Suatu ketika Nu'man sedang mengerjakan shalat di masjid, tiba-tiba khalifah Umar mendatangi dan duduk di sebelahnya menunggunya selesai shalat. Setelah ia mengucap salam, Umar berkata,
"Aku ingin memberimu tugas.
"Aku menolak kalau menjadi pemungut zakat dan jizyah (pajak)," Kata Nu'man, "Aku ingin menjadi pejuang di medan pertempuran!"
Umarpun menjelaskan kalau memang tugas itulah yang akan diberikan kepadanya. Ia ditugaskan memimpin pasukan untuk memperkuat tentara muslim yang berperang melawan pasukan Persia di Ashbahan, pemimpinnya adalah Mughirah bin Syu'bah. Ia pun segera berangkat bersama pasukannya.
Ketika Mughirah melihat kedatangan Nu’man dan pasukannya, ia segera menyambutnya dan berkata, "Semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya pasukan muslim diserang dengan panah oleh pasukan Persia. Maka majulah (untuk memimpin pasukan)"
Nu'man menerima amanah tersebut dari Mughirah. Ia berkata, "Sesungguhnya aku telah menyertai Rasulullah SAW dalam banyak peperangan. Kebiasaan beliau, jika tidak berperang pada pagi hari, beliau akan mengundurnya hingga tergelincir matahari, angin bertiup dan turunlah pertolongan Allah."
Kemudian Nu'man menghadap ke pasukan yang telah bergabung untuk menjelaskan strateginya. Ia memutuskan untuk mengikuti kebiasaan Nabi SAW, memundurkan penyerangan hingga diperoleh waktu yang tepat untuk berperang. Nantinya, ia akan menggerakkan panji tiga kali. Pada gerakan pertama, hendaknya seseorang yang berhajat, melaksanakan hajatnya kemudian berwudlu. Pada gerakan kedua, hendaknya memeriksa kesiapan senjatanya dan tali sandalnya. Pada gerakan ketiga, hendaklah mereka menggempur dan jangan seorangpun menoleh kepada sahabatnya. Walau Nu'man sendiri yang terluka dan terbunuh, jangan menoleh kepadanya, teruslah menggempur musuh.
Mereka memahami strategi yang dijabarkan Nu’man. Ketika pasukan muslim telah siap, Nu'man menghadapkan wajah ke pasukannya, ia meminta mereka mengaminkan karena ia akan berdoa. Ia mengangkat tangannya dan berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku memintaMu untuk menyejukkan mataku pada hari ini dengan kemenangan yang memuliakan Islam dan merendahkan orang-orang kafir. Kemudian ambillah nyawaku sebagai syahid…."
Mereka mengaminkannya dengan rasa haru, bahkan sebagian ada yang menangis. Nu'man kembali menghadapkan wajah ke musuh, ia menggerakkan panjinya sekali, beberapa saat kemudian yang kedua. Kemudian Nu'man melepas baju besinya, dan ia menggerakkan panjinya untuk ketiga kalinya, dan mereka menghambur ke arah pasukan Persia dengan Nu'man pada posisi terdepan.
Pertempuran berlangsung sengit. Nu'man menjadi orang pertama yang jatuh terkapar bersimbah darah dari pasukan muslim setelah ia berhasil memporak-porandakan garis pertahanan pasukan Persia. Ma'qil bin Yasar sempat melihatnya roboh, dan ia bermaksud menolongnya tetapi dibatalkan karena teringat pesan Nu'man tadi. Ia hanya meninggalkan tanda dan kembali bertempur.
Dengan pertolongan Allah, pasukan muslim akhirnya memperoleh kemenangan. Ma'qil bin Yasar mendatangi Nu'man yang sedang sekarat, ia membersihkan tanah dari wajahnya dengan air yang dibawanya. Nu'man memandangnya, tampaknya pandangannya telah kabur sehingga ia tidak bisa mengenali, karena itu ia bertanya tentang siapa dirinya dan bagaimana keadaan peperangan. Ma'qil menjelaskan siapa dirinya dan mengabarkan kalau Allah telah memberikan kemenangan kepada mereka. Nu'man memerintahkan Ma'qil untuk menulis surat kepada Umar melaporkan jalannya pertempuran tersebut, kemudian ia meninggal.
0 komentar:
Posting Komentar