نُورُ الدِّينِ إبْهَامَيْ يَدَيْهِ الْيُمْنَى وَالْيُسْرَى وَمَسَحَ بِالظُّفْرَيْنِ أَجْفَانَ عَيْنَيْهِ عِنْدَ كُلِّ تَشَهُّدٍ مَرَّةً بَدَأَ بِالْمُوقِ مِنْ نَاحِيَةِ الْأَنْفِ ، وَخَتَمَ بِاللَّحَاظِ مِنْ نَاحِيَةِ الصُّدْغِ ، قَالَ فَسَأَلَتْهُ عَنْ ذَلِكَ ، فَقَالَ : إنِّي كُنْتُ أَفْعَلُهُ مِنْ غَيْرِ رِوَايَةِ حَدِيثٍ ، ثُمَّ تَرَكْتُهُ فَمَرِضَتْ عَيْنَايَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَنَامِ ، فَقَالَ لِي لِمَ تَرَكْتَ مَسْحَ عَيْنَيْكَ عِنْدَ ذِكْرِي فِي الْأَذَانِ إنْ أَرَدْتَ أَنْ تَبْرَأَ عَيْنَاكَ فَعُدْ إلَى الْمَسْحِ أَوْ كَمَا قَالَ فَاسْتَيْقَظْتَ وَمَسَحْتَ فَبَرِئَتْ عَيْنَايَ وَلَمْ يُعَاوِدْنِي مَرَضُهُمَا إلَى الْآنَ . (مواهب الجليل في شرح مختصر الشيخ خليل للشيخ ابي عبد الله محمد بن محمد بن عبد الرحمن المغربي – ج 3 / ص 354 وحاشية العدوي على شرح كفاية الطالب الرباني للشيخ علي ابي الحسن المالكي – ج 2 / ص 281)

“(Faedah) disebutkan dalam kitab al-Masail al-Malquthah, bahwa telah bercerita kepada kami ahli fiqh yang sangat terpercaya, yang hsaleh, bersih, berilmu sempurna, seorang mujtahid, bertetangga dengan Masjid al-Haram, menyendiri, Shadruddin bin Sayyidina Shaleh Bahauddin Utsman bin Ali al-Fasi, hafidzahullah, ia berkata: “Saya bertemu dengan seorang syaikh yang ahli di bidang banyak ilmu, ahli tafsir, ahli hadits, yang populer keutamaannya, Nuruddin al-Khurasan di Kota Syiraz. Saya berada di dekatnya saat adzan. Ketika ia mendengar ucapan muadzin “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, maka Syaikh Nuruddin mengecup kedua jari jempolnya, kanan dan kiri, lalu mengusapkan dengan kedua kuku ke kelopak matanya setiap bacaan syahadat, dimulai dari ujung mata yang lurus dengan hidung lalu mengenyamping ke arah pelipis.

Saya (Shadruddin) bertanya kepadanya tentang hal itu, maka ia menjawab: “Dulu saya melakukannya tanpa riwayat hadits, lalu saya meninggalkannya. Maka kedua mata saya sakit dan saya mimpi bertemu Rasulullah Saw. dan bersabda kepadaku: “Kenapa kamu tinggalkan mengusap kedua matamu ketika menyebutku dalam adzan. Jika kamu ingin kedua matamu sembuh maka ulangilah mengusap matamu.”

Lalu saya terbangun dan mengusap kedua mataku. Dan sampai sekarang tidak pernah sakit mata lagi.” (Mawahib al-Jalil juz 3 halaman 354 dan Hasyiyah al-Adawi juz 2 halaman 281).


Memulikan dan Menghormati Para Habaib



Menghormati Habaib adalah “warisan” yg wajib kita lestarikan.Tempoe doeloe di kota Khoribah Hadhramaut.Seseorang mengetuk pintu rumah Abdullah Basaudan,salah satu dari 7 Kiai paling Alim dan paling berpengaruh di Hadhramaut kala itu.Si Kiai bergegas membuka pintu,tampak seorang awam dgn penampilan primitif layaknya orang-orang baduwi(pedesaan)Hadhramaut,tampak juga seekor Himar(keledai)diparkir disebelahnya.”Afwan anda siapa ya.. ?”.”Ana fulan Bin fulan Al… “Sang kiai tampak kaget,MendengarNamanya,ia taubahwa tamunya ini adalah seorang sayyid keturunan Rasulullah Saw,tanpa basa-basi,segera ia mempersilahkan si tamu untuk masuk.Hari itu ia begitu sibuk,ia bagaikan sedang dikunjungi seorang presiden,belasan macam hidangan ia suguhkan untuk Si Habib,Kamar PalingVIP juga sudah ia siapkan.Rupa-rupanya Habib yg bertamu ke rumahnya adalah orang yg Majdzub,prilakunya serba nyeleneh,ia menghujani Kiai Abdullah Basaudan dgn pelbagai permintaan.”Eh.. Ana capek banget nih,ente bisa nggak mijetin kaki ana..?”Dgn senang hati ia memijati kaki sang tamu,Statusnya sbg ulama besar tak membuatnya gengsi untuk melakukan itu.Belum cukup disitu,si Habib meminta lagi.”Eh.. Kasian keledai ana kyknya dia kecapeaan juga,bisa dipijietin juga gak ?”Sam’an wa tho’atan ia langsung beranjak ke bawahuntuk memijat kaki Himar(bkn Hummer)si Habib,murid-muridnya yg menyaksikan pemandangan unik itu tentu merasa heran.”kiai lagi ngapain ya? Kaki keledai kok pakek dipijet segala.. ?

“Karena sibuk mengurusi sang tamu seharian,akhirnya kiai Abdullah lelah dan terlelap,dalam mimpinya ia melihat Rasulullah Saw mengunjungi rumahnya,beliauter senyum dgn senyuman yg begitu indah,

Rasulullah Saw berkata padanya :”Aku bahagia sekali melihat apa yg kau lakukan untuk cucuku di hari ini..”Senyuman dan sabda Rasulullah Saw dlm mimpinya itu seakan membuat lelah letihnya selama seharian sirna..”

Cerita dgn tokoh utama Syaikh Abdullah Bin Ahmad Basaudan ini selalu mengigatkan saya akan Akhlak Ulama-Ulama Nusantra yg begitu memuliakan keturunan Rasulullah Saw dari dulu hingga skrng,Mulai dari Syaikhina Kholil Bangkalan,Kiai Hamid Pasuruan sampai Mbah Yai Maimun Zubair,semuanyamemiliki rasa ta’dhim super kpd para Habaib,tanpa membedakan siapa,darimana dan seperti apa mereka,oleh krn itu KH.Said Agil Siradj waktu itu menegaskan bahwa memuliakan Habaib bagi kaum Nahdliyyin adalah sebuah kewajiban.

Menghormati keturunan Rasulullah Saw seakan sudah menjadi Fithrah dalam diri kita sbg muslimin Nusantara,jika kepada Cucu Kiai-Kiai kita saja kita begitu ta’dhim meski ia adalah keturunan keseribu,apalagi Kpd Cucu Nabi Besar Kita ?kita ndak perlu pakek dalil-dalilan dlm masalah ini kan.?Jadi miris rasanya,jika akhir-akhir ini di sosmedia mulai banyak orang yg tdk tau,lupa(atau pura-pura lupa) akan Akhlak yg diwariskan oleh Kiai-kiai kita ini,mulai mengingkari Fithrah asli mereka sebagai penghormat sejati,imbasnya Banyak Habaib yg mereka komentari,mulai dari Habib Lutfhi Bin Yahya,Habib Quraish Bin Syihab,Habib Riziq Bin Syihab,sampek-sampek Habib Syekhan yg majdzub itu juga tak luput dari cibiran dan gunjingan mereka (entahlah,mungkin mereka punya cara lain dlm mengekpresikan rasa hormat dan Ta’dhim mereka,mungkin..)
Kita boleh berbeda pendapat dgn mereka para habaib dalam beberapa persoalan,Tapi jika perbedaan kita dgn mereka mulai menimbulkan kebencian,mulai menggoda kita untuk mengirim cibiran,cukuplah sejenak mengingat bahwa mereka adalah darah daging Rasulullah Saw,sosok paling berjasa dalam kehidupan kita fiddunya wal akhiroh,yg belas asih dan syafaatnya akan kita harap kelak fi yaumil qiyamah.Betul mereka tdk luput dari salah dan dosa,mereka tdklah ma’shum seperti Datuk mereka,Tapi seandainya mereka mempunyai sejuta kesalahanpun,tak akan merubah status mereka sebagai dzurryah Nabi bukan?
toh menghormati bukan berarti harus mengikuti kok,bkn juga harus membenarkan kesalahan atau menshahihkan kebathilan Saya teringat pesan Guru saya, GrandMufti Tarim Habib Ali AlMasyhur,sebuah pesan yg Insyaallah akan saya pertahankan sampai Allah takdirkan diri ini untuk bertemu Baginda Nabi Kelak(Aamiin) :”Hormati dan cintai keturunan Rasulullah Saw,bukan krn kealimannya,bukan krn prilakunya,tapi krn darah Rasulullah Saw yg mengalir dlm diri mereka.. “Menghormati Habaib adalah “warisan” yg wajib kita lestarikan.Tempoe doeloe di kota Khoribah Hadhramaut.Seseorang mengetuk pintu rumah Abdullah Basaudan,salah satu dari 7 Kiai paling Alim dan paling berpengaruh di Hadhramaut kala itu.Si Kiai bergegas membuka pintu,tampak seorang awam dgn penampilan primitif layaknya orang-orang baduwi(pedesaan)Hadhramaut,tampak juga seekor Himar(keledai)diparkir disebelahnya.”Afwan anda siapa ya.. ?”.”Ana fulan Bin fulan Al… “Sang kiai tampak kaget,MendengarNamanya,ia taubahwa tamunya ini adalah seorang sayyid keturunan Rasulullah Saw,tanpa basa-basi,segera ia mempersilahkan si tamu untuk masuk.Hari itu ia begitu sibuk,ia bagaikan sedang dikunjungi seorang presiden,belasan macam hidangan ia suguhkan untuk Si Habib,Kamar PalingVIP juga sudah ia siapkan.Rupa-rupanya Habib yg bertamu ke rumahnya adalah orang yg Majdzub,prilakunya serba nyeleneh,ia menghujani Kiai Abdullah Basaudan dgn pelbagai permintaan.”Eh.. Ana capek banget nih,ente bisa nggak mijetin kaki ana..?”Dgn senang hati ia memijati kaki sang tamu,Statusnya sbg ulama besar tak membuatnya gengsi untuk melakukan itu.Belum cukup disitu,si Habib meminta lagi.”Eh.. Kasian keledai ana kyknya dia kecapeaan juga,bisa dipijietin juga gak ?”Sam’an wa tho’atan ia langsung beranjak ke bawahuntuk memijat kaki Himar(bkn Hummer)si Habib,murid-muridnya yg menyaksikan pemandangan unik itu tentu merasa heran.”kiai lagi ngapain ya? Kaki keledai kok pakek dipijet segala.. ?

“Karena sibuk mengurusi sang tamu seharian,akhirnya kiai Abdullah lelah dan terlelap,dalam mimpinya ia melihat Rasulullah Saw mengunjungi rumahnya,beliauter senyum dgn senyuman yg begitu indah,


Rasulullah Saw berkata padanya :”Aku bahagia sekali melihat apa yg kau lakukan untuk cucuku di hari ini..”Senyuman dan sabda Rasulullah Saw dlm mimpinya itu seakan membuat lelah letihnya selama seharian sirna..”

Cerita dgn tokoh utama Syaikh Abdullah Bin Ahmad Basaudan ini selalu mengigatkan saya akan Akhlak Ulama-Ulama Nusantra yg begitu memuliakan keturunan Rasulullah Saw dari dulu hingga skrng,Mulai dari Syaikhina Kholil Bangkalan,Kiai Hamid Pasuruan sampai Mbah Yai Maimun Zubair,semuanyamemiliki rasa ta’dhim super kpd para Habaib,tanpa membedakan siapa,darimana dan seperti apa mereka,oleh krn itu KH.Said Agil Siradj waktu itu menegaskan bahwa memuliakan Habaib bagi kaum Nahdliyyin adalah sebuah kewajiban.

Menghormati keturunan Rasulullah Saw seakan sudah menjadi Fithrah dalam diri kita sbg muslimin Nusantara,jika kepada Cucu Kiai-Kiai kita saja kita begitu ta’dhim meski ia adalah keturunan keseribu,apalagi Kpd Cucu Nabi Besar Kita ?kita ndak perlu pakek dalil-dalilan dlm masalah ini kan.?Jadi miris rasanya,jika akhir-akhir ini di sosmedia mulai banyak orang yg tdk tau,lupa(atau pura-pura lupa) akan Akhlak yg diwariskan oleh Kiai-kiai kita ini,mulai mengingkari Fithrah asli mereka sebagai penghormat sejati,imbasnya Banyak Habaib yg mereka komentari,mulai dari Habib Lutfhi Bin Yahya,Habib Quraish Bin Syihab,Habib Riziq Bin Syihab,sampek-sampek Habib Syekhan yg majdzub itu juga tak luput dari cibiran dan gunjingan mereka (entahlah,mungkin mereka punya cara lain dlm mengekpresikan rasa hormat dan Ta’dhim mereka,mungkin..)
Kita boleh berbeda pendapat dgn mereka para habaib dalam beberapa persoalan,Tapi jika perbedaan kita dgn mereka mulai menimbulkan kebencian,mulai menggoda kita untuk mengirim cibiran,cukuplah sejenak mengingat bahwa mereka adalah darah daging Rasulullah Saw,sosok paling berjasa dalam kehidupan kita fiddunya wal akhiroh,yg belas asih dan syafaatnya akan kita harap kelak fi yaumil qiyamah.Betul mereka tdk luput dari salah dan dosa,mereka tdklah ma’shum seperti Datuk mereka,Tapi seandainya mereka mempunyai sejuta kesalahanpun,tak akan merubah status mereka sebagai dzurryah Nabi bukan?
toh menghormati bukan berarti harus mengikuti kok,bkn juga harus membenarkan kesalahan atau menshahihkan kebathilan Saya teringat pesan Guru saya, GrandMufti Tarim Habib Ali AlMasyhur,sebuah pesan yg Insyaallah akan saya pertahankan sampai Allah takdirkan diri ini untuk bertemu Baginda Nabi Kelak(Aamiin) :”Hormati dan cintai keturunan Rasulullah Saw,bukan krn kealimannya,bukan krn prilakunya,tapi krn darah Rasulullah Saw yg mengalir dlm diri mereka.. “Menghormati Habaib adalah “warisan” yg wajib kita lestarikan.Tempoe doeloe di kota Khoribah Hadhramaut.Seseorang mengetuk pintu rumah Abdullah Basaudan,salah satu dari 7 Kiai paling Alim dan paling berpengaruh di Hadhramaut kala itu.Si Kiai bergegas membuka pintu,tampak seorang awam dgn penampilan primitif layaknya orang-orang baduwi(pedesaan)Hadhramaut,tampak juga seekor Himar(keledai)diparkir disebelahnya.”Afwan anda siapa ya.. ?”.”Ana fulan Bin fulan Al… “Sang kiai tampak kaget,MendengarNamanya,ia taubahwa tamunya ini adalah seorang sayyid keturunan Rasulullah Saw,tanpa basa-basi,segera ia mempersilahkan si tamu untuk masuk.Hari itu ia begitu sibuk,ia bagaikan sedang dikunjungi seorang presiden,belasan macam hidangan ia suguhkan untuk Si Habib,Kamar PalingVIP juga sudah ia siapkan.Rupa-rupanya Habib yg bertamu ke rumahnya adalah orang yg Majdzub,prilakunya serba nyeleneh,ia menghujani Kiai Abdullah Basaudan dgn pelbagai permintaan.”Eh.. Ana capek banget nih,ente bisa nggak mijetin kaki ana..?”Dgn senang hati ia memijati kaki sang tamu,Statusnya sbg ulama besar tak membuatnya gengsi untuk melakukan itu.Belum cukup disitu,si Habib meminta lagi.”Eh.. Kasian keledai ana kyknya dia kecapeaan juga,bisa dipijietin juga gak ?”Sam’an wa tho’atan ia langsung beranjak ke bawahuntuk memijat kaki Himar(bkn Hummer)si Habib,murid-muridnya yg menyaksikan pemandangan unik itu tentu merasa heran.”kiai lagi ngapain ya? Kaki keledai kok pakek dipijet segala.. ?

“Karena sibuk mengurusi sang tamu seharian,akhirnya kiai Abdullah lelah dan terlelap,dalam mimpinya ia melihat Rasulullah Saw mengunjungi rumahnya,beliauter senyum dgn senyuman yg begitu indah,

Rasulullah Saw berkata padanya :”Aku bahagia sekali melihat apa yg kau lakukan untuk cucuku di hari ini..”Senyuman dan sabda Rasulullah Saw dlm mimpinya itu seakan membuat lelah letihnya selama seharian sirna..”

Cerita dgn tokoh utama Syaikh Abdullah Bin Ahmad Basaudan ini selalu mengigatkan saya akan Akhlak Ulama-Ulama Nusantra yg begitu memuliakan keturunan Rasulullah Saw dari dulu hingga skrng,Mulai dari Syaikhina Kholil Bangkalan,Kiai Hamid Pasuruan sampai Mbah Yai Maimun Zubair,semuanyamemiliki rasa ta’dhim super kpd para Habaib,tanpa membedakan siapa,darimana dan seperti apa mereka,oleh krn itu KH.Said Agil Siradj waktu itu menegaskan bahwa memuliakan Habaib bagi kaum Nahdliyyin adalah sebuah kewajiban.

Menghormati keturunan Rasulullah Saw seakan sudah menjadi Fithrah dalam diri kita sbg muslimin Nusantara,jika kepada Cucu Kiai-Kiai kita saja kita begitu ta’dhim meski ia adalah keturunan keseribu,apalagi Kpd Cucu Nabi Besar Kita ?kita ndak perlu pakek dalil-dalilan dlm masalah ini kan.?Jadi miris rasanya,jika akhir-akhir ini di sosmedia mulai banyak orang yg tdk tau,lupa(atau pura-pura lupa) akan Akhlak yg diwariskan oleh Kiai-kiai kita ini,mulai mengingkari Fithrah asli mereka sebagai penghormat sejati,imbasnya Banyak Habaib yg mereka komentari,mulai dari Habib Lutfhi Bin Yahya,Habib Quraish Bin Syihab,Habib Riziq Bin Syihab,sampek-sampek Habib Syekhan yg majdzub itu juga tak luput dari cibiran dan gunjingan mereka (entahlah,mungkin mereka punya cara lain dlm mengekpresikan rasa hormat dan Ta’dhim mereka,mungkin..)
Kita boleh berbeda pendapat dgn mereka para habaib dalam beberapa persoalan,Tapi jika perbedaan kita dgn mereka mulai menimbulkan kebencian,mulai menggoda kita untuk mengirim cibiran,cukuplah sejenak mengingat bahwa mereka adalah darah daging Rasulullah Saw,sosok paling berjasa dalam kehidupan kita fiddunya wal akhiroh,yg belas asih dan syafaatnya akan kita harap kelak fi yaumil qiyamah.Betul mereka tdk luput dari salah dan dosa,mereka tdklah ma’shum seperti Datuk mereka,Tapi seandainya mereka mempunyai sejuta kesalahanpun,tak akan merubah status mereka sebagai dzurryah Nabi bukan?
toh menghormati bukan berarti harus mengikuti kok,bkn juga harus membenarkan kesalahan atau menshahihkan kebathilan Saya teringat pesan Guru saya, GrandMufti Tarim Habib Ali AlMasyhur,sebuah pesan yg Insyaallah akan saya pertahankan sampai Allah takdirkan diri ini untuk bertemu Baginda Nabi Kelak(Aamiin) :”Hormati dan cintai keturunan Rasulullah Saw,bukan krn kealimannya,bukan krn prilakunya,tapi krn darah Rasulullah Saw yg mengalir dlm diri mereka.. “Menghormati Habaib adalah “warisan” yg wajib kita lestarikan.Tempoe doeloe di kota Khoribah Hadhramaut.Seseorang mengetuk pintu rumah Abdullah Basaudan,salah satu dari 7 Kiai paling Alim dan paling berpengaruh di Hadhramaut kala itu.Si Kiai bergegas membuka pintu,tampak seorang awam dgn penampilan primitif layaknya orang-orang baduwi(pedesaan)Hadhramaut,tampak juga seekor Himar(keledai)diparkir disebelahnya.”Afwan anda siapa ya.. ?”.”Ana fulan Bin fulan Al… “Sang kiai tampak kaget,MendengarNamanya,ia taubahwa tamunya ini adalah seorang sayyid keturunan Rasulullah Saw,tanpa basa-basi,segera ia mempersilahkan si tamu untuk masuk.Hari itu ia begitu sibuk,ia bagaikan sedang dikunjungi seorang presiden,belasan macam hidangan ia suguhkan untuk Si Habib,Kamar PalingVIP juga sudah ia siapkan.Rupa-rupanya Habib yg bertamu ke rumahnya adalah orang yg Majdzub,prilakunya serba nyeleneh,ia menghujani Kiai Abdullah Basaudan dgn pelbagai permintaan.”Eh.. Ana capek banget nih,ente bisa nggak mijetin kaki ana..?”Dgn senang hati ia memijati kaki sang tamu,Statusnya sbg ulama besar tak membuatnya gengsi untuk melakukan itu.Belum cukup disitu,si Habib meminta lagi.”Eh.. Kasian keledai ana kyknya dia kecapeaan juga,bisa dipijietin juga gak ?”Sam’an wa tho’atan ia langsung beranjak ke bawahuntuk memijat kaki Himar(bkn Hummer)si Habib,murid-muridnya yg menyaksikan pemandangan unik itu tentu merasa heran.”kiai lagi ngapain ya? Kaki keledai kok pakek dipijet segala.. ?

“Karena sibuk mengurusi sang tamu seharian,akhirnya kiai Abdullah lelah dan terlelap,dalam mimpinya ia melihat Rasulullah Saw mengunjungi rumahnya,beliauter senyum dgn senyuman yg begitu indah,

Rasulullah Saw berkata padanya :”Aku bahagia sekali melihat apa yg kau lakukan untuk cucuku di hari ini..”Senyuman dan sabda Rasulullah Saw dlm mimpinya itu seakan membuat lelah letihnya selama seharian sirna..”

Cerita dgn tokoh utama Syaikh Abdullah Bin Ahmad Basaudan ini selalu mengigatkan saya akan Akhlak Ulama-Ulama Nusantra yg begitu memuliakan keturunan Rasulullah Saw dari dulu hingga skrng,Mulai dari Syaikhina Kholil Bangkalan,Kiai Hamid Pasuruan sampai Mbah Yai Maimun Zubair,semuanyamemiliki rasa ta’dhim super kpd para Habaib,tanpa membedakan siapa,darimana dan seperti apa mereka,oleh krn itu KH.Said Agil Siradj waktu itu menegaskan bahwa memuliakan Habaib bagi kaum Nahdliyyin adalah sebuah kewajiban.

Menghormati keturunan Rasulullah Saw seakan sudah menjadi Fithrah dalam diri kita sbg muslimin Nusantara,jika kepada Cucu Kiai-Kiai kita saja kita begitu ta’dhim meski ia adalah keturunan keseribu,apalagi Kpd Cucu Nabi Besar Kita ?kita ndak perlu pakek dalil-dalilan dlm masalah ini kan.?Jadi miris rasanya,jika akhir-akhir ini di sosmedia mulai banyak orang yg tdk tau,lupa(atau pura-pura lupa) akan Akhlak yg diwariskan oleh Kiai-kiai kita ini,mulai mengingkari Fithrah asli mereka sebagai penghormat sejati,imbasnya Banyak Habaib yg mereka komentari,mulai dari Habib Lutfhi Bin Yahya,Habib Quraish Bin Syihab,Habib Riziq Bin Syihab,sampek-sampek Habib Syekhan yg majdzub itu juga tak luput dari cibiran dan gunjingan mereka (entahlah,mungkin mereka punya cara lain dlm mengekpresikan rasa hormat dan Ta’dhim mereka,mungkin..)
Kita boleh berbeda pendapat dgn mereka para habaib dalam beberapa persoalan,Tapi jika perbedaan kita dgn mereka mulai menimbulkan kebencian,mulai menggoda kita untuk mengirim cibiran,cukuplah sejenak mengingat bahwa mereka adalah darah daging Rasulullah Saw,sosok paling berjasa dalam kehidupan kita fiddunya wal akhiroh,yg belas asih dan syafaatnya akan kita harap kelak fi yaumil qiyamah.Betul mereka tdk luput dari salah dan dosa,mereka tdklah ma’shum seperti Datuk mereka,Tapi seandainya mereka mempunyai sejuta kesalahanpun,tak akan merubah status mereka sebagai dzurryah Nabi bukan?
toh menghormati bukan berarti harus mengikuti kok,bkn juga harus membenarkan kesalahan atau menshahihkan kebathilan Saya teringat pesan Guru saya, GrandMufti Tarim Habib Ali AlMasyhur,sebuah pesan yg Insyaallah akan saya pertahankan sampai Allah takdirkan diri ini untuk bertemu Baginda Nabi Kelak(Aamiin) :”Hormati dan cintai keturunan Rasulullah Saw,bukan krn kealimannya,bukan krn prilakunya,tapi krn darah Rasulullah Saw yg mengalir dlm diri mereka.. “

Resep Agar Bisa Dekat Nabi Muhammad Saw



SEGUDANG MANFAAT SHALAWAT

Banyak sekali hadits ataupun keterangan yang menerangkan betapa penting dan besarnya keutamaan bershawalat kepada Nabi Nabi MUHAMMAD Shollallohu alaihi wa sallam, diantaranya hadits berikut ini,

مَنْ صَلَّى عَليَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيْئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ. رواه الإمام أحمد (11587) والنسائي (1297) – واللفظ له – بإسناد حسن.

Artinya: “Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali maka ALLAH akan memberikan sepuluh rahmat kepada-NYA dan dihilangkan darinya sepuluh kesalahan dan diangkat sepuluh derajat” (HR.Ahmad dan An-Nasa’i).
Nah, mantep nggak tuh?

RESEP AGAR DEKAT DENGAN NABI

أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ اْلقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً – قال الترمذي: هذا حديث حسن غريب – رواه الترمذي (484)

“Manusia yang paling dekat kepadaku kelak di hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaKU” (HR. At-Tirmidzi)

Deket dengan orang penting di dunia saja seneng dan bangganya luar biasa apalagi deket dengan manusia terbaik dan paling dicintai oleh ALLAH subhaanahu wa taala, tidak hanya sekedar bangga tapi mendapatkan keselamatan pastinya.

BUTUH SOLUSI?

Tidak hanya itu, shalawat juga memiliki manfaat lainnya yaitu menjadi sebab diselesaikan hajat dan keperluan serta kelancaran rejeki. Nabi MUHAMMAD Shollallohu alaihi wa sallam memberi motivasi untuk kita,

مَنْ عَسُرَتْ عَلَيْهِ حَاجَةٌ، فَلْيُكْثِرْ بِالصَّلَاةِ عَلَيَّ .. فَأِنَّهَا تَكْشِفُ اْلـهُمُوْمَ وَاْلغُمُوْمَ، وَتُكْثِرُ اْلأَرْزَاقَ، وَتَقْضِي اْلـحَوَائِجَ.

“Barang siapa yang sedang mendapatkan kesulitan dalam urusannya maka hendaknya dia memperbanyak shalawat kepada ku. Karena shalawat itu bisa menghilangkan kesedihan dan kejenuhan, memperbanyak rizqi serta menggampangkan terselesaikannya segala urusan.” (Bustanul Wa’idzin wa riyadus sami’in halaman:290), (juga ada dalam Kitab Saadatud Daroin Karya Syekh Yusuf An-Nabhani).

So buat kalian yang lagi dihimpit kesulitan ataupun masalah baik kesulitan dalam rejeki, pekerjaan ataupun jodoh (khususnya yang masih istiqomah nge-jomblo), yuk nggak usah terlalu banyak baper, better kita perbanyak shalawat kepada Nabi MUHAMMAD shollalohu alaihi wa sallam.


Senin, 28 Agustus 2017

Beda Puasa Ulat Dan Puasa Ular



Secara sunnatullah yang berpuasa sesungguhnya tidak hanya diwajibkan kepada orang mukminsaja.
Beberapa jenis makhluk hidup melakukan juga berpuasa sebelum mendapatkan kualitas dan kelangsungan hidupnya.

Banyak contoh, misalnya puasanya induk ayam yang mengeram sehingga mengubah telur menjadi makhluk baru yang berbeda bentuk yang disebut anak ayam.

Di antara sekian banyak puasa hewan yang dapat kita ambil pelajaran agar puasa kita mencapai derajat taqwa, ialah puasanya ULAR dan puasanya ULAT.

A. PUASA ULAR

Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala.

Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus BERPUASA tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah PUASANYA TUNAI, kulit luar terlepas dan muncullah kulit baru.



Ibrah dari puasanya ular :

1. WAJAH ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.

2. NAMA ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ULAR.

3. MAKANAN ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.

4. CARA BERGERAK sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.

5. TABIAT dan SIFAT sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.

B. PUASA ULAT

Ulat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan dengan cara berpuasa. Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk mengubah kualitas hidupnya. Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon (kepompong) sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya.

Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang sangat indah bernama KUPU-KUPU.

Ibrah dari puasanya ulat :

1. WAJAH ulat sesudah puasa berubah INDAH MEMPESONA

2. NAMA ulat sesudah puasa berubah menjadi KUPU-KUPU

3. MAKANAN ulat sesudah puasa berubah MENGISAP MADU

4. CARA BERGERAK ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah TERBANG di awang-awang.

5. TABIAT dan SIFAT berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu PENYERBUKAN BUNGA.

KESIMPULAN:

Puasa seharusnya mampu menghijrahkan diri kita agar semakin taqwa dan mampu menjadi *khairunnas anfauhum linnas* (sebaik-baikz manusia ialah yang dapat memberikan manfaat bagi manusia lainnya).

Keutamaan Kitab Dalailul khoirot



Berkata Alm Guru Hudhari,,semua shalawat itu bagus,tapi ada shalawat yang spesial yang bisa mendatangkan bau harum surga didunia ini,yaitu Dalail Khairot.Kata beliau lagi,,aku ini nak ya tahun 1960 waktu Guru Ijay umur 18 tahun,kami baca Dalail Khoirot dirumah Guru Semman Mulya didaerah keraton.

waktu itu berkumpul Habib Zein AlHabsy,Guru Syarwani (Guru Bangil),Guru Semman Mulya,Guru Salman Jalil dan Guru Ibad…..Guru Ijay yang mimpin baca Dalail Khoirot kata Guru Hudhari.Setelah selesai membaca Dalail Khoirot tiba2 saja ada bau harum yang harumnya sama dengan harum misik abidh (kasturi putih) tapi harumnya menyengat sekali.

jadi aku tanyakan  ke Guru Bangil,bau apa ini guru???Kata Guru Bangil “ini salah satu fadhilah membaca Dalail Khoirot..ini bau syurga Ma’wa yang datang kesini berkat kita membaca Dalail Khoirot yang dipimpin langsung wali Qutub muda (Guru Ijay/Guru Zaini sekumpul)”.

Kata Alm Guru Hudhari ,Guru Ijay mulai umur 13 tahun sampai akhir hayatnya selalu mengamalkan Dalail Khoirot sehari khatam setiap hari.Mudahan kita bisa mengamalkan Dalail Khoirot biar sehari satu hizib tidak mengapa,jangan sampai khatam dalam sehari asal setiap hari membaca secara istiqomah.Karena shalawat Dalail Khoirot kata Guru Hudhari adalah shalawat yang paling spesial/utama yg bisa mendatangkan wangi syurga ma’wa kedunia.

shalawat adalah memuji Rosululloh SAW dengan berharap beliau memberi kita syafa’at..berkat kita membaca shalawat kpd beliau SAW siapa tau dosa kita diampuni oleh Alloh SWT.

Mudahan berkat shalawat,qobul segala hajat slamat dunia akhiray husnul khotimah ‘indal maut masuk surga bighoiri hisab,terkunpul didlm syurga bersama Rosululloh SAW,bersama Datu Arsyad Kalampayan (Syeikh Arsyad AlBanjary),bersama abah Zaini sekumpul didlm istana beliau yg beliau bangun untuk kita,,,Aamiin!!!

Larangan Berlebih Lebihan Dalam Makanan



ibnu sina mengungkapkan : berhati-hatilah terhadap makanan sebelum makanan di cerna. ketahuhilah kenyang adalah bid’ah yang muncul setelah abad pertama.rosulullah saw bersabda : orang mukmin makan dengan satu usus,sementara orang kafir makan dengan tujuh usus. hikmah dan berkah tidak akan masuk ke dalam perut yang penuh dengan makanan.siapa yang sedikit makan,maka akan sedikit pula minumnya, dan barang siapa sedikit minumnya maka akan sedikit pula tidurnya.barangsiapa sedikit tidur nya maka akan terlihat nyata berkah umurnya.sementara orang yang banyak makan,maka akan banyak pula minumnya.dan barangsiapa banyak minumnya,maka akan banyak pula tidurnya.barangsiapa banyak tidur, maka terhapus berkah tidurnya.

ibnu sina mengungkapkan : barangsiapa sudah merasa cukup sebelum kenyang,maka pola makan tubuhnya akan baik,bahkan kondisi jiwa dan hatinya akan menjadi baik pula.barangsiapa mengharapkan dari makanan sesuatu yang berlebihan maka dia hanya akan menyakiti tubuhnya,mengotori jiwanya dan membuat keras hatinya.oleh karena itu, jauhilah oleh kalian sisa sisa zat makanan karena dapat meracuni hati sehingga menjadi keras, memperlambat gerakan anggota tubuh untuk melakukan ketaatan,menutupi telinga dari mendengar nasihat.sementara itu,makanan panas sangat tidak terpuji dan rasulullah saw sendiri melarang mengonsumsinya.selain beliau juga melarang makan sambil menyandarkan tubuh.

sementara nabi muhammad saw tidak pernah meniup makanan dan minuman,tidak bernafas didalam wadah. bahkan beliau melarang meniup makanan dan minuman.yang demikian itu karena mulut dan hidung mengandung banyak mikroba dan kuman yang tak terhitung jumlahnya,yang bisa saja mengenai makanan dan minuman bila ditiup. sehingga dengan begitu penyakit akan menular kepada orang lain dan bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.dan ini merupakan salah satu tuntunan nabi muhammad saw yang paling baik dalam dunia kedokteran

Cara Makan Rasulullah SAW



Berjalan-jalan setelah makan malam sangat baik sekali. Tapi, bisa juga digantikan dengan shalat. Hal itu dimaksudkan agar makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan tepat dan baik sehingga bisa dicerna dengan baik. Diriwayatkan dari Nabi muhammad saw , beliau bersabda, “Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah yang Mahatinggi dan shalat, serta janganlah kalian tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras. ” (HR. Abu Nua’imi”
Diriwayatkan dari Anas & dengan status marfu’,

“Makan malamlah sekalipun hanya dengan kurma kering ( yang rusak)’, karena meninggalkan makan malam dapat mempercepat penuaan.

dari Jabir ra. dengan status marfu’ juga,

Janganlah kalian meninggalkan makan malam sekalipun hanya dengan satu buah kurma, karena meninggalkan makan malam dapat menyebabkan penuaan. “”
Selanjutnya, hendaklah mencuci tangan setelah makan untuk menghilangkan kotoran dan bau. Rasulullah saw bersabda,

“Barang siapa tidur sedang di tangannya ada lemak sisa makan, lalu lemak itu mengenai sesuatu, maka hendaklah dia tidak mencela, kecuali dirinya sendiri. ‘

Masih diriwayatkan dari beliau

WUdhu sebelum makan dapat mencegah kemiskinan, dan wudhu setelah makan dapat mencegah kebimbangan, ”

Plato pernah mengatakan, “Barang siapa mengantarkan dirinya kekamar kecil sebelum tidur, maka keindahan penampilan dirinya akan tetap terjaga. »

Dan hal itu pun telah diperintahkan oleh Rasulullah saw jauh Sebelum Plato, Yaitu melalui hadits al-Barra bin Azib ra, Rasulullah saw.: jika engkau ketempat tidur, hendaklah dia berwudhu dengan wudhu mu waktu sholat.

sumber : https://ratibalhaddad.com/2017/06/19/cara-makan-rosulullah-saw/


Faidah Bersiwak Bagi Muslim Laki Laki Maupun Perempuan



Sebarang sunnah yang dilakukan oleh seseorang itu baik seorang lelaki mahupun seorang perempuan. Ianya akan mendapat ganjaran dan mendapat kasih sayang Allah سبحانه وتعالى walaupun sunnah yang dilakukan itu adalah sunnah yang kecil mahupun sederhana.

Disebutkan oleh Saidaitina Fatimah Az-Zahra Radhiyallahu’Anha bahawasanya seseorang yang mengamalkan bersiwak merupakan penyebab untuk mendapat kematian yang baik (husnul khatimah) dan mengundang ganjaran pahala yang berlipat kali ganda sekali solat bersiwak dilipatkan kepada 70X ganda dan merupakan menyebab seseorang itu mendapatkan keredhaan Allah سبحانه وتعالى.

Diceritakan mengenai seorang lelaki yang soleh yang rajin menggunakan kayu sugi(bersiwak) setiap kali ketika mana dia terjaga daripada tidurnya maka dia akan terus bersiwak. Dan dia telah mengamalkannya selama bertahun-tahun sehinggalah beliau telah meninggal dunia. Dan beliau mempunyai seorang anak lelaki yang bernama Ahmad.


Maka apabila lelaki soleh ini telah meninggal dunia maka ada adik beradiknya yang telah bermimpi bertemu beliau. Lalu adiknya yang bermimpi itu bertanyakan keadaan si mati ketika di alam barzakh. Ditanya “Bagaimanakah keadaan ketika ditanya oleh Para Malaikat?” Maka si mati menjawab “Dia tidak berasa sakit ketika meninggal dunia kerana ianya seolah-olah dirinya sedang tidur.

Sehingga datang Para Malaikat dan berkata duduklah hamba Allah. Maka aku terjaga daripada kematian seolah-olah aku terjaga daripada tidur. Di dalam kubur ketika terjaga maka aku terus mencari-cari dimanakah kayu sugi di sisi ku sehingga aku menyeru nama anakku Wahai Ahmad di manakah kayu sugi ku?”

Maka Malaikat bertanya “Kayu sugi manakah yang engkau cari? Siapalah budak yang engkau panggil itu? Apakah engkau rasa engkau bangun daripada tidur? Maka Malaikat berkata “Wahai Hamba Allah. Engkau sebenarnya sudah mati dan kami datang sebenarnya untuk bertanya kepada kamu untuk menyoal.”

Maka lelaki soleh ini terasa takut. Akan tetapi Malaikat yang berada di hadapannya berkata “Jangan kamu takut wahai hamba yang soleh. Kau tidak akan dihisab di dalam kuburmu kerana kau telah istiqamah bersungguh-sungguh mengamalkan sunnah bersiwak setiap kali engkau terjaga daripada tidurmu.”

Demikian itu menggunakan siwak itu adalah sunnah yang mudah tetapi syaitan menjadikan manusia lupa untuk menggunakan kayu sugi(bersiwak) maka hendaklah kalian semua memastikan untuk membawa lebih daripada satu siwak ke mana sahaja kalian pergi.

Sesungguhnya siwak ini menggembirakan Rasulullah ﷺ dan membuatkan syaitan marah. Siwak ini murah dan mudah untuk diperolehi. Siwak ini tidak sama seperti rokok di mana sesiapa yang bersiwak ini membuatkan Rasulullah ﷺ gembira dan merokok ini membuatkan Rasulullah ﷺ berasa sedih dan mengembirakan syaitan.

Kesimpulannya kita belajarlah menggunakan siwak kerana bersiwak memberikan banyak manfaat pada tubuh badan kita. Akan tetapi rokok memberikan pelbagai penyakit pada kita. Ingatlah bahawasanya siwak ini merupakan sunnah Baginda Rasulullah ﷺ dan tak akan rugi kalau kita semua mengamalkan sunnah-sunnah Nabi ﷺ dalam kehidupan seharian kita.

Bagi mereka yang mempunyai isteri dan anak-anak ajarkanlah anak-anak dan isteri kamu untuk bersiwak sesungguhnya solat dengan siwak itu 70 kali lebih baik daripada solat tanpa menunaikan siwak.

#MutiaraKata[HABIB KADZIM BIN JA’AFAR BIN MUHAMMAD AS-SEGGAF HAFIDZOHULLAH]

Minggu, 27 Agustus 2017

Keutamaan Membaca Kitab Karangan Habib Abdulah Alawi Alhadad Kitab Al ‘Ilmunnibros



Majelis ilmu Mesjid Sabilal Muhtadin Kitab Al ‘Ilmunnibros. (Ilmu Nibras; Habib Abdullah bin Alwi bin Hasan Al atthos)

Berkata Al_alimul Al_allamah Abah Haji Guru Zuhdi..........
Barang siapa membaca kitab karangan Habib abdulah alawi alhadad mk akan tercapai hajat nya krn keberkatan kitab itu.Barang siapa membaca kitab Ihya Ullumuddin mk hati nya hidup. Dan orang yg tdk membaca kitab ihya akan tdk tahu malu.

Para Habaib berkata sekiranya org yg telah mati dan hidup lagi mk mereka akan berkata baca lah Ihya Ullumuddin.

Walau tdk sezaman dgn Habib Abdulah alawi alhadad dan Habib Abdulah alawi alhadad tdk ke indonesia tp ada bukti hitam di atas putih yaitu kitab kitab karangan beliau yg kita perpegangi dan pelajari.

Mereka semua berjalan di jalan nya Rasulallah.
Banyak kitab yg Muktamat muktabar dmn sanad nya smp kpd pengarang nya dan pengarang nya smp kpd Rasulallah.

Seperti ulama dr Banten Sech Nawawi banten yg bnyk mengarang kitab kitab.
Dalam masalah fiqih cukup rujukan kpd Datu kelampayan dgn membuka kitab Sabilal Muhtadin.
Apabila ada masuk ajaran yg lain dr Datu kelampayan baik dr wudhu atau sholat dan ibadat nya mk jgn di ikuti.

Kebenaran itu nyata dgn membuka kitab. Dengan berkitab.
Apabila org sdh beda dr yg benar mk akhir umur nya hina dan rugi.
Anak Nabi Nuh tdk di akui oleh Allah sbg punya hubungan dgn Nabi Nuh krn tdk mengikuti kpd yg benar.

Kalo kita punya Datu yg alim dan kita jd maling mk putus dgn Datu.
Kita sombong krn mempunya juriat yg hebat mk hilang keberkahan.
Abah guru selalu mengatakan harus mengaji dgn memakai Kitab shg ada dalil dan ada pegangan kpd yg benar.

Turun Derajat bagi org yg tdk mengikuti yg benar.
Seperti Guru membuka majelis,org kampung yg dekat dan keluarga yg dekat tdk ada yg hadir sedang org yg jauh jauh yg hadir.

Dan hal ini sprt yg di alami Rasulallah dmn keluarga nya sendiri Abu lahab membenci Rasulallah.
Ibnu Abbas bermimpi bertemu Abu Lahab dan menanyakan bgmn keadaan nya di kubur mk Abu lahab menjawab,Aku di kubur di siksa oleh Allah kecuali setiap malam senin aku tdk di siksa krn waktu Rasulallah lahir mk aku sebagai paman gembira dan aku merdekakan budak ku. Karena gembira ku,akan kelahiran Rasulallah lh aku mendapat keringanan siksaan di kubur dmn Allah tdk menyiksa ku setiap malam senin.

Bagaimana kalo yg gembira ini org yg islam dan beriman,gembira krn lahir nya Rasulallah,gembira krn maujud nya Rasulallah mk tdk ada balasan selain masuk surga.
Nabi nabi yg terdahulu.ingin menjadi umat Rasulallah mk betapa beruntungnya kita sbg umat Rasulallah.

Kita sebaik baik umat,kita mendapat kitab sebaik baik kitab,kita mendapat Nabi sebaik baik Nabi shg apa lg yg di sedih kan.
Saat Siti Aminah mengandung Rasulallah mk setiap malam para Nabi dan malaikat mendatangi Siti Aminah dgn pesan jaga dan beri nama Muhammad kpd anak yg akan lahir nanti.
Jangan permah berbeda dgn ajaran Rasulallah. Rasulallah sholat dan puasa mk kita sholat dan puasa.
Dan ada yg khususiah utk Rasulallah yg tdk bisa kita ikut sprt Rasulallah kawin dgn 9 isteri mk itu khususiah kpd Rasulallah.

Para Habaib berkata siapa yg datang kesurabaya tdk maelangi ke tuban sm dtg ke madinah tnp ziarah ke maqom Rasulallah. Artinya di setiap wilayah ada wali yg hrs kita laporan utk datang.
Kita tdk bisa ziarah ke maqom Rasulallah klo tnp Rasulallah yg menjemput kita(laqod jaa akum Rasullum min ampusikum,telah datang Rasulallah kpd engkau).
Di zaman sekarang haur mencari duit aja gawian(selalu kerja mencari duit),
melupakan menuntut ilmu.

Yang behuma(disawah) memikirkan duit aja sedang org bahari membawa pakaian cadangan utk sholat krn sholat wajib.
Silahkan bekerja tp jgn ketinggalan menuntut ilmu dan ibadah sholat.
Masuk dunia pd diri krn tdk ada rasa syukur.
Dulu minum air sumur lalu terbiasa air ledeng mk tdk mau lg minum dr air sumur krn terbiasa air ledeng.

Dulu makan pakai ikan asin sepat lalu terbiasa mkn ayam kentucky dan terbiasa mkn ayam shg tdk mau lg makan ikan asin sepat.
Dulu di desa biasa pakai sepeda dan jalan kaki lalu ke kota dan terbiasa pakai sepeda motor shg tdk mau pakai sepeda apalg jalan kaki krn gengsi timbul. 

Datang dunia dgn kemewahan nya shg timbul gengsi dan terlepas lh menuntut ilmu dan beramal.
Di tanya rukun wudhu dan rukun sholat tdk tahu lagi krn tdk mau menuntut ilmu.
Cara mendapatkan kebenaran dgn kitab dan dgn kitab yg benar.

Orang yg tidak menurut kpd org org dahulu mk tdk mendapat safaat dr org org dahulu krn tdk lg mengikut org bahari dan akan di rendahkan derajat nya krn tdk menurut dan mengikut kpd yg benar.
Rasulallah bersabda..Bukan golongan ku org yg memberatkan org lain. Bukan umat ku org yg kematian lalu memukul mukul ke badan(meratap dan menyiksa ke diri)
Kita menambah nambah ilmu dgn pegangan fiqih dgn kitab Datu kelampayan. 

Ikuti yg benar dan mengikuti yg benar dgn memakai kitab. Dan kitab yg benar yg Muktabar Muktamad yg sanad nya smp kpd pengarang kitab nya dan pengarang nya smp kpd Rasulallah.
Silahkan disave dan dishare apabila bermanfaat. Minta halal minta ridho.
Ampun maaf ulun puun.


Jumat, 25 Agustus 2017

Bahayanya Penyakit Hati Takabur Dan Sombong




Majelis Ilmu Mesjid Jami sei Jingah Banjarmasin
Kitab Hidayatul Salikin syekh Abdusamad palembani.

Berkata Al allimul Al allamah Abah Haji Guru zuhdi.....

Pasal yang ke 8 dari penyakit hati yaitu Takabur(membesarkan diri).
Orang yang merasa dirinya punya kelebihan dan kebaikan maka akan membesarkan diri kerena merasa punya kelebihan dan kebaikan. Perasaan ini lah yang membuat nakal yaitu sebuah rasa yang disebut Ujub.

Sumber sombong merasa diri kita punya kisah yaitu kisah punya lebih .
Kaya merasa kaya. Alim merasa diri nya Alim. Merasa punya cerita yang di bangga banggakan.
Padahal dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah sebuah cerita yg menunjuk kepada cerita Allah,kisah Allah.

Kita bergerak maka gerakan ini menunjuk kpd Allah bukan kepada diri kita,menunjukan kebaikan Allah bukan kepada diri kita.Bacaan fasih tidak ada menunjuk kepada diri kita tapi kepada Allah.
Siapa yang baik adalah Allah bukan kita. Karena klo bukan Allah yang menjadikan tidak mungkin kita bisa membaca dengan fasih. Yang tampak jelas kebaikan Allah bukan kita,semua cerita menunjuk kepada Allah.

Tapi kita tidak mengetahui kerena tidak belajar dan seandainya belajar pun masih belum memahami nya sehingga mengaku ngaku aku yang mulia,aku yang alim.

Sehingga saat ada merasa (merasa mulia,alim), lalu meminta minta yaitu minta muliakan dan pujian.Bukti meminta minta kerena saat di hina tersinggung. Dan meminta pujian kerena dirinya merasa punya kelebihan.

Orang orang Soleh selalu memuji bukan meminta pujian,orang orang Soleh membesarkan Allah bukan meminta besarkan karena mereka mengenal akan Allah.
Orang yang merasa diri nya punya kelebihan akan selalu mencari cari pujian.
Memperlihatkan kelebihan kerena merasa itu cerita akan diri nya sehingga mencari cari pujian.
Saat merasa kaya,merasa alim dan meminta pujian maka menghina orang lain. Maka timbulah sombong.


Orang kaya yang sombong akan membenci orang miskin kerena meanggap kaya itu mulia dan miskin itu hina sehingga tidak mau duduk dan berkumpul dengan orang miskin .
Sombong membuat kita salah terus.
Penyebab sombong seperti kaya (sugih),padahal kaya ini menunjukan kepada kaya nya Allah bukan kepada diri kita.

Orang makrifat semakin kaya semakin dekat dengan Allah kerena orang makrifat merasa melihat akan kisah nya Allah sangat dekat melalui kekeyaan ini.
Kita kira orang kaya itu orang yang banyak harta padahal orang kaya org yang pandai bersyukur. Apabila selalu merasa cukup maka itulah kaya. Dan orang yang selalu merasa kekurangan itu lah miskin.

Rasa cukup itu yang di cari. Saat di kasih Allah rejeki sedikit jangan cemberut kepada Allah kerena pertanda kita tidak terima dengan nikmat Allah.Selalu merasa cukup apa yang di kasih Allah dengan di cukup cukup kan.
Kita terbiasa nyaman sehingga saat kenyamanan itu berkurang kita marah.
Hidup santai aja,selalu bersyukur kepada Allah.

Selalu lah kita mendoakan Rasulallah karena mendoakan orang tua di wajib kan apalagi mendoakan Rasulallah. Bahkan dalam sholat tidak sah sholat kita apabila tidak bersholawat kepada Rasulallah. Sholawat dan doa kita masih belum bisa membalas tingginya pangkat kemuliaan Rasulallah dan masih belum membalas pangkat kita sebagai umat Rasulallah. Apabila di adakan maulid di suatu kampung maka akan aman kampung atau tempat itu.

Kehebatan Rasulallah,saat zaman Nabi Adam sudah tahu Nabi Adam kehebatan Rasulallah saat nama Rasulallah ada di semua pintu surga berdampingan dengan nama Allah.
Niat kita dalam bermaulid adalah hanya ingin memuji tidak ingin di puji. Hanya ingin membesarkan tidsk ingin di besarkan,mehilangkan dalam hati sifat ingin di puji dan di besarkan. Dan niat yang kedua agar mendapatkan keberkahan serta syafaat dari Rasulallah.

Kibir membesar kan diri di cela oleh agama.Tempat orang sombong adalah neraka. Supaya jangan sombong maka jangan merasa punya kelebihan.Bukti kan kita tidak punya kelebihan dengan selalu memandang kelebihan orang. Buktikan kita selalu memandang kelebihan orang dengan kita Puji dan sanjung orang itu terutama Allah,Rasulallah,orang Soleh dan Wali wali Allah.

Siang malam kita harus memuji Rasulallah ,apalagi kita belajar alam ini di jadikan Allah dari Nur Rasulallah dan penampakan alam ini sama penampakan Rasulallah. Rasulallah sudah tampak dan zohir sehinga kita Puji dan sanjung Rasulallah. Silahkan memuji Rasulallah dengan bahasa Indonesia.
Kita selalu memuji Rasulallah agar kita tidak meminta minta pujian lagi.

Tidak beriman seseorang dengan iman yang sempurna kecuali Allah dan Rasulallah lebih di cintai.
Puji dan sanjung lah Allah,puji dan sanjung lah Rasulallah.
Allah adalah Tuhan dan Rasulallah adalah utusan nya.

Orang yang membaca maulid,orang yg memuji Rasulallah tidak akan menuhankan Rasulallah.
Memuji Allah,Rasulallah,orang Soleh dan para wali membersihakan hati.
Silahkan di save dan dishare apabila bermanfaat.
Minta Halal Minta Rela .
Ampun maaf ulun puun.

Sumber : Pencita Waliyullah

Adab Dan Sikap Kita Kepada Orang Jahat



Berkata Al allimul Al allamah Abah Haji Guru Zuhdi........

Berkata saydatina Aisyah,meminta ijin seseorang laki laki bertemu Rasulallah dan di ijin kan Rasulallah bertemu padahal sejahat jahat orang adalah laki laki itu dan Rasulallah dengan lembut bersuara kepada laki laki itu.

Dan Aisyah bertanya ,wahai Rasulallah engkau katakan dia sejahat jahat laki laki tapi kenapa Engkau berlemah lembut kepada dia dan tidak marah kepada dia.

Dan Rasulallah berkata sejahat jahat manusia itu orang yang di muliakan kerena takut akan kejahatan nya. Artinya orang jadi memuliakan kerena tidak mau dapat jahat dari orang itu.
 Memuliakan takut akan kejahatan nya dan ini tidak boleh kecuali darurat.

Rasulallah berlemah lembut kepada orang jahat tadi bukan takutan kerena kejahatan nya.
Kita baik kepada orang yang jahat maksud nya di hadapi ,tetap bergaul dan tersenyum dan jagan kita merendahkan atau menghinakan orang jahat itu.

Sedang memuji muji orang jahat, itu yang tidak baik ,itu yang salah.
Dan menghadapi mereka dengan senyum itu tidak salah. Yang salah memuji orang itu kerena sama dengan mendukung perbuatan orang jahat itu.

Kita di bolehkan berdusta untuk kebaikan. Tetapi tidak boleh memuji.
Hal yang kita lakukan kepada orang yang jahat
.
1, tidak boleh memuji kepada yang salah.
2. Tidak boleh Membenarkan yang salah.
3. Tidak boleh Menganggukan kepala tanda setuju kerena itu munafik.
Dalam keadaan darurat seperti dia mengancam kita dengan pisau maka di perboleh kan berdusta.
kerna demi keselamatan kita.

Sumber : Pencinta Waliyullah


Selasa, 22 Agustus 2017

Manaqib Datu Nuraya



Tak banyak memang masyarakat yang mengenal Datu Nuraya yang mempunyai nama Syekh abdul Mu'in (sebagian riwayat menyebutkan nama beliau yang sebenarnya adalah Syekh Abdul jabbar) tetapi legenda tentang Datu Nuraya masih tersimpan dengan rapi dalam cerita masyarakat sehari hari khususnya didaerah Tatakan Rantau Kabupaten Tapin.
Siapa sebenarnya Datu Nuraya dan apakah semasa hidupnya dia memang memiliki tubuh yang besar bagai raksasa hingga makamnya mencapai 50 meter lebih ?...itulah misterinya,namun dari cerita cerita yang berkembang disana disebut sebut Datu Nuraya memang memiliki tubuh yang teramat besar,ihwal legenda ini seperti pd kisah terdahulu tentang DATU SUBAN, beliau adalah seorang guru dari sekalian Datu Datu yang ada di Rantau,seorang guru yang miskin harta tapi sangat dalam dan tinggi ilmu tasawufnya serta dikenal sebagai orang yg kasyaf,tinggalnya di munggu tayuh tiwadak gumpa tatakan dekat liang macan.

Pada saat lebaran atau hari raya Datu suban yang pada saat itu bersama para muridnya ketika mereka sedang asyik asyiknya menikmati makanan yang disediakan oleh tuan rumah,tiba tiba datang seorang yang bertubuh sanagat besar,serta merta mereka terkejut dan segera mengambil tombak dan parang untuk menghadang orang besar tsb.
 "assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.."kata orang besar tsb
 "waalaykum salam warahmatullahi wabarakatuh"jawab para datu
lalu Datu suban menerangkan kepada para datu yang hadir bahwa orang yang datang sambi memberi salam Insya Allah akan berniat baik.
 "Maaf siapa saudara yang datang dan dari mana asal saudara serta apa maksud saudara?"tanya Datu Suban,anehnya siraksasa tersebutmenjawab dengan zikir La Ilaaha Illallah,dan zikir tersebut diulang tiap kali Datu suban bertanya sampai 7 kali,kemudian orang tersebut ambruk ketanah,lalu para Datu menghampiri orang itu dan memeriksanya,ternyata orang tsb sudah meninggal dunia,maka serempak para datu mengucapkan innaa lillahi wainna ilahi rajiuun'

Melihat keadaan tersebut para datu tadi bingung bagaimana memandikannya dan menguburkannya,untuk mengangkat saja jadi masalah,apalagi pada waktu itu kemarau panjang,biasanya tanah sangat keras sedangkan lubang untuk kuburan harus dibuat sangat panjang dan lebar,dan untuk memandikannya diperlukan air yang sangat banyak,konon pada saat para datu kebingungan tiba tiba hujan lebat turun dengan derasnya dan ketika mereka mengangkat tubuh tersebut sangatlah ringannya seperti sehelai kapas,serentak para datu berseru "subhanallah" sebelum para datu mewaradunya (membersihkan) mayat itu,datu suban menemukan sebuah selepang (tas) dari dalam pakaiannya,setelah dibuka ternyata didalamnya terdapat sebuah kitab yg sangat terkenal kini dengan nama kitab barencong,para datu berbagi tugas ada yg memandikannya,ada yg mencari batu gunung untuk nisan dan ada yg membikin lubang untuk kuburan tsb,konon lubang yg digali tidak mencukupi untuk mengubur terpaksa orang tsb dilipat hamzah kakinya.

Tepat 7 hari maarwahi orang besar tsb maka berkumpullah semua datu dirumah Datu Taming Karsa disimpang tiga tandui baruh hariyung yang dinamakan Pamatang Gintungan  Misan Batu ,disanalah Datu suban mulai membuka kitab peninggalan yg didapat dari orang besar tsb dengan mengucap bismillahir rahmanir rahim lalu dibuka kitab tsb oleh datu Suban  lembar demi lembar hingga selesai,ternyata isi kitab tsb mengandung bermacam macam ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat,konon setelah kitab tersebut turun kepada Datu Sanggul kemudian diturunkan lagi kepada saudara angkatnya yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan disimpan keturunan beliau hingga saat ini.

Atas saran dari Datu Labai Duliman yang ahli falakiah orang besar tsb dinamakan NURAYA,karena orang tersebut datang pada hari raya dan sesuai dengan badannya yg besar dan tinggi seperti RAYA,datu Nuraya bersal dari dua kata NUR dan RAYA ...NUR dalam bahasa arabnya cahaya,sedangkan RAYA artinya luas  jadi NURAYA artinya pembawa cahaya dan sinar serta lmu yg luas seperti Raya,sampai sekarang makam dari Datu Nuraya ramai diziarahi orang karena keanehan dan kekeramatannyadan merupakan makam terpanjang didunia letaknya didaerah Tatakan Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.


Sumber:- Manakib Datu Suban
             - Manakib Datu Sanggul
             - Riwayat Datu Datu Kalimantan Selatan
             - Halaman Facebook Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Senin, 21 Agustus 2017

Menaqib Datu Suban Sekalian Datu Muning



Datu suban sering disebut juga datu sya'iban ibnu zakaria zulkifli dgn ibunda bernama maisyarah,beliau hidup dikampung muning tatakan kabupaten tapin rantau kalimantan selatan,beliau semasa hidupnya mempunyai martabat tinggi dan mulia,peramah dan paling disegani yg patut diteladani oleh kita sebagai penerus dan pewaris yg hidup diabad modern ini.
Datu suban adalah guru dari semua datu orang muning,selain ahli ilmu tasawuf,datu suban juga ahli ilmu taguh (kebal),ilmu kabariat,ilmu dapat berjalan diatas air,ilmu maalih rupa,ilmu pandangan jauh,ilmu pengobatan,ilmu kecantikan,ilmu falakiah,ilmu tauhid dan ilmu firasat,dgn ilmu yang dimilikinya banyaklah org yg menuntut ilmu kepada beliau an yg paling terkenal ada 13 orang..

1.Datu Murkat
2.Datu Taming Karsa
3.Datu Niang thalib
4.Datu Karipis
5.Datu Ganun
6.Datu Argih
7.Datu ungku
8.Datu Labai Duliman
9.Datu Harun
10.Datu Arsanaya
11.Datu Rangga
12.Datu Galuh Diang Bulan
13.Datu Sanggul

Diantara ilmu ilmu yg selalu diajarkan dlm setiap kesempatan beliau selau mengajarkan ilmu mengenal diri (ilmu ma'rifat) dgn tarekat memusyahadahkan Nur Muhammad,hal ini tdklah mengherankan karena sebelum datu suban mengajarkan ajaran makrifat melalui tarekat Nur Muhammad ini,seorang ulama banjar yaitu syekh Ahmad Syamsuddin Al-Banjari telah menulis asal kejadian Nur Muhammad itu,yg naskahnya ditemukan oleh seorang orientalis bangsa Belanda R.O.Winested.



Datu suban dikenal sebagai wali Allah beliau memiliki karamah kasyaf yaitu terbukanya tabir rahasia bagi beliau sehingga dapat mengetahui sampai dimana kemampuan murid muridnya dlm menerima ilmu ilmu yg diberikannya,seperti akan menyerahkan kitab pusaka yg kemudian hari dinamakan kitab barencong,kitab tsb beliau serahkan kepada Datu Sanggul (abdussamad),murid terakhir yg belajar kepada beliau,menurut pandangan kasyaf beliau hanya abdussamad lah yg dapat menerima,mengamalkan dan mengajarkannya,karamah beliau yg lain beliau mengetahui ketika akan tiba ajalnya,ketika dari mata beliau keluar sebuah sosok yg rupanya sangat bagus,bercahaya dan berpakaian hijau,ini berarti tujuh hari lagi beliau akan berpindah alam,empat hari kemudian dari tubuh datu suban keluar lagi cahaya berwarna putih amat cemerlang,besarnya sama dgn tubuh beliau dan berbau harum semerbak,ini berarti tiga hari lagi beliau akan meninggalkan dunia fana ini,oleh karena itu beliau segera mengumpulkan semua murid muridnya,setelah semua muridnya berkumpul beliau berkata, "Murid murid yg aku cintai,kalian jangan terkejut dengan panggilan mendadak ini,karena pertemuan kita hanya hari ini saja lagi,nanti malam sekitar jam satu tengah malam aku akan meninggalkan dunia yg fana ini,hal ini sudah tidak bisa ditunda tunda lagi,karena ketentuan ALLAH telah berlaku"

Kemudian beliau membacakan firman ALLAH surat An-Nahal ayat 61 yang berbunyi: "Apabila sudah tiba waktu yang ditentukan maka tidak seorang pun yang dapat mengundurkannya dan juga tidak ada yang dapat mendahulukannya."
mendengar ucapan beliau itu semua yg hadir diam membisu seribu bahasa.
"Nah,waktuku hampir tiba"kata Datu suban memecah kesunyian itu.
"Mari kita berzikir bersama sama untuk mengantarkan kepergianku"kata Datu Suban lagi.
Semua murid dipimpin oleh beliau serentak mengucapkan zikir "Hu Allah...Hu Allah...Hu Allah..."
"Perhatikanlah ..apabila aku turun kurang lebih 40 hasta sampai pada batu berwarna merah sebelah dan hitam sebelah,aku berdiri disana nanti,maka pandanglah aku dengan sebenar benarnya,yang ada ini atau yang tiada nanti,lihatlah akau ada atau tiada,kalau ada masih diriku ini tidak menjadi tiada,berarti ilmu yang kuajarkan kepada kalian belum sejati,tetapi bila aku menjadi tiada berarti ilmu yangkuajarkan kepada kalian adalah ilmu sejati dan sempurna"

Setelah berkata demikian beliau diam,kemudian meletuslah badan Datu Suban dan timbul asap putih,hilang asap putih timbul cahaya (nur) yang memancar mancar sampai keatas ufuk yang tinggi,kemudian lenyap ditelan kemunculn cahaya rembulan.

Semua yang hadir takjub menyaksikan kejadian itu,kemudian terdengar gemuruh ucapan murid murid beliau...Inna lillahi wainna ilaihi raaji'uun.


sumber: - manakib Datu Suban dan para Datu
              - cerita Datu-datu terkenal kalimantan selatan
              - Halaman Facebook Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Arsip Blog