SETIAP waktu akan menjadi berharga bagi diri kita jika dilalui dengan ibadah kepada Allah SWT. Ya, setiap waktu harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Tentunya dengan memanfaatkannya pada hal-hal yang positif. Di mana Allah SWT meridhai apa yang kita lakukan. Sekali pun, yang kita lakukan adalah perkara duniawi, maka niatkanlah untuk beribadah pada Allah SWT. Dengan begitu, nilai manfaat dapat kita rasakan.
Salah satu waktu yang selalu kita lalui ialah maghrib. Waktu itu dapat kita alami ketika matahari mulai tenggelam dan malam akan segera datang. Nah, di waktu ini pun kita harus bisa memanfaatkannya dengan baik. Dan ada hal-hal baik, yang disunnahkan untuk dilakukan. Apa sajakah itu?
Pertama, memasukkan anak-anak ke dalam rumah saat masuknya waktu maghrib.
Kedua, menutup pintu-pintu di awal waktu maghrib sambil menyebut nama Allah SWT.
Mengerjakan dua adab ini merupakan salah satu upaya menjaga diri dari setan dan jin. Menahan anak-anak di rumah ketika awal waktu maghrib merupakan bentuk upaya menjaga anak-anak dari setan yang berkeliaran di waktu tersebut, demikian pula menutup pintu rumah sambil menyebut nama Allah pada saat tersebut. Dan betapa banyak anak-anak dan rumah-rumah yang dihinggapi setan pada waktu maghrib, sedangkan orangtua si anak dan si empunya rumah tidak menyadarinya. Betapa besarnya penjagaan Islam untuk anak-anak dan rumah-rumah kita.
Dalil perbuatan ini adalah hadis Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu ketika beliau menyampaikan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika masuk awal malam –atau beliau mengatakan, jika kalian memasuki waktu sore- maka tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran pada saat itu. Jika sudah lewat sesaat dari awal malam, bolehlah kalian lepaskan anak-anak kalian. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup,” (HR. Al-Bukhari no. 3304 dan Muslim no. 2012).
Ketiga, shalat dua rakaat sebelum shalat Maghrib.
Hal ini berdasarkan hadis Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi ﷺ beliau mengatakan, “Shalatlah sebelum shalat Maghrib” tiga kali dan pada yang ketiga, beliau katakan, “Bagi yang mau” karena tidak suka kalau umatnya menjadikan hal itu sebagai suatu kebiasaan.
Juga berdasarkan hadis dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, beliau mengatakan, “Kami pernah tinggal di Madinah. Saat muadzin beradzan untuk shalat Maghrib, mereka (para sahabat senior) saling berlomba mencari tiang-tiang lalu mereka shalat dua rakaat sampai ada orang asing yang masuk masjid untuk shalat mengira bahwa shalat Maghrib sudah ditunaikan karena saking banyaknya yang melaksanakan shalat sunnah sebelum Maghrib,” (HR. Muslim no. 837).
Keempat, makruh tidur sebelum Isya’.
Berdasarkan hadits Abu Barzah Al-Aslami Radhiyallahu ‘Anhu, beliau mengatakan, “Bahwasannya Nabi ﷺ suka untuk mengakhirkan waktu Isya’, membenci tidur sebelumnya, dan membenci bincang-bincang setelah Isya’,” (HR. Al-Bukhari no. 599 dan Muslim no. 647).
Alasan dibencinya tidur sewaktu Maghrib, yaitu sebelum Isya’, adalah karena tidur pada saat itu dapat menyebabkan luputnya melaksanakan shalat Isya’.
0 komentar:
Posting Komentar