Minggu, 27 Maret 2016

Menikah Atas Restu Rasulullah SAW


Ketika itu tahun 1975, usia Abah Guru Sekumpul sudah mencapai kurang lebih 33 tahun. suatu usia yang cukup matang untuk membina rumah tangga. dan wajar jika keinginan itu pun tumbuh dalam diri Abah Guru Sekumpul yan tentu sebagai ulama, beliau ingin sekali memiliki keturunan yang diharapkan meneruskan tugas dan amanah sebagai ulama.

Namun saat itu ada sedikit kegundahan, kemana harus menyampaikan keinginan hati tersebut..? Kemana uneg uneg dan perasaan ini diutarakan..? inilah nampaknya perasaan yang berkecamuk dijiwa Abah Guru Sekumpul saat itu.kerena untuk menyampaikan kepada orang tua beliau khawatir akan menjadi beban pemikiran dihati mereka, kerena memang kondisi yang serba kekurangan.dan untuk musyawarahkan masalah ini dengan pamannya Syekh Muhammad Semman Mulia, ada rasa sungkan dikerenakan beliaupun saat itu belum kawin.



Ditengah kegundahan itu, ada sesorang Habib di Martapura, bertemu dalam mimpinya dengan Rasulullah SAW. Dalam mimpinya itu Rasulullah SAW berkata :" itu ZAini, dima mau kawin, dia rajin baca sholawatku, dia rajin memuji aku, mengajarkan ilmuku, bantu dia,dan kamu harus turun tangan". Demikian Ucapan Rasulullah dalam mimpi Habaib tersesebut, maka ketika terbangun, Habaib itu bergegas menunju kerumah Guru Zaini (Abah Guru Sekumpul) untuk memusawarahkan hal ini kepada orang tuanya. Kedua orang tuanya mereka mengatakan setuju, hanya saja mereka tidak bisa mengambil keputusan sebelum berusyawarah kepada Syekh Muahammad Semman Mulia.
Ketika di sampaikan pada dsarnya beliau punjuga sangat setuju,namun juga tidak bisa mengambil keputusan sebelum izin dan restu dari Syehk Muhammad Syarwani Abdan atau Guru Bangil.

Bebarapa waktu kemudian Guru Zaini berangkat ke bangil untuk sowan kepda Syehk Muhammad Syarwani Abdan. Setelah bertemu dan Guru Zaini menceritakan semuanya, Guru Bangil sangat gembira dan setuju mendengar keinginan Guru Zaini untuk menikah. Namun Guru Bangil menyarankan agar Guru Zaini secepatnya menemui K.H Hamid Pasuruan untuk memohon izin dan restu kepada beliau.

Malam itu meski sudah sekitar 4 dnihari, Guru Zainipun berangkat ke pesuruan, tiba disana saat berkumandang azan subuh dimesjid Al-Anwar pasuruan. usai sholat shubuh,Guru zaini langsung menuju rumah K.H Hamid pagi itu kebetulan pagi jum'at dan dirumah beliau tiap pagi jum'at diadakan pembacaan Burdah. Guru zaini pun mengikuti kegiatan mejelis Burdah tersebut. Selesai pembacaan Burdah itu, tak disangka K.H Hamid memanggil Guru Zaini  dan meminta beliau untuk duduk mendeka. ketika mendekat, K.H Hamid lalu memegang paha Guru Zaini, dan megucapkan apa yang dimaksud oleh Guru Zaini beliau setuju dan memberikan izin serta doa restu untuk menikah.

Setelah itu K.H Hamid kemudian berdiri dan permisi untuk masuk ke kamar beliau, dan Guru Zainipun pulang kembali ke bangil menemui Syehk Muahammad Syarwani Abdan untuk menyampaikan hasil pertemuan beliau dengan K.H. Hamid pagi itu.


Sepulang ke Martapura menurut Abah Guru Sekumpul urusan diserahkan ke  "dapur" maksudnya untuk memilihkan pasangan berumah tangga diserahkan kepada ibunda Beliau Masliyah dan adik beliau Ibu Rahmah.maka dipilihlah sebagai pasangan hidup Guru Zaini seorang wanita bernama Juwairiyah binti H. Sulaiman, yang tinggal dikampung pesayangan.



pada hari yang ditentukan dilangsungkanlah pernikahan sekaligus walimah perkawinan yang cukup sederhana namun penuh khidmat. pagi itu Guru Zaini di turunkan dari rumah ayah angkat beliau Al Habib zean bin Muhammad AlHabsyi,Guru Zaini dengan diiringi banyak orang dan didampingi serta digandeng oleh K.H Badrudin dan Syehk Semman Mulia, menuju rumah keluarga mempelai prempuan. pernikahan penuh barakah ini dihadiri oleh para Habaib dan banyak tokoh Alim Ulama Martapura.


Pemuda Asal Kalua Kal-Sel ini Menjadi Imam Di Mesir dan Australia


Syamsul Fajri, Orang Kalua yang sukses di Negeri Para Nabi
Hidup sekarang menentukan hidup yang akan datang, begitu motto dan prinsip hidup banyak orang. Lima atau sepuluh tahun ke depan, prilaku seseorang berikut juga nasibnya akan sama dengan sikap dan nasibnya hari ini, hal itu bilamana tidak ada perubahan dalam dirinya.

Seseorang harus berubah, ibarat ulat bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Ada 2 hal yang membuat orang berubah: Pertama adalah dengan siapa dia berteman, dan kedua buku apa yang dia baca.
Berteman dan berkumpul dengan penjual minyak wangi, kita pun kecepretan wanginya; bergaul dengan tukang besi, kita pun kecepretan abu dan asapnya. Membaca juga sama, baca Qur’an tentu menenangkan kita, buku motivasi tentu akan memotivasi kita, buku humor pasti akan membuat kita jadi humoris, bacaan orang dewasa (18+) juga sama, akan mendewasakan anak-anak sebelum dirinya dewasa.

Saya mau berbagi cerita. Dulu sewaktu nyantri di Ponpes Rakha Amuntai, tepatnya selagi kelas 1 Aliyah (2005), saya bertemu kakak kelas .Namanya Syamsul Fajri, orangnya hafal Qur’an 30 juz, usianya saat itu 18 tahun, ia hafizh sejak usia 16 tahun. Kakak kandungnya Rusnah dan kakak iparnya Muhammad Syafi’i juga hafal Qur’an 30 juz.

Prestasinya tidak ditanya lagi, rankingnya tidak keluar dari peringkat pertama atau kedua, juara 1 khutbah, tartil, lancar bahasa arab dan inggris, juga berprestasinya di bidang minat bakat dan akademik lainnya.

Pasca lulus Aliyah, ia melanjutkan studinya di Al-Azhar Cairo Mesir. Saat tes hafalan Qur’an, nilainya nomer 1 se-Indonesia dari ribuan peserta yang mengikuti tes, malah pengujinya yang kualahan.

Di Mesir, ia menimba ilmu dari para masyayikh dan habaib. Lambat laun, akhirnya ia menjadi Imam di salah satu masjid di Mesir, orang Arab pun banyak yang terkagum-kagum dengan dirinya, karena hafalan dan suaranya yang merdu.

Ust. Syamsul Fajri anak kedua dari enam bersaudara lahir dari pasangan bapak Ahmad Rifa’i dan ibu Haslah di Tamunti, Kecamatan Pugaan, Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan pada 21 September 1987. Pendidikan formal ia tempuh di MIN Pugaan (1993-1999), MTsN Pugaan (1999-2002), MAK Normal Islam Putera Rakha Amuntai (2003-2006), S1 Al-Azhar Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadis (2007-2011), program post-graduate (S2) ia lanjutkan di dua kampus yang berbeda, di Al-Azhar (2011-sekarang) dan American Open University (2013-sekarang). Pendidikan non-formal ia geluti di Ponpes Tahfizhul Qur’an Al-Ihsan Banjarmasin (2002) dan Ponpes Tahfizhul Qu’an Raudhatul Qur'an Amuntai (2003-2006).

Gelar Lc (lisence) dan Dpl (diploma) yang telah diraihnya tidak membuat Syamsul berhenti belajar. Di luar kampus, ia rutin mengikuti halaqah/pengajian yang dipimpin oleh masyayikh, baik di bidang fiqh, hadis, tafsir, tashawuf dan kajian keislaman lainnya, serta banyak memperoleh sanad Alquran, hizib, dan kitab-kitab. Salah seorang guru yang sering ia temui adalah Syeikh Ayyasyi Al Hammusi. Sehingga tak heran predikat jayyid disabetnya pada tahun pertama di Al-Azhar dan predikat jayyid jiddan pada tahun kedua dan seterusnya.

Di samping mendapat beasiswa studi di Al-Azhar, Syamsul juga mendapat beasiswa dari Bait az-Zakat al-Kuwaity, sebuah lembaga kuwait yang ada di Mesir, yang nominalnya sekitar 700 ribu perbulan.‘Kanda Syamsul’, begitu sapaan saya padanya, telah mengunjungi beberapa negara, di antaranya Mesir, Australia, Dubai, Jordania, Mekkah dan Madinah. Ia menjadi Imam Masjid Ar-Rahman Mesir – masjid favorit mahasiswa Indonesia – selama 3 tahun sejak tahun pertama tiba di Mesir. Setelahnya ia tidak lagi menjadi Imam karena hendak masuk tes S2 Al-Azhar. “agar fokus ujian”, ucap Ulama muda yang pernah mengikuti Musabaqah Hifzhil Qur’an 30 Juz di Jakarta pada 2006 silam. Namun tetap saja ia diminta menjadi imam di Masjid SIC (Sekolah Indonesia Cairo).

Umroh Mekkah dan Madinah ia peroleh saat memenangkan Musabaqah Hifzhil Qur’an 30 Juz pada Ramadhan 1434 H lalu, yang diadakan oleh Kementerian Wakaf Mesir. Ustadz yang hobi bulu tangkis ini betul-betul bersaing hafalan dengan orang Arab maupun non-Arab.
Pemuda yang rutin sholat tahajud ini menyempurnakan separuh agama dengan wanita pilihannya Fitriyani Hawary binti Abdul Wahab – mahasiswi S1 Universitas Al-Azhar – yang juga jebolan MA Normal Islam Puteri Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai. Sebelum menikah, Syamsul pernah bekerja di sebuah rumah makan di Mesir sebagai pramusaji.

Sekarang, disamping kuliah S2 di Al-Azhar, Syamsul masih menjadi Imam dan bekerja di sebuah toko buku di Mesir. Ramadhan 1435 kemaren, Ustadz yang wajahnya bercahaya ini dikontrak sebulan penuh menjadi imam Masjid Sidney di Australia. Dia layak dipanggil Syekh, kendati dirinya belum tua. Karena gelar Syekh juga diperuntukkan mereka yang alim walau berusia muda.
Saat profil singkat ini hendak dimuat di Majalah Mimbar Rakha edisi IV, Ustadz yang hafal hadis Arbain Nawawi ini malu bahkan takut jika pribadinya tidak sesuai dengan nilai-nilai islami. “kekurangan saya sangat banyak”, imbuhnya.

Rahasia Sukses Syamsul
Ust. Syamsul Fajri, Lc, Dpl seorang ulama muda di antara ratusan ulama yang lahir dari Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai. Menurut pengamatan saya, kesuksesan kanda Syamsul adalah berkat kesungguhan, kesabaran, kebersihan jiwa dan kesucian batinnya. Ia selalu giat belajar, pandai bergaul, tidak suka berbohong, tidak mengganggu orang lain, murah senyum, manis muka dan tidak sombong.

Ia sudah bangun sebelum adzan subuh berkumandang. Ia bersuci dan mendirikan sholat tahajud, lalu membaca qur’an hingga adzan subuh tiba. Setelah sholat subuh, ia berzikir/wiridan hingga matahari terbit dan meninggi setinggi tombak, kemudian melaksanakan sholat sunat isyraq.
Saat bel istirahat berbunyi di Madrasah dan para santri berlarian ke kantin, Syamsul malah menuju musholla atau masjid untuk sholat dhuha 8 rakaat. Ia sering berpuasa, terutama puasa sunat senin kamis. Berbeda dengan saya yang kadang berpuasa bila dompet sudah mulai menipis belum dapat kiriman.

Sholat sunat rawatib sangat jarang ia tinggalkan. Sholat sunat yang paling ia sukai adalah sholat tahajud.“Banyak sekali keutamaan sholat tahajud, baik untuk fisik maupun psikis”, pungkasnya. Ia selalu bergairah ketika bangun malam, karena teringat hadis Nabi: “Tuhan kita, Azza wa jalla, turun setiap malam ke langit dunia di sepertiga malam terakhir, Dia berfirman: barangsiapa yang berdoa kepadaku, niscaya aku kabulkan, barangsiapa yang meminta niscaya aku beri, barang siapa yang memohon ampun kepadaku, niscaya aku ampuni”. (HR. Muttafaq ‘Alaihi).

Pernah suatu ketika saya berjalan dengan kanda Syamsul, kami melihat perempuan cantik berjilbab liput menutup aurat. Kanda Syamsul langsung beristighfar dan menundukkan pandangannya, tidak seperti kebanyakan remaja yang matanya melotot dan menggoda para wanita cantik dengan bersiul suit suit atau menggoda dengan cara halus, assalamu’alaikum ukhtie.

Subhanallah, dalam usianya yang masih muda, ia sudah melanglang buana menuntut ilmu dan mencari pengalaman serta mampu mengangkat reputasi bangsa Indonesia di kancah internasional. Saat di kelas 3 Aliyah pun ia sudah menjadi Imam sholat tarawih 30 juz di Masjid Jami Sungai Jingah Banjarmasin.

Semoga menjadi inspirasi bagi santri dan mahasiswa Indonesia!
sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=904544722892582&set=a.184628314884230.50073.100000111881741&type=3

Kamis, 24 Maret 2016

Terbagi Menjadi Dua

Abah Guru Sekumpul bersama Tuan Guru Syuri unus

Cerita ini di kisahkan oleh Tuan Guru Syukri unus,
Sebagaimna biasanya setiap malam senin di musholla arraudhoh menjadikan rutinitas pembacaan maulid rasul,banyak jamaah yang datang dari pelosok daerah sampai pelosok luar daerah. sehingga malam senin adalah malam yang istimewa di Sekumpul Sebelum pembacaan Maulid pada sore harinya diadakan ceramag pengajian Abah Guru Sekumpul yang isi pengajiannya membahas Tauhid dan ilmu Fiqih serta ilmu ilmu agama yang bermanfaat.

Dan sudah menjadi kebiasaan pula Tuan Guru Syukri Unus ketika ceramah pengajian selesai beliau tidak pulang dulu kerumah dan beristrahat dulu sebentar di rumah Hj. RAHMAH ( saudari perempuan Abah Guru) yang berdekatan dengan Rumah Abah Guru Sekumpul

Ketika pembacaan maulid hendak di mulai, tiba-tiba Abah Guru Sekumpul muncul dengan penampilan yang biasa saja dengan memaakai kupiah jangang mengajak Tuan Guru Syukri jalan 2 mengelilingi komplek Arraudah Sekumpul.

Sewaktu di perjalanan ini Abah Guru memonitor dan melihat lihat keadaan jamaah. Lalu Abah Guru berkata "Nang kaya ini syuk ae ( panggilan kpd gr syukri) baluman lagi aku wafat , jamaah ada yang barokoan diwarung, ada yang bagayaan".
(yang kayak ini Syuk, belum aku meninggal, jamaah ada yg ngisap rokok di warung,ada yang bercandaan)

Sambil menemani Abah Guru berbincang bincang dan jalan jalan, tiba tiba pandangan dan pendengaran Tuan Guru Syukri Unus terarah ke musholla Arraudah, Tanpa di sadari acara maulid sudah di mulai.Dan Abah Guru Sekumpul membaca syair syair pujian dan memimpin langsung acara maulid.Tersirat dalam hati Guru Syukri, yg aku temani ini Abah Guru dan yg di musholla juga Abah Guru.

SUBHANALLAH inilah bukti karamah kekasih Allah yang raga dan jiwa beliau menjadi dua bagian, sebagian menemani Guru Syukri dan sebagian lagi meminpin acara maulidir Rasul di mushaalla Arraudhah.

silakan baca juga biografi Tuan Guru Muhammad Syukri Unus


Memperdalam Ilmu Tajwid


Suatu saat, atas saran Tuan Guru KH. Ahmad Zaini, orang tua KH. Badruddin Martapura, Guru Zaini yang saat itu masih sebagai santri Pesantren Darussalam, diminta untuk memperdalam Tajwid kepada seorang yang dianggap pakar dan ahli dalam bidangnya. Tuan Guru KH. Muhammad Zaini menuju/ditujukan kepada seorang yang dikenal Qari, Hafizh dan memiliki suara merdu yang khas yaitu Tuan Guru KH. Muhammad Aini, desa Pandai Kandangan.

Dihari yang ditentukan berangkatlah Guru Zaini dengan menumpang bis dari Martapura menuju Kandangan. Perjalanan saat itu cukup melelahkan, karena masa itu jalan tidak semulus sekarang. Beberapa jam diperjalanan akhirnya Guru Zaini sampai juga dikota dodol ini, dan langsung menuju kerumah sang Guru. Ketika bertemu Tuan Guru, Guru Zaini ditanya bermacam alasan kenapa sampai belajar ke Kandangan ini.

Namun semua pertanyaan itu dijawab Guru Zaini dengan sempurna dan memuaskan, sehingga Tuan Guru KH. Muhammad Aini akhirnya bersedia untuk mengajari Guru Zaini. Untuk mengetahui bagaimana bacaan muridnya ini, Tuan Guru meminta Guru Zaini membacakan surah Al-Fatihah. Guru Zaini pun lalu membaca Fatihah dengan suara beliau yang merdu. Mendengar ini sang Tuan Guru menangis tersedu-sedu. Usai membaca Fatihah, Guru Zaini menanyakan sebab Gurunya itu menangis. Tuan Guru KH. Muhammad Aini menjelaskan :"Seumur hidupku, aku belum pernah mendengar bacaan Fatihah sebagus yang ikam ( kamu ) bacakan tadi"

Selama sekitar seminggu disana, Guru Zaini diajak mendampingi Tuan Guru menghadiri beberapa acara keagamaan. Seringkali Guru Zaini diminta untuk membacakan ayat suci Al-Qur'an, dan mengikuti acara maulid diberbagai tempat. Setelah dirasa cukup belajar kepada Gurunya, Guru Zaini mohon pamit dan minta izin untuk pulang ke Martapura. Sang Guru mengizinkan, hanya saja saat itu sudah sore, kemungkinan mobil tumpangan ke Martapura atau arah Banjarmasin tidak ada..

Namun Guru Zaini (Abah Guru Sekumpul) menyakinkan gurunya, bahwa mobil insya Allah ada. Saat itu sudah sore, Sang Guru mengantar Guru Zaini dari rumahnya ketepi jalan. Sesampai ditepi jalan raya, tak diduga tiba-tiba berhenti sebuah mobil, Guru Zaini pun pamit dan masuk. Belum jauh mobil itu berjalan dari berdirinya Sang Guru, mobil itu menghilang entah kemana, seperti tak berbekas.


Selasa, 22 Maret 2016

Sang Penggagum Abah Guru Sekumpul


Beberapa tahun yang lalu ada seorang Pemuda dari Jakarta yang berkunjung ke Martapura dan bermalam selama dua malam di rumah ulun, yang sedang jatuh cinta pada Alm.Guru kita.
Pemuda itu dengan setia semalam suntuk mendengarkan cerita ulun segala hal tentang Alm.Guru.
Sampai dia sedih kenapa terlambat mengenal seorang Sosok yang luar biasa.

Perjalanan cinta nya dimulai ketika Ayahnya yang sangat tidak mudah percaya kepada Ustadz manapun sebelum sesuai dengan pemikiran nya.
Ayahnya suatu hari berkunjung ke rumah Paman ulun (adik kandung abah) yang bermukim di Jakarta.

Hari itu menurut penuturan pemuda tersebut, Di rmh Paman ulun kebetulan memutar VCD rekaman maulid habsyi yang di bawakan oleh Alm.Guru.
Ayah dari pemuda tadi yang sangat tidak mudah percaya dengan Ulama, berubah180 derajat.
Ayahnya duduk seperti kena hipnotis di depan TV sambil memperhatikan Alm.Guru.
Setelah selesai maulid lalu ayahnya berucap dengan lantang "INI BARU BETUL BETUL ULAMA".
Paman ulun dan pemuda tadi diam tanpa berani bicara.

Singkat cerita, si ayah langsung jatuh cinta dan mencari info di internet segala hal tentang Alm.Guru, termasuk mengoleksi Foto foto Alm.Guru. Sampai sampai suara Alm.Guru di bawa ke studio rekaman untuk meneliti lebih jauh tentang suara Alm.Guru.

Setelah di teliti dengan serius, yaitu dengan ilmu perbandingan kualitas suara dengan alat-alat yang sangat canggih, ayah pemuda itu berkata dengan yakin dan tercengang hasil nya adalah "dengan menggunakan microphone super mahal sekalipun tdk akan di dapat kualitas suara yg luar biasa".
Dan kebalikannya, meskipun Alm.Guru tidak menggunakan microphone, tetap kualitas suaranya tdk berubah.

Pendek cerita, si ayah mengutus anaknya untuk Berziarah ke sekumpul setelah bertanya kepada Paman ulun tentang di mana lokasi sekumpul.Paman ulun menemani pemuda tadi ke kalsel.
Pemuda tadi sengaja tidak memilih menginap di hotel banjarmasin untuk menghíndari wartawan.
Dia di ajak paman nginap di rumah ulun, dengan merental Avanza di daerah Bina Brata dekat asrama mahasiswa Amuntai di IAIN.

Ziarah dimulai dari Kuin Sultan Suriansyah (banyak yang kenal, terjadilah foto-foto bareng pemuda tadi).Kemudian ke tempat tujuan utama, Kubah sekumpul, Kalampayan, Datu Sanggul, Taniran, dan terus sampai di Amuntai, dan bermalam di tempat saudara abah ulun yang lain.
Pendek cerita, Pemuda tadi luar biasa cinta dengan Alm.Guru, walaupun tidak sempat bertamu langsung seperti para artis yg lain. Pemuda itu adalah REZA HERLAMBANG .

sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=914416851976407&set=pb.100002243032895.-2207520000.1458715178.&type=3&size=800%2C1024

Berkat Tawasul


Peristiwa ini terjadi pada pertengahan bulan Mei, tahun 2013, (tanggalnya ulun lupa tapi hari sabtu sore). Waktu itu ulun jalan ketempat keluarga yaitu ke tempat acil (bibi) ulun.
Rumah beliau di pinggir sungai Martapura jadi adem, apalagi saat itu airnya pasang dan arus nya deras, banyak kelotok hilir mudik begitu juga dengan sampan (jukung).

Saat itu ulun lagi asik ngobrol dengan keluarga di dalam rumah acil sampai akhirnya kami mendengar ada orang-orang berteriak menyuruh kami keluar. Kami kaget dan berhamburan keluar hendak tau apa yang terjadi. Orang-orang di seberang sungai berteriak sambil mengatakan, "awas kapal merujuk (menabrak)". Dan saat itu ulun lihat ada kapal besar yang melaju cepat dari jarak 300 meter.

Kapal itu mogok mesinnya dan larut di bawa derasnya arus menuju rumah acil ulun dan rumah-rumah di belakangnya, kalau kapal ini sampai menabrak, maka diperkirakan 10 buah rumah akan hancur karena kapal ini besar dan tidak ada yang bisa menahan lajunya. Para Abk kapal dan Nahkodanya juga pasrah, mereka hanya berteriak menyuruh keluar dari rumah agar tidak ikut tertabrak.

Waktu itu suasana sangat panik, teriakan "Allahu Akbar" dan teriakan orang yang panik karena rumahnya mau ditabrak serta teriakan para Awak kapal jadi satu.
Ulun sendiri bingung, barang apa yang harus diangkut karena kurang lebih 10 menit lagi kapal itu akan menabrak rumah acil ulun.

Tanpa pikir panjang, ulun langsung menarik tangan acil ulun untuk menjauh dari rumah itu, karena acil ulun ngotot tidak mau bergerak dari situ, kalau tidak ditarik maka acil ulun akan ikut tertabrak kapal tesebut beserta rumahnya. Haluan depan kapal sudah menukit tepat ke rumah acil ulun. Saat ulun menarik tangan acil ulun untuk menjauh, tiba-tiba beliau melepaskannya dan berlari ke depan rumah beliau yang menghadap kapal lalu acil ulun diam sebentar disitu, sedang yang lain sudah teriak menyuruh menyingkir dari situ. Tepat 5 menit sebelum tabrakan, ulun tarik paksa tangan acil ulun menjauhi rumah itu.

Dan saat acil ulun sudah menjauh dan haluan kapal menukik mau menghantam rumah acil ulun. Tiba-tiba buritan belakang terdorong ke tengah sungai dengan sangat cepat, terus terdorong sehingga posisi kapal yang tadi sejajar rumah acil ulun menjadi melintang menuju tengah sungai, sehingga haluan depan yang tadi mau menabrak rumah, menjadi ada jarak sekitar setengah meter sampai kapal itu terus menuju ke tengah sungai Martapura dan mengikuti arus, terus seperti itu sampai ada bantuan kapal yang menarik kapal mogok itu ke pinggir, dan alhamdulilah rumah acil ulun dan 10 buah rumah lainnya selamat. Abk kapal dan Nahkodanya mengucap alhamdulillah kesenangan karena mungkin bisa mengganti rugi ratusan juta rupiah.

Waktu buritan yang tiba-tiba ke tengah sungai sehingga membuat kapal melintang di tengah sungai dan tidak jadi menabrak rumah, menurut paman ulun karena di situ ada dari dalam karena pasangnya air yang membuat buritan tadi ke tengah, maka kami pun percaya dengan penjelasan itu.
Habis maghrib ulun masih di tempat acil ulun dan kumpul dengan keluarga yang lain masih membicarakan kejadian sore tadi. Tiba-tiba datang tamu ke rumah, mereka adalah Nahkoda kapal dan 1 Abk. Ulun pikir mau silaturahim dan sebagai ucap syukur juga kapalnya tadi tidak menabrak rumah acil ulun dan rumah lainnya.

Saat kami terima tamu tadi, dan di tengah obrolan nahkoda tadi bilang, "Ulun kesini mau ketemu ibu, karena ada yang mau saya tanyakan".kemudian kata acil (tante) ulun, "Mau tanya apa silahkan nak".
Kata nahkoda itu, "Ibu tadi baca amalan apa?, waktu 5 menit sebelum kapal menabrak, ibu tadi berdiri di depan rumah dan sambil membaca sesuatu"Ulun tanya, "memang kenapa dengan bacaan acil ulun tadi?" kata ulun.

Nahkoda itu jawab, "selesai ibu tadi baca amalan itu dan kamu (ulun) menarik tangan ibu tadi, ulun lihat di depan haluan Abah Guru Sekumpul hadir dengan berpakaian lengkap seperti di foto beliau, pakai gamis, surban dan selendang. Aku lihat (kata Nahkoda itu) Abah Guru membentangkan kedua tangan beliau dan tiba-tiba buritan kapalnya menuju ke tengah sungai dengan cepatnya (memang ulun menyaksikan buritan kapal menuju ke tengah sungai cepat sekali), dan setelah kapal tepat berada di tengah sungai waktu saya menoleh kepada kalian sebentar dan menoleh lagi ke haluan kapal, Abah guru sudah tidak ada lagi.

Aku (kata Nahkoda itu) tanya kepada Abk kapal yang ada di sampingku apakah melihat Abah Guru, ternyata tidak ada yang melihat Abah Guru, ternyata tidak ada yang melihatnya selain saya, jadi saya mau tahu apa yang ibu baca tadi?" Acil ulun bilang, "aku tadi baca fatihah untuk Abah Guru, lalu aku memanggil Abah Guru 5x dengan berkata "wahai Abah Guru tolong kami", hanya itu".
Lalu Nahkoda kapal itu bilang, "saya mau mengajak ibu besok bersama saya ke Sekumpul untuk ziarah ke makam Abah Guru sebagai ucapan terima kasih saya atas pertolongan Abah Guru sehingga kapal ini tidak menabrak rumah-rumah di sini". Dan acil ulun pun setuju.

Salah satu amalan acil ulun ini kalau ada hajat yang sangat penting. Apabila terkabul hajat itu maka beliau pasti minta bacakan manaqib Syekh Samman dan Manaqib Abah Guru, walau hanya 5 orang saja yang hadir. Setiap apapun yang penting pasti nazarnya akan membaca manaqib Syekh Samman dan Abah Guru.

sumber : Cerita dari Yusrie Salman Al Aydrus

Selasa, 15 Maret 2016

Uang Haram


Ada khadam Abah Guru Sekumpul waktu itu pernah melihat Abah Guru sedang memilah uang, yang mana uang-uang tadi dipisahkan oleh beliau menjadi dua bagian. Satu bagian disimpan, dan satu bagian lagi dibakar.

Maka terkejutlah khadam yang melihat tadi dan bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa uang itu dibakar ??,, sungguh sayang sekali".
Kemudian khadam itu pun mendekat dan bertanya kepada Abah Guru, "Bah, mengapa uangnya dibakar?? kan sayang..".

Abah Guru menjawab dengan tersenyum, "Kamu ingin tau kenapa?". Maka dijawab, "Iya abah".
Kemudian Abah Guru mengambil sisa-sisa uang yang masih belum dibakar, dan di saat itulah uang tadi diperah dengan tangan beliau sendiri, maka keluarlah darah dari uang tersebut yang membuat khadam tadi terkejut.

Abah Guru pun tersenyum dan berkata, "Nah, sekarang kamu sudah tau mengapa aku membakar uang ini,, karena uang ini adalah uang haram dan bercampur dengan syubhat".

Masya Allah, itulah sebagian kecil dari karomah Abah Guru,, karena setiap makanan, minuman, uang, dll,, dari semua itu ada yang berkata dengan Abah Guru, "JANGAN MAKAN AKU, JANGAN MINUM AKU, KARENA AKU MENGANDUNG YANG HARAM".
Semua itu karena Allah CINTA & SAYANG kepada hamba-hamba sholeh-Nya, maka Allah pelihara seluruh anggota tubuhnya agar terhindar dari maksiat.



Pengajian Akbar Di Mushalla Ar-Raudhah Sekumpul

Mushalla Arraudhah Sekarang

Semenjak Guru berdomisili di Sekumpul, Komplek tempat kediaman beliau di namai dengan nama Komplek Ar-Raudhah dan wilayah itu dikenal dengan sebutan Sekumpul.

Menurut penuturan Guru, penamaan Ar-Raudhah ( pemberi namaan Ar-Raudhah adalah dari KH. M. Syarwani Abdan Bangil ) itu sendiri mengacu kepada Ar-Raudhah di Mesjid Nabawi, satu tempat antara rumah dan mimbar mesjid, yang sering menjadi tempat aktifitas Nabi SAW. Dalam keseharian beliau, dan digambarkan menjadi bagian dari taman surga.

"Mudah-mudahan semua yang hadir disini menjadi penghuni Raudhah, taman-taman surga nantinya".
Kata Guru disuatu pengajian, seraya di aminkan oleh jemaah. Dan perihal penamaan Sekumpul, Guru Zaini juga menjelaskan sambil berseloroh :"Sekumpul artinya takumpul, Insya Allah kaena kita berataan takumpul disini sampai ke sorga".

Dan seiring dengan makin dikenalnya Sekumpul, maka penyebutan nama Guru Zaini pun ikut mengalami perubahan. Jika sewaktu berdomisili di kelurahan Keraton, orang menyebut beliau dengan panggilan Guru Zaini, Guru Ijai, atau Guru Keraton. Maka sejak di Sekumpul sebutan Guru Zaini berubah menjadi Guru Sekumpul atau yang lebih akrab mungkin Abah Guru.

Komplek Sekumpul sendiri masih berada di kelurahan Jawa, kecamatan Martapura. Lokasinya sangat strategis dan sangat mudah dijangkau. Dari Jalan Ahmad Yani Km. 38, samping Mesjid Syi'arus Sholihin, masuk pertigaan hanya sekitar 750 meter, disebelah kanan ada pintu gerbang besar Komplek Ar-Raudhah. Dikomplek inilah berdiri megah Musholla Ar-Raudhah.

Jika melihat bangunanya, sepintas orang akan mengira bangunan ini adalah sebuah Masjid, bukan Musholla, saking megah dan besarnya, dan boleh jadi ini adalah Musholla terbesar di Tanah Air. Begitu luasnya, Musholla ini, hingga bisa menampung ribuan orang untuk sholat berjamaah.
Disamping Musholla terdapat rumah Guru berjejer tiga buah, dan paling kana adalah rumah megah berlantai dua bergaya Spanyol, yang sempat sekitar setahun ditinggali Guru dan kini menjadi kediaman kedua Putera Guru Sekumpul. Sementara di tengah dan paling kiri adalah kediaman H. Ahmad sekeluarga, yang merupakan keponakan Guru dari Hj. Rahmah, adik perempuan Guru Sekumpul. 

Didalam Komplek Ar-Raudhah semuanya terdapat 17 buah rumah, termasuk rumah Guru.
Di sekekiling Komplek terkenal ini, hampir tidak terdapat lagi tanah kosong, ratusan rumah memadati wilayah ini. Sehingga saat ini Sekumpul terkesan sebagai sebuah kota di perkampungan. Dan itupun diikuti oleh melonjaknya harga tanah dengan sangat cepat ( disekitar Komplek Ar-Raudhoh ). Jika ditahun 1980-an, lahan kosong disana, hampir-hampir tidak berharga, kini bisa mencapai puluhan juta rupiah permeter.

Sesuatu yang memang terkesan sangat fanfastis. Semuanya tidak terlepas dari Kharisma dan Popularitas Guru Sekumpul, Al-'Allamah Al-'Arif Billah KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani.
Dan dari Musholla Ar-Raudhoh inilah kegiatan Majelis Pengajian diadakan. Setiap kali pengajian, sudah bisa dipastikan, ribuan bahkan puluhan ribu jemaah akan tumplek jadi satu, meski dengan beraneka ragam jabatan dan profesi. Karena banyaknya jamaah, rumah-rumah penduduk disekitar Komplek Sekumpul dibuka untuk menampung jamaah yang tidak kebagian tempat, dan untuk bisa mendengarkan Pengajian melalui televisi Sekumpul.

Menurut beberapa kalangan, pengajian Sekumpul merupakan Pengajian dengan jumlah jamaah terbanyak di Indonesia. Lebih-lebih di momen tertentu, seperti Haul Syekh Muhammad Samman Al-Madani dan malam Nisfu Sya'ban jamaah yang datang bisa mencapai ratusan ribu orang.
Sejak dimulai aktifitas pengajian Musholla Ar-Raudhah sekitar tahun 1990-an hingga wafatnya Guru Sekumpul, sudah puluhan kitab yang dibaca. 

Guru Sekumpul dalam membaca kitab selalu memfokuskan kepada tiga bidang yang Fardhu 'Ain mempelajarinya, yaitu tentang Tauhid, Fiqih dan Tasawwuf.
* Catatan :
Di tahun-tahun menjelang wafatnya, Guru memfokuskan untuk membaca 2 kitab yang meliput 3 bidang ilmu Fardhu 'Ain. 2 kitab tersebut adalah :
1. Al-Hawasy Al-Madaniyah, kitab Fiqh karya Syekh Muhammad Sulaiman Al-Kurdi.
2.Dan kitab Ihya 'Ulumiddin karya Imam Al-Ghozali.
Bahkan pada suatu pengajian, beliau mengajar sambil berbaring. Tetapi meski memimpin Pengajian didalam kamar dan kadang dengan kondisi berbaring, dalam keadaan sakit, namun tidak ada nada suaranya yang berubah. Bahkan dalam kondisi seperti itu seringkali Guru Sekumpul becerita lucu hingga beliau dan jamaah tertawa.

Namun seiring berjalannya waktu dan menurunnya kesehatan Guru Sekumpul, jadwal kegiatan pengajian pun berkurang sedikit demi sedikit. Bahkan tidak jarang Pengajian diliburkan berbulan-bulan, saat Guru Sekumpul terbaring sakit, liburnya Pengajian Sekumpul ini ber'implikasi kepada kondisi sosial Masyarakat disekitarnya.

Musholla Ar-Raudhah yang biasanya tidak muat menampung jamaah, saat pengajian libur berubah lengang, tidak sebanyak saat Pengajian di gelar. Pasar dadakan yang ada dikawasan Komplek Ar-Raudhah pun, mendadak sepi, padahal biasanya sangat ramai. Maklum, dipasar kaget ini semua kebutuhan tersedia, mulai dari sembako, pakaian, sayur mayur, ikan kering dan basah, hingga keperluan rumah tangga lainnya.

Di atas tahun 2000-an, kegiatan Pengajian semakin berkurang, bahkan diawal tahun 2004, pengajian hanya sekali sepekan, yaitu setiap sore Ahad ( Minggu ). Dan terakhir diawal-awal 2005, pengajian akhirnya diliburkan total, hingga wafat Guru.


Hijrah Ke Sekumpul ( Sungai Kacang )

Mushalla Arraudah pada waktu dulu

Pada dekade 1980-an pengajian Guru Zaini di Keraton semakin dikenal luas, sehingga pengajian ini mulai dipadati oleh jemaah dari luar kota Martapura, seperti Banjarmasin, Rantau, Hulu Sungai, bahkan dari Pelaihari, Kotabaru dan daerah-daerah lainnya.

Rumah-rumah penduduk disekitar tempat tinggal Guru Zaini, dan langgar Darul Aman dari hari kehari terus dipenuhi oleh jemaah. Jalan dan gang menuju lokasi pengajian nampaknya sudah tidak mampu lagi menampung jemaah yang datang.

Sementara itu untuk tempat parkir, sudah berjubel hingga ke jalan Ahmad Yani dari area muka Pendopo Kabupaten, hingga mendekati gedung Pondok Pesantren Darussalam dipenuhi kendaraan roda 4 dan roda 2.

Karena memang pengajian di Keraton ini belum memiliki tempat parkir yang khusus, ini tentu membuat petugas melakukan penjagaan ekstra ketat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.

Melihat kondisi ini, jauh-jauh hari Guru Zaini sudah mulai memikirkan untuk berpindah, hijrah ketempat yang lebih luas, leluasa dan strategis. Pilihan jatuh kepada wilayah Sungai Kacang, dengan pertimbangan selain tempatnya mudah dicapai dengan kendaraan apapun, juga suasananya jauh dari hiruk pikuk aktifitas kota yang biasanya penuh polusi dan kebisingan.

Disamping juga harganya yang relatif murah, karena di era tahun 1980-an wilayah Sungai Kacang masih berupa tanah kosong yang banyak ditumbuhi hutan karamunting dan ilalang. Meski ada satu dua buah rumah disana, namun masih relatif sunyi, bahkan konon tempat ini dulunya adalah sarangnya pencuri dan perampok.

Rencana kepindahan Guru Zaini ke Sungai Kacang ini, sejak lama sudah diberitahukan kepada Al-'Arif Billah Syekh M. Syarwani Abdan Bangil. Guru Bangil menyetujui dan merestui niat Guru Zaini untuk pindah ketempat beliau yang baru ini, bahkan lebih dari itu Guru Bangil sangat berperan dalam memberikan saran dan masukan pada saat kepindahan itu.

Namun demikian rencana ini belum sempat dibicarakan dengan Syekh H. M. Semman Mulia atau Guru Semman, paman Guru Zaini sendiri. memang ada kesan rencana kepindahan Guru Zaini ini dilakukan diam-diam, dalam pengertian hanya diketahui oleh pihak keluarga dekat dan orang-orang tertentu saja. Boleh jadi hal ini karena Guru Zaini tidak ingin merepotkan orang banyak, lebih-lebih jemaahnya sendiri.

Namun demikian kabar tentang kepindahan Guru Zaini ini, akhirnya sampai juga ketelinga Guru Semman. Sehingga ketika bertemu Guru Zaini, sambil bercanda beliau bilang :"Kenapa nyawa handak bejauh pada Unda?".Mendengar candaan pamannya ini, Guru Zaini cuma senyum-senyum tanpa menjawab pertanyaan itu. Secara kebetulan tidak lama setelah itu Guru Zaini didampingi Guru Semman ziarah ke Bangil.Ketika itulah Guru Bangil bilang :"Zaini, Semman ai handak bapindah ke Sungai Kacang"Guru Semman pun akhirnya mafhum ( memahami ). Dan Guru Zaini tidak sekedar memberitahu Guru Semman lewat pembicaraan Guru Bangil, namun sepulangnya ke Banjarmasin, setelah tiba di Bandara Syamsudinnor, Guru Zaini langsung mengajak Guru Semman untuk melihat-lihat lokasi yang akan dipindahi.

Sesampainya dilokasi Guru Semman tidak lupa menanyakan tentang posisi lokasi seperti letak kuburan, Musholla, rumah dan lain-lain. Guru Zaini pun menjawab secara rinci dan lengkap. Beliau bahkan menambahkan bahwa segala sesuatu yang ada ini atas perintah dan diatur oleh Guru Bangil. Dan tidak banyak orang yang tahu, bahwa dalam proses pembangunan Komplek Ar-Raudhah Sekumpul ini, Guru Zaini tidak sedikit menerima masukan dana, pemikiran dan saran yang sangat berarti dari Guru Semman ini.

Bahkan konon Guru Semman juga tidak sedikit memberikan sumbangan dana untuk pembangunan Musholla Ar-Raudhah. Dan ketika akan berlangsung pembangunan Musholla tersebut, Guru Semman juga memberikan sumbangan pemikiran. Pemikiran itu antara lain, semula Guru Zaini ingin membangun Musholla dalam ukuran yang tidak terlalu besar, namun Guru Semman menyarankan agar dibangun yang besar, agar dimasa mendatang dapat menampung jamaah yang banyak.

Saran ini tentu diterima dan dipatuhi Guru Zaini dengan sukacita. Dan setelah kunjungan ini, tak berapa lama kemudian dimulailah pembangunan Kompkek Ar-Raudhah Sekumpul. Di tahun-tahun menjelang 1900-an, Guru Zaini berangsur-angsur mulai memindahi tempat baru, Komplek Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura. 

sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=938542576230501&set=pb.100002243032895.-2207520000.1458102251.&type=3&size=367%2C367

Meninggalkan Ibadah Kerna Takut Riya Itu Riya


Sedari muda Abah Guru Sekumpul memang rajin ibadah, berbeda dengan pemuda sebayanya yang suka bergaul dan senang bermain-main.

Sampai-sampai disindir orang bahwa ibadah beliau karena riya. Pernah beliau bercerita bahwa dulu disaat muda itu beliau di mushola, beliau sholat dan beribadah yang lain di mushola itu, kemudian ada disitu orang yang juga disebut guru bersama beberapa orang sedang ngobrol, kemudian orang itu berkata kepada teman'2 ngobrolnya "zaman wahini (sekarang) kebanyakan  orang lain beribadah karena ingin dilihat (riya)  ", Abah Guru mendengar itu, beliau cuma berkata dalam hati "kasiannya orang itu" dan beliau tetap melakukan ibadahnya.

Setelah Abah Guru menceritakan pengalamannya dimasa muda itu beliau berkata "Janganlah beramal dikarenakan minta dilihat manusia (riya) dan jangan pula meninggalkan ibadah karena takut disambat (dibilang) riya, karena orang yang meninggalkan ibadah karena takut riya, itulah riya"
Apa yang disampaikan Abah Guru ini selaras dengan perkataan Al-Fudhail bin 'Iyadh, beliau berkata: Meninggalkan amal karena manusia adalah riya', sedangkan beribada karena manusia adalah sama nyekutukan tuhan( syirik). Dan ikhlas adalah apabila Allah menyelamatkanmu dari keduanya."

Memang seharusnya seorang muslim dan muslimat takut dan khawatir akan bahaya riya'. Namun tidak boleh berlebihan sehingga menyebabkannya meninggalkan amal amal shalih dan ketaatan kepada Allah. Karena meninggalkan amal karena takut riya' termasuk tipu daya syetan. Karena syetan, pada satu  hal ingin berusaha menjerumuskan seorang hamba ke dalam perbuatan riya untuk merusak amal dan ibadahnya. Dan  juga dalam  kondisi yang lain menipunya dengan meninggalkan amalan  disebabkan takut kepada riya’ supaya tidak melakukan amal shalih.

Disinilah halusnya tipu daya syetan. Padahal dia diperintahkan untuk beramal dengan bersungguh-sungguh dan  menjalankan ketaatan dengan berharap ridha Allah dan meninggalkan bujuk rayu setan dan tipu dayanya. Maka siapa yang sudah berniat  menjalankan satu ibadah lalu meninggalkannya karena takut riya’, sebetulnya dia telah melakukan riya’. Karena dia meninggakan amal karena manusia. Tetapi jika meninggalkannya untuk dikerjakan ketika sendirian, maka ini sangat dianjurkan kecuali pada amal-amal wajib.

Untuk selamat dari riya pokoknya ujar Abah Guru "jangan merasa beramal dan beribadah perbuatan kita"Dan Abah Haji (Gr.Zuhdi) juga berkata "jangan merasa ampun kisah),Intinya semuanya fi'lulloh atau perbuatan Allah.

Teruslah beramal dan berbuat kebaikan, jika kita istiqomah insyaAllah akan Allah anugrahkan kepada ikhlas itu. Orang yang bagawi, inya jua yang menerima upahnya, amun kada bagawi apa haknya untuk mendapat upah, orang yang beramal lebih baik daripada orang yang diam bermalas-malasan tanpa berbuat apa-apa atau yang sia-sia.
Wallohu A'lam.

Minggu, 13 Maret 2016

Kisah Abah Guru Sekumpul Sewaktu di Darussalam

Abah Guru Sekumpul masih muda bersama Guru Semman Mulia 

Sedikit mengambil berkah kisah Abah Guru
Waktu Abah Guru sekolah di Darussalam kelas satu tsanawiyah, beliau termasuk murid yang jeniu, bukan pandai lagi,, kalau ulangan selalu dapat nilai "jayyid jiddan" artinya nilai tertinggi.
Namun paman beliau Guru Semman Mulia, ingin keponakannya benar-benar 'alim.

Dan dikelas beliau mengajar itu ada pengajarnya yang ahli ilmu ( lupa nama guru tersebut, klau ada yg ingat bisa dikasih tahulah , kalau tidak khilaf nama beliau Guru Salman Yusuf ). Guru Semman meminta wali kelasnya supaya keponakannya jangan dinaikkan kelas supaya bisa belajar setahun lagi dengan pengajarnya yg 'alim itu.

Lalu Abah Guru dipanggil oleh Guru Seman selaku guru senior, dan menanyakan kepada Abah Guru dengan berbagai pertanyaan agama, dan Abah Guru bisa menjawabnya..
Setelah Semua pertanyaan itu habis ditanyakan, akhirnya guru seman bertanya " Zaini, berapa jumlah bulu ketiak ikam ???" (Wahai Zaini, berapakah jumlah bulu ketiakmu?), maka Abah Guru pun tidak dapat menjawabnya..

Kemudian kata Guru Semman, " han kada 'alim ikam kada bisa menjawab , mun kada naik kelas jangan salahkan aku lah " (kalau tidak bisa menjawab berarti kamu belum 'alim, jangan salahkan saya kalau kamu tidak naik kelas)..

Akhirnya memang Abah Guru tidak naik kelas atas permintaan pamannya sendiri dengan tujuan yang mulia.. Dan Guru Semman sendiri sudah tau bahwa Abah Guru nanti akan menjadi orang besar, maka beliau di tarbiyah supaya jangan diri merasa 'alim, padahal nilai-nilai Abah Guru selalu yang tertinggi.


Sabtu, 12 Maret 2016

Mimpi Di beri Air Putih Oleh Abah Guru Sekumpul



Saya mempunyai teman yang mana sebelum menikah teman saya ini luar biasa pemanasan (temprametal) yang tinggi,tidak bisa salah sedikit atau menyingung perasaannya langsung marah besar apalagi kalaunya mendengar temannya ada di djolimi orang lain, dia ngga sungkan-sungkan untuk membantu berkalahi, dan dia tidak merasa takut sama sekali kepada siapa saja yang menjadi lawannya, oleh kerena itu dia banyak sekali punya untalan ( ramuan atau minyak yang membuat kebal orang  yang meminumnya, ramuan gaib bikinan orang Kalimantan ) didalam badannya.

Singkat cerita dia akhirnya menikah, merasa sudah mempunyai keluarga dia berkeinginan untuk bertobat tidak mau lagi melakukan perbuatan yang menyalah pada dirinya pada waktu bujangan dulu
kemudian berceritalah dia kepada temannya yang mana temannya itu teman saya juga ,bahwa dia mau bertobat dan mau membersihkan dirinya dari segala macam najis yang berada dari dalam dirinya.

jadi menurut temannya itu nanti saya temani ke ayah angkatku di dalam pagar (nama kampung yang berada di kabupaten banjar martapura) beliau bisa membuangi segala macam untalan.
Setelah  kesepakatan bersama  di tentukanlah waktu yang telah ditentukan untuk pergi  menemui seorang Guru  yang  bertempat tinggal di dalam pagar martapura.

Akan tetapi sebelum berangkat ke martapura malamnya dia bermimpi Abah Guru Sekumpul , didalam mimpinya itu teman saya bercerita  kepada abah Guru  dengan niatan mau bertaubat dan ingin membuangi segala macam najis yang ada di dalam badan itu, didalam mimpinya itu Abah Guru memberikan segelas air putih untuk diminum, tidak lama setelah meminum air putih itu teman saya terbangun dan langsung muntah muntah.

Besoknya pergilah teman saya dengan hati yang sudah bulat dan tekat yang kuat untuk menghilangkan semua untalan yang masih  ada di dalam badan, singkat cerita sampailah teman saya tadi kepada tuan guru dalam pagar, dan menceritakan segala macam keluh kesah yang selama ini yang masih mengganjal dalam hatinya yaitu mau mensucikan badannya dari segala macam yang kotor2 dari badannya,

Tidak lama setelah dia  bercerita  tuan guru tersebut menyuguhkan sebotol air untuk meminumnya,akan tetapi setelah meminum air tesebut tidak ada terjadi reaksi apa2 atau muntah mutah,melihat hal tersebut tuan guru pun kebingungan kerna di setiap pengalaman yang sudah sudah apabila air tersebut di minumkan kepada seorang yang banyak mengandung barang2 yang najis dan kotor seperti untalan maka orang tersebut akan muntah2  dan buang air besar.

Melihat hal itu Tuan Gurupun itu bertanya "maka ikam handak membuangi untalan kesini kenapa kadada untalannya diawak ikam, sebelum tadi kasini kam ada mambuangi wadah siapa..?"
(kamu kan ksini mau membuang untalan tetapi tidak ada di dalam diri kamu untalan tersebut,sebelumnya datang kesini membuangnya sama guru siapa ..?)

Kemudian teman saya bercerita kepada Tuan Guru Tersebut bahwa sebelum mau berangkat  kesini malamnya bermimpi Abah Guru Sekumpul memberikan segelas air putih untuk diminum dan sayapun langsung meminum air tesebut, setelah terbangun dari mimpi langsung muntah muntah.

Mendangar cerita tersebut  tuan guru langsung berucap subhanallah untung banar ikam nie tuh ae
orang yang paling mulia yang langsung memberasihi awak ikam ( subhanallah sungguh beruntung dirimu orang yang paling mulia yang membersihkannya.)

Itu lah sepenggal kisah yang saya dapat dari salah seorang pencinta Abah Guru Sekumpul
semoga kisah ini menambah kecintaan kita dengan yang mulia Abah Guru Sekumpul
amin allahumma amin...

Rabu, 09 Maret 2016

Pedupaan Yang Mengakibatkan Angin Ribut



Sepulang dari pasar tadi, orang tua Zaini muda , yaitu Abdul Ghani sudah mengetahui bahwa anaknya telah jalan jalan kepasar bahkan masuk kedalam bioskop.

Zaini  yang merasa bersalah , ketika di tanya sang ayah, hanya mengiyakan saja, Abdul Ghani yang dikenal disiplin itu , akhirnya menyiapkan hukuman buat anak nya, ia lalu mengambil seutas tali, dan mengikat zaini muda disebuah tiang ditengah rumah,

Tidak cukup dengan itu , Abdul Ghani mengambil tempat pendupaan (parapen: bahasa banjarnya ) yang sudah dinyalakan. pendupaan yang tengah panas panasnya itu di dekatkan kemuka zaini muda, akibat panas itu mengucurlah keringat begitu banyak,

Sementara itu diluar rumah saat pendupaan itu didekatkan ke muka zaini, seketika itu terjadilah angin ribut yang begitu dasyatnya,sampai terasa menggoyangkan rumah.

Nenek Syalbiah yang tidak tega melihat cucunya tersiksa seperti itu, langsung meminta Abdul ghani untuk menghentikan penghukuman itu, saat hukuman itu di hentikan, bersamaan itu angin ribut yang terjadi di luar tanah pun  mendadak berhenti dan suasana di luar pun menjadi tenang kembali.


Bioskop Yang Listriknya Padam Dan Besoknya Runtuh


Suatu sore zaini muda duduk sendirian, tiba tiba datang temannya yang masih kerabatnya itu. temannya itu mengajak untuk jalan jalan ke pasar, Zaini muda tidak keberatan,asal tidak terlalu lama.

Akhirnya mereka berdua berangkat dan berjalan menyusuri sepanjang pasar. dan tanpa sadar mereka sudah berada didepan bioskop. temannya itu mencoba mengajak zaini untuk masuk kedalam bioskop. dengan berbagai alasan, zaini muda menolak halus ajakan itu.

Namun sang teman tetap memaksa masuk sambil menarik tangan zaini. dengan berat hati zaini muda menuruti keinginan temannya itu. akhirnya, apa yang terjadi ..? tanpa diduga sebelumnya, seketika itu seluruh aliran listrik dibioskop itu mati total, dan pemutaran flim pun berhenti. 

Bukan sekedar itu, keesokan harinya terbetik sebuah kabar bahwa bioskop itu runtuh, sebuah tempat yang dimasuki oleh kekasih Allah, akan berubah menjadi baik dan hilang kebatilan tempat itu.


Jumat, 04 Maret 2016

Tertelan Jarum Pentol DAn Keluar Sendiri Dari Dalam Perut


Seorang pelajar putri madrasah tsanawiyah di wilayah rantau kabupaten tapin, pagi itu sedang merias diri di depan cermin. ia rupanya tengah membetulkan letak jilbabnya, jarum tusuk jilbabnya dia letakkan disela sela bibirnya. tak di sangka tanpa sadar, jarum itu meluncur turun ke mulut dan tertelan kedalam perut. seketika gegerlah seisi rumah,kerana bagaimanapun jika terlambat mengantipasi hal itu akan berakibat fatal.

Santriwati itu akhirnya dibawa ke rumah sakit, untuk bisa ditangani lebih lanjut. dan setelah dilakukan pemeriksaan rongsen, dokter menyatakan bahwa jarum tusuk jilbab atau jarum pentol itu sudah ada di wilayah usus. dokter menyatakan solusi satu satunya agar jarum itu keluar adalah melakukan operasi.

Seluruh keluarga merasa cukup sedih melihat kondisi ini, disamping tentu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk operasi.

Tuan Guru H. Muhammad Ideram yang masih kerabat dekat keluarga yang kena musibah tersebut, menyarankan agar sebelum melakukan operasi, supaya melakukan ikhtiar batiniyah, dengan meminta doa kepada Abah Guru Sekumpul.

Hari itu juga Tuan Guru Muhammad Ideram menuju Martapura bertemu Abah Guru Sekumpul disekumpul. Dan beruntung saat itu Abah Guru Sekumpul bisa menerima tamu, dan mendoakan lewat air tawar.

Selesai itu Tuan GUru Muhammad pun segara menuju rumah sakit, dan meminumkan air tawar tesebut kepada anak santri tersebut. Semua berdoa kepada Allah kiranya memberikan kemudahan berkat Abah Guru Sekumpul. dan karomah itupun dinampak Allah SWT dihadapan semua keluarga pasien saat itu,

Setelah meminum air tawar yang diberikan Abah Guru Sekumpul perut anak tadi langsung terasa sakit dan mual,lalu muntah. Subhanallah tidak disangka jarum itu keluar bersamaan dengan muntah.semua keluarga merasa gembira dan bersyukur operasipun tidak jadi di laksanakan.

Arsip Blog