Nabi Isa Ruhullah 'Alaihissalam pernah berjumpa dengan seorang pemuda yang meminta doa kepada beliau agar di hatinya tertanam cinta kepada Allah meski seberat biji zarrah. Nabi Isa berkata; Engkau tidak akan kuat. Pemuda itu memohon lagi; Doakanlah separuh biji zarrah. Maka Nabi Isa mendoakannya.
Setelah lama berlalu, Nabi Isa bermaksud menemui pemuda tadi. Namun orang-orang berkata bahwa ia telah gila dan tinggal di puncak gunung. Ketika Nabi Isa menemuinya, Nabi Isa berkata; Aku adalah Isa. Namun pemuda tersebut tidak mengenal Nabi Isa bahkan tidak menjawab salamnya.
Allah kemudian berfirman; Wahai Isa, seseorang yang di dalam hatinya telah tertanam cinta kepada-Ku meski seberat separuh biji zarrah, takkan mungkin mendengar lagi manusia. Demi Keagungan dan Kebesaran-Ku, seandainya engkau potong tubuhnya dengan gergaji, maka ia takkan merasakannya saking nikmatnya merasan cinta kepada-Ku.
Kitab Mukasyafatul Qulub bab X hal. 81
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali
Foto : Habib Syeikhon bin Mustafa Al-Bahar (depan) dan Habib Abu Bakar bin Seggaf Assegaf. Keduanya termasuk Wali Jadzab yang sepanjang waktu dimabuk cinta kepada Allah, sehingga tak ada lagi tempat untuk manusia dan dunia di hatinya. Sedikit uraiain Habib Abu Bakar, beliau adalah putra Habib Seggaf yang juga seorang Jadzab dan senang bermain gambus, bahkan gitar gambus beliau sering memetikan senarnya sendiri. Habib Seggaf ini putra dari Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, Quthub Akbar di wilayah timur pada masanya.
Bagi yang tidak memiliki wawasan tentang Kewalian, jangan sekali-kali mencibir keadaan mereka, karena hakikat para Wali Jadzab serendah-rendahnya hanya bisa ditakar dengan prasangka baik.
0 komentar:
Posting Komentar