Jumat, 19 Desember 2014

Keutamaan Istighfar Dan Manfaat Dari beberapa Istighfar.



وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nisaa’ (4) : 106)
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nisaa’ (4) : 110)
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (QS. Al Anfaal (8) : 33)
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan. (QS. Hud (11) : 3)
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS. Nuh (71) : 10-12)
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ { وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ } فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ سَبْعِينَ مَرَّةً قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَيُرْوَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَيْضًا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ وَقَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ وَرَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
Telah menceritakan kepada kami Abdu bin Humaid telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu: “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (Muhammad: 19) nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dalam sehari sebanyak tujuhpuluh kali.” Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Diriwayatkan dari Abu Hurairah juga dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” Diriwayatkan melalui sanad lain dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, “Sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” Muhammad bin Amru juga meriwayatkannya dari Abu Salamah dari Abu Hurairah. (HR. At Tirmidzi No.3182, Bukhori No.5832, Muslim No.4870, Ibnumajah No.3805, 3806, Abudaud No.1294, Ahmad No.7461, 8137 dan Ad Darimi No.2607)
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ بْنِ سَعِيدِ بْنِ كَثِيرِ بْنِ دِينَارٍ الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عِرْقٍ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ بُسْرٍ يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا
Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Utsman bin Sa’id bin Katsir bin Dinar Al Himsha telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahman bin ‘Irq saya mendengar Abdullah bin Busr dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Beruntunglah bagi orang yang mendapatkan didalam catatan amalnya istighfar yang banyak.” (HR. Ibnumajah No.3808)
قال صلى الله عليه وسلم: الاسْتِغْفَارُ يَأكُلُ الذُّنُوبَ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الحَطَبَ اليابِسَ
Nabi Muhammad saww. bersabda : Istighfar itu dapat memakan dosa-dosa sebagaimana api memakan kayu bakar yang kering. (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم: كَثْرَةُ الاسْتِغْفَارِ تَجْلُبُ الرِّزْقَ
Nabi Muhammad saww. bersabda : Memperbanyak Istighfar itu dapat mendatangkan (menarik) rizki. (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم: مَا أَصَرَّ مَنِ اسْتَغْفَرَ وإنْ عَادَ في اليَوْم سَبْعِينَ مَرَّةً
Nabi Muhammad saww. bersabda : Tidak tetap berdosa orang yang beristighfar sekalipun ia kembali dalam sehari tujuh puluh kali. (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم: مَنِ اسْتَغْفَرَ بَعْدَ الذُّنُوبِ غَفَرَ الله لَهُ فَهُوَ لَها كَفَّارَةٌ
Nabi Muhammad saww. bersabda : Barangsiapa beritighfar sesudah berbuat dosa, maka Allah mengampuni kepadanya, karena istighfar itu adalah merupakan pelebur dosa. (Kitab Lubabul Hadits)
قال النبي صلى الله عليه وسلم: لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ وَدَواءُ الذُّنوبِ الاسْتِغْفَارُ
Nabi Muhammad saww. bersabda : Setiap penyakit itu ada obatnya, dan obat dosa-dosa adalah istighfar (mohon ampun kepada Allah disertai bertobat). (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم: لِكُلِّ شَيْءٍ حِلْيَةٌ وَحِلْيَةُ الذُّنُوبِ الاسْتِغْفَارُ
Nabi Muhammad saww. bersabda : Setiap sesuatu itu ada perhiasannya, adapun perhiasan dosa adalah istighfar. (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم: مَنِ اسْتَغْفَرَ غَفَرَ الله لَهُ وإنْ كَانَ فارّا مِنَ الزَّحْفِ
Nabi Muhammad saww. bersabda : Barangsiapa memohon ampun maka Allah mengampuni kepadanya sekalipun dia lari dari barisan perang. (Kitab Lubabul Hadits)
من قال أستغفر الله في يوم سبعين مرة غفر الله له سبعمائة ذنب، وقد خاب عبد أو أمة يذنب في يوم وليلة أكثر من سبعمائة ذنب
Nabi Muhammad saww. bersabda : Barangsiapa mengucap ASTAGHFIRULLAH setiap hari tujuhpuluh kali, niscaya Allah akan menghapuskan daripadanya sebanyak tujuhratus dosa. Betapa kecewanya lelaki atau perempuan yang membuat dosa pada sehari semalam lebih banyak dari tujuhratus dosa. (Kitab An Nashaaih Ad Diniyah)
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ مُصْعَبٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ حَدَّثَهُ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Telah menceritakan dari Kami Hisyam bin ‘Ammar, telah menceritakan kepada Kami Al Walid bin Muslim, telah menceritakan kepada Kami Al Hakam bin Mush’ab, telah menceritakan kepada Kami Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas dari ayahnya bahwa ia bercerita kepadanya, dari Ibnu Abbas bahwa ia bercerita kepadanya, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud No.1297, Ibnu Majah No.3809 dan Ahmad No.2123).
حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا رِشْدِينُ قَالَ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ سَعِيدٍ التُّجِيبِيُّ عَمَّنْ حَدَّثَهُ عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْعَبْدُ آمِنٌ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مَا اسْتَغْفَرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
Telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah bin ‘Amru Telah menceritakan kepada kami Risydin telah menceritakan kepadaku Mu’awiyah bin Sa’id At Tujini dari orang yang bercerita kepadanya dari Fadlalah bin ‘Ubaid dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda: “Hamba akan senantiasa terhindar dari adzab Allah ‘azza wajalla selama ia beristighfar kepada Allah ‘azza wajalla.” (HR. Ahmad No.22828)
عليكم بلا اله الا الله و الاستغفار فأكثروا منهما فان ابليس قال : اهلكت الناس بالذنوب و اهلكونى بلا اله الا الله و الاستغفار فلما رايت ذلك اهلكتهم بالاهواء وهم يحسبون انهم مهتدون
Abubakar As Siddiq ra., Nabi Muhammad saww. bersabda : Pentingkanlah untuk banyak-banyak membaca LAA ILAAHA ILLALLAAH dan ISTIGHFAR, karena Iblis pernah berkata : saya merusak manusia dengan dosa-dosa, dan mereka merusak aku dengan LAA ILAAHA ILLALLAAH dan ISTIGHFAR, manakala aku melihat bacaan tersebut (dibacanya), maka saya rusak mereka dengan HAWA NAFSU sehingga mengira bahwa telah memperoleh hidayah. (HR. Ahmad dan Abu Ya’la, Didalam Kitab Nashoihul Ibad)
أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ قَالَ قَالَ إِبْلِيسُ لِأَوْلِيَائِهِ مِنْ أَيِّ شَيْءٍ تَأْتُونَ بَنِي آدَمَ فَقَالُوا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ قَالَ فَهَلْ تَأْتُونَهُمْ مِنْ قِبَلِ الِاسْتِغْفَارِ قَالُوا هَيْهَاتَ ذَاكَ شَيْءٌ قُرِنَ بِالتَّوْحِيدِ قَالَ لَأَبُثَّنَّ فِيهِمْ شَيْئًا لَا يَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ مِنْهُ قَالَ فَبَثَّ فِيهِمْ الْأَهْوَاءَ
Telah mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Ishak dari Ibnu Al Mubarak dari Al ‘Auza’i ia berkata: “Iblis berkata kepada pengikutnya, Dari sisi mana saja kalian datang (menggoda) manusia?, mereka menjawab: ‘dari segala arah’, ia bertanya lagi: ‘Apakah kalian akan datang (menggoda) mereka dari arah istighfar? ‘, mereka menjawab: ‘tidak mungkin, karena hal itu sangat berkaitan dengan tauhid, ia berkata: ‘Aku akan sebarkan sesuatu diantara mereka hingga mereka tidak beristighfar kepada Allah. Dia (Al ‘Auza’i) berkata: ‘Lalu iblis menyebarkan (keinginan mengikuti) hawa nafsu kepada mereka’ “. (HR. Ad Darimi No.310)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ { كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ } قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Ibnu ‘Ajlan dari Al Qa’qa’ bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu beliau bersabda: “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka di titikkan dalam hatinya sebuah titik hitam dan apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan dan apabila ia kembali maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup hatinya, dan itulah yang diistilahkan “Ar raan” yang Allah sebutkan: kallaa bal raana ‘alaa quluubihim maa kaanuu yaksibuun.(QS. Almuthaffifin 14). Ia berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. (HR. At Tirmidzi No.3257, Ibnumajah No.4234, Ahmad No.7611)
وروى معروف الكرخي عن أنس بن مالك وابن عمر: أن رجلاً أتى النبي فقال؛ دلني على عمل يدخلني الجنة؟ قال: لا تغضب، قال: فإني لا أطيق ذلك. قال: فاستغفر الله عز وجل كل يوم بعد صلاة العصر سبعين مرة يغفر الله لك ذنوب سبعين عاماً. قال: فإن لم تأت عليّ ذنوب سبعين؟ قال: يغفر لأقاربك. غفر لنا الله ولأقاربنا
Ma’ruf Al-Karkhi meriwayatkan dari Anas bin Malik ra. dan Ibnu Umar ra. bahwa ada seorang datang kepada Nabi Muhammad saww. dan berkata : Ya Rasulullah tunjukkan padaku amal perbuatan yang dapat memasukkan aku kesurga? Jawab Nabi saww. : Jangan marah. Berkata orang itu : Saya tidak dapat berbuat itu (menahan marah). Maka sabda Nabi saww. : Bacalah istighfar tiap hari sesudah (sholat) ashar tujuh puluh kali, niscaya Allah mengampunkan bagimu dosa tujuh puluh tahun. Orang itu bertanya : Jika dosaku belum mencapai tujuh puluh tahun? Jawab Nabi saww. : Allah akan mengampunkan dosa-dosa keluarga kerabatmu. Semoga Allah mengampunkan dosa-dosa kami dan kerabat kami. (Kitab Irsyadul-’Ibad Ilasabilirrasyad)
حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
Telah menceritakan kepada kami Yazid, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Salamah dari ‘Ashim bin Abu An Nujud dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga, hamba itu kemudian berkata; ‘Wahai Rabb, dari mana semua ini? ‘ maka Allah berfirman; ‘Dari istighfar anakmu.’” (HR. Ahmad No.10202)
Macam-macam istigfar.
1. اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allaahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’uudzu bika min syarri maa shona’tu abuu`u laka bini’matika ‘alayya wa abuu`u bidzanbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta.
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى سَيِّدِ الِاسْتِغْفَارِ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَعْتَرِفُ بِذُنُوبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ لَا يَقُولُهَا أَحَدُكُمْ حِينَ يُمْسِي فَيَأْتِي عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَلَا يَقُولُهَا حِينَ يُصْبِحُ فَيَأْتِي عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَابْنِ عُمَرَ وَابْنِ مَسْعُودٍ وَابْنِ أَبْزَى وَبُرَيْدَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ وَعَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ هُوَ ابْنُ أَبِي حَازِمٍ الزَّاهِدُ
Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Hazim?? dari Katsir bin Zaid? dari Utsman bin Rabi’ah? dari Syaddad bin Aus? radliallahu ‘anhu bahwa Nabi? shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya: “Maukah aku tunjukkan kepadamu sayyid istighfar? Yaitu ALLAAHUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA KHALAQTANII WA ANAA ‘ABDUKA WA ANAA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU, A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’TU WA ABUU-U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA A’TARIFU BIDZUNUUBII FAGHFIR LII DZUNUUBII, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA. (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engaku, Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hambaMu, dan berada dalam perjanjian dan janjiMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang telah aku perbuat, dan aku mengakui kenikmatanMu yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau). Tidak ada seorangpun diantara kalian yang mengucapkannya ketika sore hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang pagi hari melainkan wajib baginya Surga, dan tidaklah ia mengucapkannya ketika pagi hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang sore hari melainkan wajib baginya Surga.” Dalam bab tersebut ada yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abza serta Buraidah? radliallahu ‘anhum. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib dari sisi ini dan hadits ini telah diriwayatkan dari selain sisi ini dari Syaddad bin Aus, sedangkan Abdul Aziz bin Abu Hazim adalah Ibnu Abu Hazim Az Zahid. (HR. At-Tirmidzi No.3315, Bukhori No.5832, 5848, An Nasa’I No.5427 dan Abudaud No.4408)
2. أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullaahal ‘adziima alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuum wa atuubu ilaihi.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ الشَّنِّيُّ حَدَّثَنِي أَبِي عُمَرُ بْنُ مُرَّةَ قَال سَمِعْتُ بِلَالَ بْنَ يَسَارِ بْنِ زَيْدٍ مَوْلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ غُفِرَ لَهُ وَإِنْ كَانَ فَرَّ مِنْ الزَّحْفِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma’il telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar Asy Syanni telah menceritakan kepadaku bapakku Umar bin Murrah dia berkata; saya mendengar Bilal bin Yasar bin Zaid bekas budak (yang telah dimerdekakan oleh) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menceritakan kepadaku ayahku dari kakekku, dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mengucapkan; ASTAGHFIRULLAAHAL ‘ADZIIM ALLADZII LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUUM WA ATUUBU ILAIH (Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, dzat yang tiada Ilah melainkan Dia, yang Maha hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) serta aku bertaubat kepada-Nya) Maka (dosa-dosanya) akan di ampuni sekalipun ia telah lari dari peperangan.” Abu ‘Isa berkata; “Hadits ini derajatnya gharib, dan kami tidak mengetahuinya melainkan dari jalur ini.” (HR. At Tirmidzi No.3501)
حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْوَصَّافِيِّ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِينَ يَأْوِي إِلَى فِرَاشِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ وَإِنْ كَانَتْ عَدَدَ وَرَقِ الشَّجَرِ وَإِنْ كَانَتْ عَدَدَ رَمْلِ عَالِجٍ وَإِنْ كَانَتْ عَدَدَ أَيَّامِ الدُّنْيَا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ الْوَصَّافِيِّ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ الْوَلِيدِ
Telah menceritakan kepada kami Shalih bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah? dari Al Washshafi? dari ‘Athiyyah? dari Abu Sa’id? radliallahu ‘anhu dari Nabi? shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Barang siapa ketika (sebelum tidur)
menuju tempat tidurnya mengucapkan; ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM ALLADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM WA ATUUBU ILAIH (Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung, Yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, yang selalu hidup dan senantiasa mengurus makhukNya. Aku bertaubat kepadaNya) sebanyak tiga kali maka Allah mengampuni dosa-dosanya walaupun seperti buih lautan, walaupun sebanyak daun pohon, walaupun sebanyak kerikil, walaupun sebanyak hari-hari di dunia.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari sisi ini dari hadits Al Washshafi ‘Ubaidullab bin Al Walid. (HR. Ahmad No.3319)
3. رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Rabbighfirlii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ وَالْمُحَارِبِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ يَقُولُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ مِائَةَ مَرَّةٍ
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dan Al Muharibi dari Malik bin Mighwal dari Muhammad bin Suqah dari Nafi’ dari Ibnu Umar dia berkata; “Apabila kami menghitung ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam suatu majlis: “Rabbighfirlii watub ‘alayya innaka antat tawwabur rahiim (Ya Rabbku ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Maha penerima taubat dan maha penyayang” beliau mengucapkannya sebanyak seratus kali.” (HR. Ibnumajah No.3804 dan Abudaud No.1295)
4. رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ

Rabbighfirlii watub ‘alayya innaka antat tawwaabul ghafuur.
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا الْمُحَارِبِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ يُعَدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةُ مَرَّةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَقُومَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ بِمَعْنَاهُ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ
Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Abdurrahman Al Kufi, telah menceritakan kepada kami Al Muharibi dari Malik bin Mighwal dari Muhammad bin Suqah dari Nafi’ dari Ibnu Umar, ia berkata; Dalam satu majlis Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam, sebelum beliau berdiri (meninggalkan majlis), terhitung seratus kali beliau mengucapkan: “RABBIGHFIRLII WA TUB ‘ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWAABUL GHAFUUR” (Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku, dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi taubat dan Maha Pengampu). Abu Isa berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Muhammad bin Suqah dengan sanad ini seperti itu dengan maknanya. Hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib. (HR. At Tirmidzi No.3356 dan Ahmad No.4496)
5. سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Subhaanallaahi wabihamdihi astaghfirullaah wa atuubu ilaihi.
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا دَاوُدُ عَنْ عَامِرٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ مِنْ قَوْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَاكَ تُكْثِرُ مِنْ قَوْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فَقَالَ خَبَّرَنِي رَبِّي أَنِّي سَأَرَى عَلَامَةً فِي أُمَّتِي فَإِذَا رَأَيْتُهَا أَكْثَرْتُ مِنْ قَوْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فَقَدْ رَأَيْتُهَا { إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ } فَتْحُ مَكَّةَ { وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
 }
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepadaku Abdul A’la telah menceritakan kepada kami Dawud dari Amir dari Masruq dari Aisyah ra dia berkata, “Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallammemperbanyak pertakataan, ‘SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGHFIRULLAAH WA ATUUBU ILAIHI (Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, saya memohon ampunan kepada Allah dan saya bertaubat kepadaNya)’.” Aisyah berkata, “Lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya melihatmu memperbanyak perkataan, ‘Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepadaNya’. Maka beliau menjawab, ‘Rabbku telah mengabarkan kepadaku bahwa aku akan melihat suatu tanda pada umatku, ketika aku melihatnya maka aku memperbanyak membaca, ‘Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya’, maka sungguh aku telah melihatnya, yaitu (ketika pertolongan Allah datang dan pembukaanNya) yaitu pembukaan (fath) Makkah, dan dan kamu telah melihat manusia masuk ke dalam agama Allah secara berbondong-bondong, lalu bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan memohon ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Pemberi taubat’.” (HR. Muslim No.749 dan Ahmad No.22936)
6. أستغفر اللهَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ

Astaghfirullaaha lilmu’miniina wal-mu’minaat. 27x.
Artinya : Saya memohon ampun kepada Allah untuk orang-orang mukmin dan mukminat.

من استغفر للمؤمنين والمؤمنات كل يوم سبعا وعشرين مرة كان من الذين يستجاب لهم ويرزق بهم أهل الأرض
Abu Darda ra., Nabi Muhammad saww. bersabda : Manistaghfara lil-mu’miniina wal-mu’minaati kulla yaumin sab’an wa ‘isyriina marrotan kaana minalladziina yustajaabu lahum wa yurzaqu bihim ahlul-ardhi.
Artinya : Barangsiapa membacakan istighfar untuk mukminin dan mukminat sebanyak 27 kali di setiap hari, maka ia termasuk golongan mereka yg terkabul do’anya dan mereka yg menjadi jaminan rizki Allah bagi para penghuni bumi.”. (HR.Ath Thabarani, Didalam Kitab Nashoihul Ibad)
من استغفر للمؤمنين والمؤمنات كتب الله له بكل مؤمن ومؤمنة حسنة
Ubadah bin Shamit ra., Nabi Muhammad saww. bersabda : Manistaghfara lil mu’miniyna wal mu’minaati, kataballaahu lahu bikulli mu’minin wa mu’minatin hasanah.
Artinya : Siapa yang memohon ampunan untuk orang-orang beriman laki-laki dan perempuan, niscaya Allah menulis untuknya dari setiap orang beriman laki-laki dan perempuan satu kebaikan (pahala). (HR. Ath Thabarani, Di dalam Kitab Nashoihul Ibad)
7. اللهم انا نستغفرك ونتوب اليك من كل ذنب علمناه او لم نعلمه فى ليل او نهار

Allaahumma innaa nastghfiruka wa natuubu ilaika min kulli dzanbin ‘alimnaahu au lam na’lamhu fii lailin au nahaar(in).
Artinya : Ya Allah sesungguhnya kami memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu dari segala dosa yang kami mengetahuinya dan yang tidak kami ketahui diwaktu malam dan siang.
Barangsiapa istiqomah membaca istighfar tersebut diatas sehabis shalat subuh, niscaya Allah membukakan pintu rizki kepadanya dan menutup dari padanya satu pintu dari pintu-pintu kefakiran. (Kitab Tanqihul Qaul)
8. Istighfar kabir (Al Imam As Sayyid Ahmad bin Idris Rahimahullah “Tarekat Idrisiyyah”)
أستغفر الله العظيم, الذي لا إله إلا هو الحي القيوم, غفار الذنوب ذا الجلال و الإكرام , و أتوب إليه من جميع المعاصي كلها و الذنوب و الآثام, و من كل ذنب أذنبته عمداً و خطأ, ظاهراً و باطناً , قولاً و فعلاً , في جميع حركاتي و سكناتي و خطراتي و أنفاسي كلها, دائماً أبداً سرمداً , من الذنب الذي أعلم ومن الذنب الذي لا أعلم , عدد ما أحاط به العلم و أحصاه الكتاب, و خطه القلم , وعدد ما أوجدته القدرة و خصصته الإرادة , و مداد كلمات الله, و كما ينبغي لجلال وجه ربنا و جماله و كماله, و كما يحب ربنا و يرضى
Astaghfirullaahal ‘azhiima, al ladzii laa ilaha illa huwal hayyul qayyuuma, ghoffaarodz dzunuubi dzal jalaali wal ikraami, wa atuubu ilaihi min jamii’il ma’aashii kullihaa wa wadz dzunuubi wal aatsaami, wa min kulli dzanbin adznabtuhu amdan wa khotho-an, zhoohiron wa baathinan, qaulan wa fi’lan, fii jamii’i harokaatii wa sakanaatii wa khothorootii wa anfaasii kullihaa, daa-iman abadan sarmadan, minadz dzanbil ladzii a’lamu, wa minadz dznbil ladzii laa a’lamu, ‘adada maa ahaatho bihil ‘ilmu wa ahshoohul kitaabu, wa khoththohul qolamu, wa ‘adada maa au jadathul qudrotu, wa khoshshoshotl iroodatu, wa midaada kalimaatillaahi, kamaa yanbaghii lijalaali wajhi robbinaa wa jamaalihi wa kamaalihi, wa kamaa yuhibbu robbuna wa yardoo.
Artinya : Aku memohon keampunan kepada Allah Yang Maha Besar; Yang tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia; Tuhan Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri dengan sendirinya; Maha Pengampun segala dosa; Yang Memiliki keagungan dan kemulian. Aku bertaubat kepadaNya dari segala perbuatan maksiat, dosa dan kesalahan yang telah aku lakukan sama ada dengan sengaja atau pun tidak, yang zahir mahupun yang batin, pada perkataan mahupun perbuatan, dalam setiap pergerakan dan diamku, yang terlintas di benak hatiku ataupun yang wujud di dalam hembusan nafasku; semuanya untuk selama-lamanya. Tidak kira sama ada dosa-dosa yang aku ketahui atau tidak aku ketahui, sebanyak mana yang dicakupi (diketahui) oleh Ilmu Allah; yang dihitung oleh buku amalan dan yang dicatat oleh pena. Sebanyak mana yang diwujudkan oleh Kekuasaan Allah, yang dituntut oleh kehendakNya dan sebanyak tinta kalimah-kalimah Allah sepertimana yang selayaknya bagi kebesaran Zat Tuhan kami, keelokanNya, kesempurnaanNya dan seperti mana yang dikasihi oleh Tuhan kami dan yang diredhai-Nya.”
9. Istighfar Bisyr bin Harits Al-Hafi Rahimahullah
.
استغفر الله من كل سبب تبت منه تم عدت اليه واساله التوبة و استغفر الله من كل عقد عقدته على نفسي ففسخته ولم اف به
Astaghfirullaaha min kulli sababin tubtu minhu tsumma ‘udtu ilayhi wa as-aluhut-tawbata, wa astaghfirullaaha minkulli ‘aqdin ‘aqadtuhu ‘alaa nafsii fafasakhtuhu wa lam afi bihi.
Artinya: aku memohon kepada Allah dari setiap kesalahan yang aku telah bertaubat darinya kemudian aku kembali berbuat kesalahan dan aku memohon ampun kepada Allah dari setiap janji yang telah aku tetapkan atas diriku kemudian aku melanggarnya dan tidak dapat memenuhinya .
Doa/istighfar di atas diajarkan oleh Nabi Khidhir kepada Bisyr bin Harits Al-Hafi, seorang sufi besar. Bisyr Al-Hafi berkata, “Aku memiliki sebuah kamar. Aku menguncinya bila keluar. Suatu hari aku pulang, lalu membuka pintu kamar itu, kemudian masuk ke dalamnya. Ternyata ada seorang laki-laki yang sedang berdiri melaksanakan shalat. Orang itu membuatku takut. Lalu ia berkata, “Wahai Bisyr, jangan takut. Aku adalah saudaramu, Abul-Abbas Khidhir.’ Bisyr lalu berkata, ‘Ajarkanlah sesuatu kepadaku.’ Nabi Khidir mengatakan, ‘Bacalah ini (doa/istighfar di atas)’.”
Doa/istighfar tersebut dibaca sebanyak-banyaknya, minimal 3x sehabis shalat lima waktu, agar tetap mudah dimasa susah.
10. Istighfar Sufyan Ats Tsauri Rahimahullah.
اللهم يارب كل شيء بقدرتك على كل شيء اغفرلى كل شيء ولا تسألنى عن كل شيء ولا تحاسبنى في كل شيء واطنى كل شيء
Allaahumma Yaa Robba Kulli Syai’(in), Biqudrotika ‘Alaa Kulli Syai’(in), Ighfirlii Kulla Syai’(in), Wa Laa Tas-Alnii ‘An Kulli Syai’(in), Wa Laa Tuhaasibnii Fii Kulli Syai’(in), Wa Athinii Kulla Syai’(in).
Artinya : Ya Allah Ya Tuhan segala sesuatu, dengan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, ampunilah segala sesuatu dosa saya, janganlah kiranya Engkau menanyakan tentang segala sesuatu, jangnlah Engkau menghisab saya dalam segala sesuatu, dan berilah saya anugrah segala sesuatu.
وبلغنا أن الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله رُئِي بعد موته في المنام فذكر: أن الله نفعه كثيراً بكلمات سمعها من سفيان الثوري رحمه الله، وهي هذه
Artinya : Ada sebuah berita yang sampai kepada kami, bahwa seorang shaleh telah bermimpi berjumpa dengan Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah. sesudah wafatnya, maka beliau telah berkata kepada orang shaleh itu, bahwa Allah swt. Telah memberikannya manfaat yang banyak dari beberapa kalimat (dzikir/doa) yang didengarnya dari Sufyan Ats Tsauri Rahimahullah, yaitu (doa yang diatas). (Kitab An Nashaaih Ad Diniyah dan Kitab Nashoihul Ibad)
11. Istighfar Al Imam Ahmad Ar Rifa’i.
استغفر الله العظيم الذي لا اله إلا هو الحي القيوم واتوب إليه من كل ذنب اذنبته عمدا او خطأ سرا او علانية من الذنب الذي اعلم او لا اعلم انه هو يعلم و انا لا اعلم و هو علام اغيوب و غفار الذنوب و ستار العيوب و كشاف الكروب و لا حول و لا قوة إلا بالله العلي العظيم
Astaghfirullaahal ‘azhiimal ladzii laa ilaha illa huwal hayyal qayyuuma wa atuubu ilaihi min kulli dzanbin adznabtuhu ‘amdan au khatha-an sirran au ‘alaaniyatan minadz dzanbil ladzii a’lamu au laa a’lamu innahu huwa ya’lamu wa anaa laa a’lamu wa huwa ‘allaamul ghuyuubi wa ghaffaarudz dzunuubi wa sattaarul ‘uyubi wa kasysyaaful kurubi wa laa hawla walaa quwwata illa billaahil-`aliyyil­`azhiam.
Aku memohon ampun kepada Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia, yang Maha hidup lagi senantiasa mengurus hamba­Nya; dan aku bertaubat kepada-Nya dari segala dosa yang aku perbuat, sengaja maupun tidak sengaja, rahasia (tidak diketahui orang) atau terang-terangan, yang aku ketahui atau yang aku tidak ketahui. Sesungguhnya Dia mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan dia Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib, Maha Menghapuskan dosa­ dosa, Maha Menutupi aib, dan Maha Menghilangkan kesusahan. Dan tidak ada daya dan upaya melainkan dengan izin Allah, Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”
12. Istighfar Al Habib Hasan bin Sholeh Al Bahr.
يا غفار اغفرلي يا تواب تب علي يا رحمن ارحمني يا رءوف ارافني يا عفو اعف عني
Yaa Ghoffaaru ighfirlii, Yaa Tawwaabu tub ‘alayya, Yaa Rohmaanu irhamnii, Yaa Ro’uufu ir-afnii, Yaa ‘Afuwwu u’fu annii.
Wahai Yang Maha Pengampun, ampunilah aku, Wahai Yang Maha Menerima tobat, terimalah tobatku, Wahai Yang Maha Pengasih, kasihanilah aku, Wahai Yang Maha Penyayang, sayangilah aku, Wahai Yang Maha Pemaaf, maafkanlah aku.
 13. استغفر الله الذي لا اله الا هو الرحمن الرحيم الحي القيوم الذي لا يموت واتوب اليه رب اغفلي

Astaghfirullaah al-ladzii laa ilaha illa huwar rahmaanur rahiimul hayyul qayyuumul ladzii laa yamuutu wa atuubu ilaihi robbighfirlii. 25x.
Artinya : Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri, yang tidak akan mati dan aku bertobat kepada-Nya. Tuhan ampunilah aku.
Barangsiapa mengucapkan do’a/istighfar diatas pada waktu sesudah shalat subuh dan ashar sebanyak 25x maka insya Allah ia tidak akan melihat sesuatu yang tidak ia sukai terjadi didalam rumahnya, terhadap keluarganya, penghuni rumahnya, warga kotanya atau penduduk negaranya. (Al-Imam Al-Habib Hasan bin Sholeh Al-Bahar)
14. Istighfar Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Muhdhor Rohimahullah (Yaman).
استغفر الله العظيم حياء من الله
استغفر الله رجوعا الى الله
استغفر الله فرارا من غضب الله الى رضاء الله
استغفر الله فرارا من سخط الله الى عفو الله
استغفر الله تندما واسترجاعا
استغفر الله تلآفي قبل تلآفي
استغفر الله من الإفراط والتفريط
استغفر الله من التخبيط والتليط
استغفر الله من مفارقة الذنوب
استغفر الله من التدنس بالعيوب
استغفر الله من عدم الحضور فى الصلاة
استغفر الله من جميع التقصير فيها و فى الزكاة
استغفر الله من القنوط من رحمة الله
استغفر الله من الأمن من مكر الله
استغفر الله من عدم القيام بحق الله وخلق الله
استغفر الله من عدم التشمير لطاعة الله
استغفر الله من عقوق الأباء والأمهات
استغفر الله من الظلمات والتبعات
استغفر الله من الخطا الى الخطيئات
استغفر الله من قطيعة الأرحام
استغفر الله من اكتساب الآثام
استغفر الله من حب الجاه والمال
استغفر الله من شهوة القيل والقال
استغفر الله من رؤية النفس بعين التعظيم
استغفر الله من نهر السائل وقهر اليتيم
استغفر الله من الكذب والحسد
استغفر الله من الغيبة والنميمة
استغفر الله من الرياء والسمعة
استغفر الله من سائر الأخلآق المذمومة
استغفر الله من سائر الذنوب القلبية والقوالبية واللسانية والذوقية والسمعية والبصرية والبدنية والفرجية والصدرية واليدوية والرجلية والحسية والمعنوية
استغفر الله العظيم من اتباع الهوى وهجر التقوى والميل إلى زخارف الدنيا
استغفر الله من جميع ما يكره الله ظاهرا وباطنا
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
Astaghfirullaahal ‘azhiima hayaa-an minallaah.
Astaghfirullaah rujuu’an ilallaah.
Astaghfirullaah firoron min ghodhobillaahi ilaa ridhoo-illaah.
Astaghfirullaah firoron min sakhothillaahi ilaa ‘afwillaah.
Astaghfirullaah tanadduman wastirjaa’an.
Astaghfirullaah talaafii qobla talaafii.
Astaghfirullaah minal ifrothi wat-tafrithi.
Astaghfirullaah minat-takhbithi wat-takhlithi.
Astaghfirullaah min mufaaroqotidz-dzunuubi.
Astaghfirullaah minat-tadannusi bil ‘uyuubi.
Astaghfirullaah min ‘adamil hudhuuri fish-sholaati.
Astaghfirullaah min jamii’it-taqshiiri fiihaa wafiz-zakaati.
Astaghfirullaah minal qunuuthi min rohmatillaah.
Astaghfirullaah minal amni min makrillaah.
Astaghfirullaah min ‘adamil qiyaami bi haqqillaah wa kholqillaah.
Astaghfirullaah min ‘adamit-tasymiiri li thoo’atillaah.
Astaghfirullaah min ‘uquuqil abaa-i wal ummahaat.
Astaghfirullaah minazh-zhulumaati wat-tabi’aati.
Astaghfirullaah minal khothoo ilal khothii-ati.
Astaghfirullaah min qothii’atil arhaami.
Astaghfirullaah min iktisaabil aatsaami.
Astaghfirullaah min hubbil jaahi wal maali.
Astaghfirullaah min syahwatil qiili wal qooli.
Astaghfirullaah min ru’yatin nafsi bi ‘ainit-ta’zhiimi.
Astaghfirullaah min nahris saa-ili wa qohril yatiimi.
Astaghfirullaah minal kidzbi wal hasadi.
Astaghfirullaah minal ghiibati wan-namiimah.
Astaghfirullaah minar riyaa-i was-sum’ah.
Astaghfirullaah min saa-iril akhlaaqil madzmumah.
Astaghfirullaah min sa-iridz dzunuubil qolbiyyati wal qowaalibiyyati wal lisaaniyyati wadz-dzauqiyyati was sam’iyyati wal bashoriyyati wal badaniyyati wal farjiyyati wash shodriyyati wal yadawiyyati war-rijliyyati wal hissiyyati wal ma’nawiyyah.
Astaghfirullaahal ‘azhiima min ittibaa’il hawaa wa hajrit taqwaa wal maili ilaa zakhoorifid dun-ya.
Astaghfirullaah min jamii’i maa yakrohullohu zhoohiron wa baathinan.
Wa shollallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallam.
Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, karena malu kepada Allah.
Aku memohon ampun kepada Allah agar kembali kepada Allah.
Aku memohon ampun kepada Allah seraya berlari dari murka Allah kepada ridha-Nya.
Aku memohon ampun kepada Allah seraya berlari dari kebencian Allah kepada ampunan-Nya.
Aku memohon ampun kepada Allah dengan sepenuh penyesalan dan penyerahan.
Aku memohon ampun kepada Allah dari melampaui batas dan berlebih-lebihan.
Aku memohon ampun kepada Allah dari kerasnya keinginan yang bercampur dari keinginan-keinginan yang tidak baik.
Aku memohon ampun kepada Allah dari perasaan tidak berdosa.
Aku memohon ampun kepada Allah dari kotoran-kotoran yang disebabkan oleh cela.
Aku memohon ampun kepada Allah dari tidak hadirnya hati ketika shalat.
Aku memohon ampun kepada Allah dari semua kelalaian dalam shalat dan zakat.
Aku memohon ampun kepada Allah dari mengingkari rahmat Allah.
Aku memohon ampun kepada Allah karena merasa aman dari ancaman siksa Allah.
Aku memohon ampun kepada Allah karena tidak memenuhi hak-hak Allah dan makhluk-Nya.
Aku memohon ampun kepada Allah karena tidak bersemangat dalam taat kepada-Nya.
Aku memohon ampun kepada Allah dari durhaka kepada kedua orangtua.
Aku memohon ampun kepada Allah dari perbuatan zalim dan amarah.
Aku memohon ampun kepada Allah dari berbuat salah yang terulang-ulang.
Aku memohon ampun kepada Allah dari memutus silaturrahmi.
Aku memohon ampun kepada Allah dari usaha yang mengandung dosa.
Aku memohon ampun kepada Allah dari kecintaan kepada pangkat dan harta.
Aku memohon ampun kepada Allah dari keinginan yang tidak bermanfaat.
Aku memohon ampun kepada Allah karena melihat diri sendiri dengan penuh rasa pengagungan.
Aku memohon ampun kepada Allah dari dosa menolak peminta-minta dan menghardik anak yatim.
Aku memohon ampun kepada Allah dari dosa suka berbohong dan iri hati.
Aku memohon ampun kepada Allah dari dosa suka menceritakan aib orang lain dan mengadu domba.
Aku memohon ampun kepada Allah dari sifat riya, sum’ah, ingin dipuji.
Aku memohon ampun kepada Allah dari semua akhlak tercela.
Aku memohon ampun kepada Allah dari semua dosa yang disebabkan karena penyakit hati, lidah, perasaan, pendengaran, penglihatan, badan, kemaluan, tangan, kaki, yang terlihat maupun tidak.
Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dari mengikuti hawa nafsu.
Aku memohon ampun kepada Allah dari segala macam hal yang dibenci Allah yang terlihat maupun tidak terlihat.
Limpahkanlah shalawat serta salam kepada penghulu kami Nabi Muhammad saww. dan atas keluarganya dan sahabatnya.
15. اللهم اغفر لنا و لوالدين و لاولادنا و لمشايخنا فى الدين ولمعلمينا و لاخواننا و لاصحابن و احبابنا و لمن احبنا فيك و لمن احسن الين و المتصدقين و لمن دخل بيوتنا مؤمنا و لجميع المسلمين و المسلمات و المؤمنين و الؤمنات
Allaahummaghfirlanaa waliwaalidiinaa, wali-awladiinaa, walimasyaayikhinaa fid diin, walimu’allimiinaa, wali-ikhwaaninaa, wali-ashhaabinaa, wa ahbaabinaa, waliman ahabbanaa fiika, waliman ahsana ilainaa, wal-mutashaddiqiina, waliman dakhola buyuutinaa muminan, walijamii’il muslimiina wal muslimaat wal mu’miniinan wal mu’minaat.
Ya Allah, ampunilah kami, kedua orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami dalam agama, pengajar kami, saudara-saudara kami, teman-teman kami, yang mencintai kami, serta orang-orang yang mencintai kami karena Engkau, orang-orang yang berbuat baik kepada kami, orang-orang yang bersedekah, orang-orang yang masuk kerumah-rumah kami dengan membawa iman, serta seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat.
Dikutip dari:
* Al Qur’an.
* Hadis 9 Imam (Kutubu Tis’ah).
* Riyadhus Shalihin =>Al Imam An-Nawawi.
* Ihya Ulumiddin => Al Imam Muhammad bin Muhammad Al Ghazali.
* Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrosyad => Asy Syaikh Zainuddin Al Maribariy.
* An Nashaaih Ad Diniyah wal washaaya Al Imaaniyah => Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.
* Risalatul Mu’awanah => Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.
* Tanbihul Ghafilin => Al Imam Abul Laits As Samarqandi.
* Lubabul Hadits => Al Imam Al Hafidz Jalaluddin Abdurrahman bin Abii Bakar As Suyuthi.
* Tanqihul Qaul => Asy Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani.
sumber :
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abu Nawar bin Ahmad Alaydrus
Alfaqir ijazahkan amalan-amalan tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya dan masih banyak lagi dalil-dalil tentang istighfar dan dzikir-dzikir atau doa-doa dari macam-macam istighfar, dari sekian banyak istighfar itulah yang alfaqir sering amalkan.. :)

Selasa, 09 Desember 2014

Pertemuan terakhir tiga Ulama

 

Pertemuan terakhir tiga orang ulama ini, menimbulkan bekas yang mendalam di hati Guru Zaini Abdul Ghoni(Guru Sekumpul) belakangan hari. Pada kesempatan ini, Guru Bangil menjelaskan ilmu dan amaliyah baik zhohir maupun bathin, penjelasan yang terkandung di dalamnya inti-inti ilmu yang selama ini beliau ajarkan pada mereka berdua.

Setelah itu Guru Bangil bertanya pada Guru Semman Mulya “Genah ajakah Semman?” “Insya Allah” sahut Guru Semman. Kemudian bertanya juga pada Guru Zaini “Genah ajakah Zaini?” Guru Zaini menjawab “do’akan ulun.”

Guru Bangil lanjut menasehati bahwa masalah apapun yang mengandung kebaikan maka kerjakanlah, tidak usah lagi berkonsultasi (kepada Guru ). Kemudian kata beliau : “yang penting enam perkara bersama-sama kita menadahnya :

اللهم إني أسألك التوبة والمغفرة والتوفيق والهداية والإستقامة وحسن الخاتمة

“Ya Allah, ulun meminta kepada Engkau taubat, maghfiroh, taufiq, hidayah, istiqomah dan husnul khotimah." Perasaku yang enam macam ini yang paling penting sudah.” (Ya Allah, aku meminta kepada-Mu taubat, maghfiroh, taufiq, hidayah, istiqomah dan husnul khotimah. Menurutku yang enam perkara ini yang paling penting.)
Kemudian beliau berdo’a “Mudah-mudahan Semman ai, mudah-mudahan Zaini ai selama di dunia sampai ke akhirat kada tapisah lawan Rasulullah SAW, siapa tahu kita kada tedapat lagi. Jaka kawa kita sakubur, aku saurangan di Dawur (pemakaman di Bangil ). Ikam badua kaina nyaman di Sekumpul.” (Mudah-mudahan kita semua dari dunia sampai ke akhirat , tidak akan berpisah dengan Rasulullah SAW. Siapa yang tahu kita tidak akan bertemu lagi. Seandainya mungkin kita bisa satu kubur, saya sendirian di Dawur. kamu berdua nantinya satu kubah di Sekumpul.)


Guru Bangil langsung menggerakkan badan beliau dan Guru Zaini memegang bahu dan kaki beliau. Lalu Guru Bangil meletakkan dahinya ke pangkuan Guru Semman, dan Guru Zaini juga meletakkan dahi di pangkuan Guru Bangil. Sedang Guru Semman kemudian duduk tegak sambil menunduk memeluk mereka berdua. Mereka saling terharu dan meneteskan air mata.


Tidak berapa lama setelah kepulangan mereka dari Bangil, Guru Syarwani Abdan Bangil meninggal dunia pada hari malam Jum’at 13 Safar 1410 H / 15 September 1989 jam 2100 WIB. Setelah mendapat berita Guru Bangil wafat, mereka berdua kembali lagi ke sana guna melepas kepergian beliau. Setibanya di sana, Guru Zaini berkesempatan menjadi imam pada shalat jenazah beliau sekaligus membacakan talqin. Beliau dikuburkan di Dawur Bangil setelah shalat Ashar.
Moga kita sabaratan mendapat berkah 3 Aulia Allah ini ... aamiin