Shuhaib bin Sinan memeluk Islam pada masa awal didakwahkan sehingga ia termasuk dalam kelompok as Sabiqunal Awwalin. Ia bertemu dengan Ammar bin Yasir di pintu rumah al Arqam untuk menemui Nabi SAW dan memeluk Islam bersamaan dengannya, sekaligus juga menerima siksaan dan cacian ari orang kafir Quraisy sebagaimana yang dialami oleh Ammar.
Ketika ia memutuskan untuk hijrah ke Madinah, kaum kafir Quraisy mengirim satu pasukan untuk menghalanginya, Shuhaib memasang panahnya dan berkata, "Kalian semua tahu aku pemanah yang handal, selama aku memiliki anak panah, kalian tidak akan mampu mendekati aku, dan jika anak panahku telah habis, pedang ini yang akan melawan kalian,"
Sambil menunjuk pada pedang yang disandangnya. Kemudian ia berkata lagi, "Jika kalian bersedia, biarkanlah aku pergi ke Madinah, dan akan aku tunjukkan tempat penyimpanan hartaku, dan ambillah itu berikut dua hamba wanita yang kutinggalkan di Makkah sebagai penebus diriku!”
Ternyata orang kafir Quraisy menyetujui pertukaran ini, sehingga Shuhaib bisa meneruskan perjalanan hijrahnya ke Madinah, dan berhasil menyusul Nabi SAW yang telah berada di Quba. Ketika bertemu Nabi SAW, beliau bersabda, "Perniagaan yang sungguh menguntungkan, wahai Abu Yahya...!"
Beliau mengulang sabdanya tersebut sampai dua kali.
"Wahai Rasulullah SAW," Kata Shuhaib, "Tidak ada orang yang mendahuluiku untuk mengabarkan peristiwa ini kepadamu. Pastilah Jibril AS yang memberitahumu..."
Nabi SAW hanya tersenyum, dan peristiwa ini menjadi Asbabun Nuzul dari ayat 207 dari surah Al Baqarah.
Shuhaib cukup akrab dengan Nabi SAW, hal ini tampak ketika Shuhaib sedang sakit mata. Saat itu bersama Rasulullah dan sahabat lainnya mereka menyantap kurma. Tiba-tiba Nabi SAW nyeletuk, "Hai Shuhaib, engkau memakan kurma sedangkan matamu sakit?"
"Tetapi saya memakan kurma dengan mata saya yang sehat, ya Rasulullah…!" Kata Shuhaib.
Nabi SAW jadi tersenyum mendengar jawaban Shuhaib ini.
Ketika Umar bin Khaththab hampir meninggal, ia mewasiatkan agar Shuhaib bin Sinan yang menjadi imam shalat sebagai pengganti dirinya.
Artikel Terkait
- Kisah Sahabat Mughirah bin Syu'bah RA
- Kisah sahabat Amr bin Umayyah adh Dhamri RA
- Kisah Sahabat Jarir bin Abdullah al Bajali RA
- Kisah Sahabat Jabir bin Abdullah RA
- Kisah Sahabat Sa'd bin Khaitsamah RA dan Khaitsamah bin Harits RA
- Kisah Sahabat Sa'd bin Rabi' RA
- Kisah Sahabat Ummul Mukminin Hafshah binti Umar RA
- Kisah Sahabat Shafwan bin Umayyah RA
- Kisah Sahabat Suraqah bin Malik bin Ju'syum RA
- Detik-Detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW,
- Cintanya Sahabat Kepada Rasulullah SAW
- Kisah Sahabat Shafwan bin Umayyah RA
- Subhanallah Inilah Wanita Yang Pertama Masuk Surga Setelah Istri Istri Nabi
- Kisah Sahabat Salamah bin Akwa RA
- Meneladani Akhlak Rasulullah
- Sahabat Nabi: Jaminan Masuk Surga
- Kisah Sahabat Abdullah bin Jahsy RA
- Kisah Sahabat Abdullah bin Abbas RA
- Kisah Sahabat Haram bin Milhan RA
- Kisah Sahabat Malik bin Sinan RA
0 komentar:
Posting Komentar