Jumat, 27 Juli 2018

Kalam Nasehat Prof. DR. Al Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih



"Landasan yang paling ampuh dan sangat kuat adalah rasa iman kepada Allah dan Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wa 'Alaa Alihi Wa Sallam."

"Yang disebut Wali adalah seseorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sebenar-benarnya."

"Jadilah orang yang shaleh, karena orang-orang yang shaleh akan bahagia di dunia dan di akherat. Dan jadilah orang yang benar, jangan menjadi orang yang pintar, karena orang yang pintar belum tentu benar, tetapi orang yang benar sudah pasti pintar."

"Ilmu itu membutuhkan amal, sedangkan amal membutuhkan keikhlasan dan keikhlasan tersebut membutuhkan cahaya."

"Bukan di namakan hidup bagi seseorang yang tidak mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul Nya, serta tidak pula mengenal ajarannya."

"Ilmu tidak akan berguna bagi murid pembohong." Maksudnya gemar membohongi Allah SWT, RasulNya SAW, gurunya dan dirinya sendiri.

"Bukanlah di namakan hidup bagi seseorang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan."

"Sebarkanlah ajaran Agama Islam di manapun engkau berada dengan membawa bekal ilmu."

"Yang di perlukan manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia adalah ketenangan batin."

"Bagaimana sebagian kalian telah mencaci maki para sahabat Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wa 'Alaa Alihi Wa Sallam sedangkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah rela dan ridlo kepada mereka."



"Diantara ciri — ciri seseorang yang hatinya bersih adalah apabila ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka ia menangis."

"Islam merupakan agama yang sangat rasional dan sebagai agama perjuangan."

"Muslim sejati apabila di timpa sesuatu apapun maka ia tetap tenang dan ikhlas dan rela menerima segala keputusanNya."

"Cobaan dan ujian apabila di terima dengan ikhlas dan husnudzon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka akan mendekatkan seseorang tersebut kepada derajat kewalian."

"Bukan di katakan berilmu apabila tidak di sertai ketaqwaan dan bukanlah di namakan berakal apabila tidak di hiasi adab serta budi pekerti."

"Seseorang yang menaruh rasa cinta kepada Baginda Muhammad Shallahu 'Alaihi Wa 'Alaa Alihi Wa Sallam tidak akan pernah merugi di dunia dan akhirat."

Jumlah Sunnah Shalat



Habib Salim Asy Syatiri berkata:

Sunah-sunah shalat itu sangat banyak. Sebagian dilakukan sebelum shalat, sebagian dilakukan di dalam shalat dan sebagian lagi dilakukan setelah shalat.

Jumlah sunah-sunah itu mencapai seribu sunah.

Al Habib Abdullah bin Umar bin Yahya bercerita,
“Suatu hari, ada jamaah mengundang kami ke Tarim dari Masileh al Syaikh. Kami dan sejumlah orang datang dengan berjalan kaki. Kami berkata kepada jamaah, “Kita aka sibukkan perjalanan ini dengan menyebutkan sunah-sunah shalat. Mereka menyebutkan dari Masileh ke Pemakaman Tarim 800 sunah, kemudian setelah selesai ziarah mereka menyebutkan dari pemakaman ke salah satu rumah Sadah (keturunan Rasulullah SAW) di Tarim 200 sunah. Jadi jumlahnya 1000 sunah.”

Ketika Al Habib Abdurahman bin Musthofa al Aidrus datang ke Mesir, Syaikh Jamik al Azhar berkata kepada Jamaah di sana, “Tidak boleh ada yang menjadi Imam kita di dalam Shalat Ashar kecuali orang yang mampu menyebutkan 400 sunah dalam Shalat Sunah Qabla Shubuh.” Maka para ulama dan syaikh saling berlomba menyebutkannya, ada yang menyebutkan seratus sunah, ada yang menyebutkan dua ratus dan ada pula yang menyebutkan 300 sunah. Kemudian al Habib Abdurahman bin Musthofa al Aidrus maju dengan penampilan bagaikan Darwis (pengembara), beliau menyebutkan lebih dari 400 sunah. Maka mereka pun menjadikan beliau menjadi Imam. Inilah sebab terkenalnya beliau di mesir Sampai kini makamnya pun terkenal.

Jiwa Yang Mengikuti Ruh



Siang itu beberapa orang sedang mengikuti Alhabib Umar bin Hafidz yang tengah berjalan kaki menuju maqam Sunan Ampel Surabaya.alfaqir yang sudah agak jauh cuma bisa mengikutinya dari belakang,YaAllah hamba baru tahu begitu cepat jalan beliau hingga banyak sandal mereka yang ikut dibelakangnya copot pula.. BAGAIMANA PARA WALI DAPAT BERJALAN CEPAT?? ( Dikisahkan oleh Al Habib Ali Habsyi /Shohibul Maulid Simtuddhuror ). Ahmad bin Thaha bertanya, "Bagaimana para wali dapat berjalan cepat, apakah itu bumi yang dilipat bagi mereka, atau
bagaimana?

Al Habib Ali Habsyi berkata, "Tidak, itu adalah jasad yang mengikuti ruh. Alam jasmani itu terikat oleh sebab-sebab. Jika kau ingin ke Mekah, kau harus menyiapkan kendaraan, bekal, atau perahu dan lain-lain. Kau tidak akan bisa sampai kesana kecuali dengan susah payah. Namun bila jasmani ringan (dari dosa) maka ia akan mengikuti ruh.

Jika terlintas keinginan di hatimu untuk pergi ke Mekkah, maka, saat itu juga kau akan sampai ke Mekkah: kau akan bertawaf, berziarah ke Nabi Saw dan kembali saat itu juga sebagaimana yang terjadi pada Syeikh Abu Bakar As-Sakran bin Abdurrahman As-Saggaf.



Suatu hari teman-temannya mendengar suara-suara (aneh). Mereka bertanya: ”Apa itu?” Syekh Abu bakar berkata, “Shafra binti Khathlin datang dari India bersama 30 wali wanita ke kota ini.

Mereka hendak berziarah makam Nabi Hud As, Anaknya yang ditinggalkan di India menangis. Lalu ia menggoyangkan mainan anaknya yang gemerincing, untuk menenangkan anaknya”. Demikian pula yang terjadi dengan Sya’rani, ia berkata: “Datang kepadaku 7 orang dari India mereka berkata: “Kami berangkat semalam dari India. Kami umrah,menziarahi Nabi Saw
pergi ke Bait al-Maqdis dan pagi ini kami bersamamu”. 'Abdul Qadir bin Ahmad bin Thahir bercerita bahwa Habib
Abu Bakar berkata; ”Ketahuilah Nak. (dari Huraidhah) aku pergi ke Syibam ke tempat Habib Ahmad bin Umar bin Smith kemudian ke Masileh, ke rumah syeikh, lalu berziarah kepada Habib Thahir dan Habib Abdullah, kemudian aku kembali lagi ke Huraidhah.

Semua ini berlangsung selama bacaan Fatihah”., Subhanallah
Sholu Alan Nabi.....

Rabu, 25 Juli 2018

Jangan Terbujuk Dengan Godaan Dunia



Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad berkata:
“Sungguh mengherankan seseorang yang mencari kehidupan dunia padahal ia belum tentu memperolehnya. Bahkan, meski ia sudah meraihnya, belum tentu ia bisa memanfaatkannya. Yang pasti terjadi adalah, bahwa ia akan keluar meninggalkan dunia ini”.

Tidak ada fitnah yang paling membahayakan bagi umat Muhammad seperti halnya dunia, momok menakutkan yang mesti dipandang dan diposisikan dengan cerdas dan bijak.

Rasulullah bersabda : “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang kutakutkan atas diri kalian tapi ku takut dunia dibentangkan untuk kalian seperti kepada umat terdahulu. Sehingga, kalian berlomba-lomba dalam mengejar-ngejar dunia sebagaimana umat terdahulu melakukannya yang pada akhirnya mencelakakan kalian seperti mencelakan mereka dulunya.”

Kekhawatiran Rasul tidak berlebihan. Banyak di antara kita yang terbujuk oleh rayuan dunia hingga menghalalkan segala cara demi merengkuh kebahagiaan semu dan fana`.

Dalam sabda lainnya, Rasul berkata : “Setiap umat memiliki fitnah dan fitnah umatku adalah harta (dunia).”



Fitnah yang bisa berarti cobaan, aib, atau bujuk rayu inilah yang banyak memperdaya manusia sehingga tidak sedikit di antara mereka yang keluar dari agama disebabkan harta dunia. Bila umat Nabi Musa as. keluar dari agama tauhid karena menyembah patung anak sapi, maka umat Rasul SAW banyak yang menyimpang dari agama sebab silau akan gemerincing uang,kemilau harta, tahta dan kedudukan.

“Setiap umat memiliki “anak sapi”, dan “anak sapi” umatku adalah Dinar dan Dirham”. Hadits Nabi tersebut menganalogikan keadaan umat Musa dengan umat beliau SAW. Sebagaimana umat Musa tertipu oleh patung anak sapi, seperti itulah umat masa sekarang yang tenggelam dalam lautan dunia dengan segala gelombang yang menghanyutkan.

Semoga Allah selamatkan kita semua dari fitnah dunia & akhirat...

Janganlah Menyakiti Umat Rasulullah SAW



Suatu hari di masa muda imam Ibnu A’rabi
pernah memukul mulut seseorang yang
menghina gurunya.

Kemudian di malam harinya beliau bermimpi
bertemu Rasulullah SAW.
Rasul pun Bertanya, "engkau telah menyakiti seorang dari umatku."
Ia(ibnu 'Arabi)menjawab: "karena dia menghina guruku."

kemudian tanya Rasul : "mulia manakah gurumu
atau aku ?, mulut yang menghina gurumu itu
juga telah membaca shalawat untukku, tidak kah
engkau memaafkan dia ?"

Sejak saat itu imam Ibnu A’rabi berjanji untuk
tidak menyakiti siapapun dari umat Rasulullah SAW Jangan menyakiti orang lain terlebih dia masih sesama muslim /ummat nabi Muhammad ..

Janganlah Meninggalkan Majelis Ilmu



Nikmatilah kebodohanmu dan kesengsaraanmu, jika engkau melupakan gurumu

Jangan terpedaya oleh tempat tinggi yang bisa kau capai dengan mudah, jika jalan yang harus kau lalui saat turun berbahaya

Dengan kita hadir dimajelis ilmu, beruntunglah kita karena kebaikan tersebut telah ada di diri kita, pertahankan sampai wafat usia, karena kebaikan, kemanfaatan, keberuntungan seperti awan, selagi masih tampak bergegaslah ada ditempat tersebut, agar selamat dalam hidup

Robbi Fanfa'na Bibarkatim. Wahdinal Husna Bihurmatihin, Wa amitna Fi Thoriqotihim, Wa Mu'afatin Minal Fitani

Marilah kamu semua duduk di Majelis Ilmu, Agar tidak Tertipu dalam Dunia Semu, Selagi masih Banyak nya Waktu, Wajiblah kamu Menuntut Agama-Mu sampai habis waktu-Mu "


Janganlah Menentang Para Ulama Sufi



Al-Allamah al-Hafidz al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami رحمة الله تعالى berkata :
“ Berhati-hatilah kamu dari menentang para ulama sufi. Dan sebaiknya bagi manusia sebisa mungkin untuk tidak menentang para ulama sufi, semoga Allah memberi manfaat kepada kita dengan ma’rifat-ma’rifat mereka dan melimpahkan apa yang Allah limpahkan kepada orang-orang khususnya dengan perantara kecintaan kami pada mereka, menetapkan kita pada jalan pengikut mereka dan mencurahkan kita curahan-curahan ilmu ma’rifat mereka. Hendaknya manusia menyerahkan apa yang mereka lihat dari keadaan para ulama sufi dengan kemungkinan-kemungkinan baik yang dapat mengeluarkan mereka dari melakukan perbuatan haram.



Kami sungguh telah menyaksikan orang yang sangat menentang ulama sufi, mereka para penentang itu mendapatkan ujian dari Allah dengan pencabutan derajatnya, dan Allah menghilangkan curahan kelembutan-Nya dan rahasia-rahasia kehadiran-Nya. Kemudian Allah menimpakan para penentang itu dengan kehinaan dan kerendahan dan mengembalikan mereka pada derajat terendah. Allah telah menguji mereka dengan semua penyakit dan cobaan. Maka kami berlindung kepada-Mu ya Allah dari hantaman-hantaman yang kami tidak sanggup menahannya dan dari tuduhan-tuduhan yang membinasakan.

Dan kami memohon agar Engkau menetapi kami jalan mereka yang kuat, dan Engkau anugerahkan kami apa yang telah Engkau anugerahkan pada mereka sehingga kami menjadi orang yang mengenal Allah dan Imam yang mujtahid, sesungguhnya Engkau Maha Mampu atas segala sesuatu dan Maha Layak untuk mengabulkan permohonan"

[ Al-Fatawa Al-Haditsiyyah : 113, karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami رحمة الله تعالى ]

Jangan Khawatir Akan Perihal Rezeki



Sesungguhnya rezeki kita ini sudah diatur dan sudah ditentukan oleh Allah SWT. Maka janganlah khawatir akan perihal rezeki, walaupun begitu hendaknya tetap kita berikhtiar.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.
(HR. Muslim no. 2653, dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al (Ash

Dalam hadits lainnya disebutkan,
"Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah 'arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, "Tulislah". Pena berkata, "Apa yang harus aku tulis". Allah berfirman, "Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya."
(HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)



Ibnul Qayyim berkata, "Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah dengan hikmahNya berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti dengan rahmatNya membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.
Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat...

Mutiara dari kota Tarim Alhabib Alwi bin Syahab ulama kota Tarim



Mutiara dari kota Tarim Alhabib Alwi bin Syahab ulama kota Tarim berkata :

"Jangan ada di antara kalian ada yang tertipu dengan merasa sombong mengatakan aku ada di kota Tarim."

"Coba kalian lihat Nabi Adam dulu ada di Surga akan tetapi bermaksiat sehingga Allah turunkan ke bumi."



"Jangan kalian merasa sombong dengan ilmu Coba kalian lihat Bal'am bin Ba'uroh dahulu orang yang sangat alim akan tetapi tidak memberikan manfaat ilmunya."

"Jangan kalian merasa sombong dengan garis keturunan Coba kalian lihat putera Nabi Nuh celaka sedangkan ia adalah anak seorang Nabi."

"Jangan juga engkau sombong karena pernah melihat orang sholeh Karena Abu Jahal dan Abu Lahab mereka melihat Nabi ﷺ akan tetapi tidak memberikan manfaat bagi mereka."

"Jangan sekali-kali kalian tertipu dengan banyaknya ibadah Karena iblis tidak pernah melewatkan sejengkal dari bumi kecuali pernah ia gunakan untuk bersujud, akan tetapi tidak memberikan manfaat atasnya."

Mudah mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita di golongkan dengan orang-orang sholeh..

Janganlah Berwatak Keras Dan Memperpanjang Urusan



Kita adalah orang-orang berwatak keras. Kita melakukan balas dendam hanya untuk masalah-masalah kecil.

Pergilah keluar dan jika kalian tidak menemukan sepatu kalian di tempatnya, kalian akan marah.
Mengapa harus marah? Ambil sepasang sepatu yang lain dan pergilah. Pecahkan masalah tanpa bertengkar. Mereka melakukan itu.

Mereka tidak mengatakan, “Ini pencurian, Saya tak mau melakukannya. Saya akan pulang dengan telanjang kaki.” Mereka tidak berpikir, “Jika orang itu tidak membutuhkan sepatu saya, Allah SWT tak akan mengirim dia untuk mengambilnya sebagai sedekah dari saya.” Dan semua orang akan tenang.



Ada kisah seorang murid mempunyai seorang guru dan mempunyai sebuah mesjid besar di London, di mana mereka mempunyai sebuah kotak amal. Letaknya di dinding, dan mereka tidak mengumpulkan sumbangan dengan berkeliling. Masjidnya besar dan mungkin ada 30-40 kotak amal di seluruh bagian masjid.

Suatu hari mereka datang dan melapor pada Syekh, ”Satu kotak amal rusak dan uangnya telah diambil.” Mereka marah. Beliau pun berkata, “Mengapa? Jika pencuri itu tidak membutuhkan uang itu, dia pun tidak akan datang dan mengambil uangnya, maka biarkan semua kotak amal terus terbuka dan siapa pun yang ingin mengambil bisa datang dan segera pergi.” Mulai saat itu, kotak-kotak itu dibiarkan terbuka. Mereka tertutup namun tidak terkunci. Sangat memungkinkan untuk mengambil semua uang di dalamnya dan lalu pergi. Inilah etika yang islami – agar bisa membuat pencuri merasa malu terhadap dirinya sendiri. Saya tahu kalian di sana, ambillah.

Janganlah Bersandar Pada Kehormatan



Suatu malam, Syaikh Jalaluddin Rumi mengundang Syaikh Syamsudin at-Tabrizi ke rumahnya.

Sang Mursyid Syaikh Syamsuddin pun menerima undangan itu dan datang ke kediaman Rumi:
Setelah semua hidangan makan malam siap, Syaikh Syamsudin berkata pada Rumi: “Apakah kau bisa menyediakan minuman untukku?” (yang dimaksud: arak/khamr).

Rumi kaget mendengarnya, “memangnya anda juga minum?’

“Iya”, jawab Syams.

Rumi masih terkejut, ”maaf, saya tidak mengetahui hal ini.”

“Sekarang kau sudah tahu. Maka sediakanlah.”

“Di waktu malam seperti ini, dari mana aku bisa mendapatkan arak?”

“Perintahkan salah satu pembantumu untuk membelinya.”

“Kehormatanku di hadapan para pembantuku akan hilang.”

“Kalau begitu, kau sendiri pergilah keluar untuk membeli minuman.”

“Seluruh kota mengenalku. Bagaimana bisa aku keluar membeli minuman?”

“Kalau kau memang muridku, kau harus menyediakan apa yang aku inginkan. Tanpa minum, malam ini aku tidak akan makan, tidak akan berbincang, dan tidak bisa tidur.”

Karena kecintaan pada Syams, akhirnya Rumi memakai jubahnya, menyembunyikan botol di balik jubah itu dan berjalan ke arah pemukiman kaum Nasrani.
Sampai sebelum ia masuk ke pemukiman tersebut, tidak ada yang berpikir macam-macam terhadapnya, namun begitu ia masuk ke pemukiman kaum Nasrani, beberapa orang terkejut dan akhirnya menguntitnya dari belakang.

Mereka melihat Rumi masuk ke sebuah kedai arak. Ia terlihat mengisikan botol minuman kemudian ia sembunyikan lagi di balik jubah lalu keluar.

Setelah itu ia diikuti terus oleh orang-orang yang jumlahnya bertambah banyak.
Hingga sampailah Rumi di depan masjid tempat ia menjadi imam bagi masyarakat kota.
Tiba-tiba salah seorang yang mengikutinya tadi berteriak; “Ya ayyuhan naas, Syeikh Jalaluddin yang setiap hari jadi imam shalat kalian baru saja pergi ke perkampungan Nasrani dan membeli minuman !!!”

Orang itu berkata begitu sambil menyingkap jubah Rumi.
Khalayak melihat botol yang dipegang Rumi.
“Orang yang mengaku ahli zuhud dan kalian menjadi pengikutnya ini membeli arak dan akan dibawa pulang !!!” orang itu menambahi siarannya.
Orang-orang bergantian meludahi muka Rumi dan memukulinya hingga serban yang ada di kepalanya lengser ke leher.



Melihat Rumi yang hanya diam saja tanpa melakukan pembelaan, orang-orang semakin yakin bahwa selama ini mereka ditipu oleh kebohongan Rumi tentang zuhud dan takwa yang diajarkannya.

Mereka tidak kasihan lagi untuk terus menghajar Rumi hingga ada juga yang berniat membunuhnya.
Tiba-tiba terdengarlah suara Syaikh Syamsudin at-Tabrizi: “Wahai orang-orang tak tahu malu. Kalian telah menuduh seorang alim dan faqih dengan tuduhan minum khamr, ketahuilah bahwa yang ada di botol itu adalah cuka untuk bahan masakan."

Seseorang dari mereka masih mengelak. “Ini bukan cuka, ini arak.”

Syams mengambil botol dan membuka tutupnya.

Dia meneteskan isi botol di tangan orang-orang agar menciumnya. Mereka terkejut karena yang ada di botol itu memang cuka.

Tidak lama kemudian mereka memukuli kepala mereka sendiri dan bersimpuh di kaki Rumi.

Mereka berdesakan untuk meminta maaf dan menciumi tangan Rumi hingga pelan-pelan mereka pergi satu demi satu.

Rumi berkata pada Syamsudin, “Malam ini kau membuatku terjerumus dalam masalah besar sampai aku harus menodai kehormatan dan nama baikku sendiri. Apa maksud semua ini syekh ?”

“Agar kau mengerti bahwa wibawa yang kau banggakan ini hanya khayalan semata. Kau pikir penghormatan orang-orang awam seperti mereka ini sesuatu yang abadi?.

Padahal kau lihat sendiri, hanya karena dugaan satu botol minuman saja semua penghormatan itu sirna dan mereka jadi meludahimu, memukuli kepalamu, dan hampir saja membunuhmu. Inilah kebanggaan yang selama ini kau perjuangkan dan akhirnya lenyap dalam sesaat ???"
"Maka bersandarlah pada yang tidak tergoyahkan oleh waktu dan tidak terpatahkan oleh perubahan zaman. Bersandarlah hanya kepada ALLAH SWT."

Minggu, 22 Juli 2018

Jangan Biarkan Waktu Berlalu Tanpa Ilmu



Imam Abdullah bin Husein bin Thohir Ba'alawi pengarang kitab Sullamut Taufiq yang merupakan pemuka Bani Alawi di masanya, adalah orang yang tidak pernah membiarkan waktunya berlalu sedikitpun tanpa ilmu. Beliau bersama kakaknya, Imam Thohir bin Husein bin Thohir Ba'alawi sama-sama cinta dan selalu haus akan ilmu.

Diantara kebiasaan yang menakjubkan dari keduanya, jika Imam Abdullah sedang makan, maka kakaknya akan membacakan kitab hingga adiknya selesai makan, begitu juga sebaliknya. Demikian jika Imam Thohir sedang mandi, maka adiknya akan membacakan kitab di luar sehingga kakaknya bisa mendengar. Begitulah keadaan mereka sehari-harinya hingga keduanya menjadi ulama yang masyhur

Foto : (dari kiri) Galbu Tarim Habib Hasan bin Abdullah Asy-Syathiri, Sayyid Yusuf Hasyim Ar-Rifai dari Kuwait, Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri dan Habib Umar bin Hafidz

Hubungan Sujud Dengan Otak Manusia



Hubungan Sholat dan Sujud Dengan Otak Manusia.

Dr Fidelma, seorang Dokter Neurologi di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat, telah terpukau ketika melakukan kajian terhadap syaraf-syaraf di otak manusia.

Yang membuat dia terpukau adalah terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal.

Setelah mengadakan penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama,  Dr Fidelma akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika posisi sujud. !



Dalam susunan otak manusia terdapat Prefrontal Cortex yang bertugas untuk merencanakan, mengorganisasi dan belajar dari kesalahan. Saat Manusia bersujud, maka aliran darah dari jantung akan masuk ke bagian ini karena letaknya yang lebih rendah dari jantung. .
.
Dari keterangan Dr Fidelma O’Leary yang merupakan seorang doktor di Amerika diketahui bahwa saat dalam kondisi normal, darah dari jantung tidak mampu masuk dalam urat syaraf di otak dan hanya bisa masuk ketika seseorang bersujud.

Dengan kata lain, semakin banyak darah yang masuk dalam otak, maka Prefrontal Cortex akan lebih optimal terkait pengambilan keputusan.
,
,
,  seperti Firman Allah swt..
.
.Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut ayat 45

sumber : http://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2017/09/hubungan-sujud-dengan-otak-manusia.html

Jumat, 06 Juli 2018

Siksa Kubur Jadi Hilang Hikmat Dari Dibacakannya Maulid Nabi



Kejadian ini di zaman Al Alim Al Allamah Al Habib Abu Bakar Attas Al Habsyi beliau punya murid yang sudah meninggal, murid itu punya anak yang nakal, setiap minggu anak itu mengajak teman-temannya melihat film porno dirumah peninggalan ayahnya.

Suatu malam anak itu bermimpikan hendak ziarah ke makam ayahnya, sebelum ia sampai di makam ayahnya ia mencium bau busuk lagi menyakitkan, dan anak itu melihat bentuk ayahnya sangat mengerikan. "Sungguh anak durhaka, aku ditidurkan dalam keadaan tenang tapi setiap hari minggu kau berkumpul menonton film porno, datang dua malaikat menumpahkan api dan air berbau busuk pada tubuhku, aku dibangunkan untuk itu sampai kau selesai berbuat itu"

Maka ia bangun dari tidurnya dan langsung menemui guru ayahnya ( Habib Abu Bakar Attas Al-Habsyi) dengan menangis seraya berkata "bagaimana aku menyelamatkan ayahku? Ayahku dalam siksa kubur"

Jawab Habib Attas Al Habsyi
"Dikamar biasa kau menonton film porno dan segala kehinaan itu, dikamar itu bacalah
maulid Shallallahu alaihi wa sallam, ajak teman-temanmu baca maulid ditempat itu"



Setelah baca maulid, anak itu bermimpikan hendak ziarah makam ayahnya, namun belum sampai dimakam ayahnya ia sudah mencium bau yang sangat harum dan ia berjumpa dengan ayahnya

Ayahnya berkata;
"Allah melimpahkan berkah padamu wahai anakku"

Ayahnya memakai jubah dari emas dan perak, dilehernya (kerah baju) bertuliskan
"MUHAMMAD RASULULLAH" "Ayah apa yang terjadi?" tanya anak itu "Saat kau baca maulid, aku dibangunkan, aku mengira aku akan disiksa lagi, namun kulihat kuburku meluas, kulihat iringan ribuan malaikat dengan membawa kereta kencana bertuliskan "MUHAMMAD RASULULLAH", dan keluarlah Rasulullah dari kereta itu dengan wajah yang terang benderang, maka ia memelukku dan memberikan jubahnya padaku"

Ayah tadi bertanya "Ya rasul kenapa ini?" Rasulullah menjawab "TIAP KALI RUMAHMU DIBACAKAN MAULID AKU AKAN DATANG MENEMANIMU"

Selasa, 03 Juli 2018

Hanya Mengharap Ridho Allah SWT



Abul Qasim Junaid bin Muhammad, seorang ulama sufi yang tinggal di Baghdad, karena itu lebih dikenal dengan nama Imam Junaid al Baghdadi, suatu ketika mengalami sakit mata yang cukup parah.

Suatu malam seorang dokter mata dipanggil & setelah melakukan pemeriksaan & pengobatan, sang dokter berkata, “Jika engkau ingin matamu selamat, jangan sampai kena air!!” Salah satu amalan istiqomah yang tidak pernah ditinggalkan Imam Junaid adalah shalat 2 rakaat sebelum tidur.

Baginya, ancaman kerusakan mata bila terkena air, tidaklah seberapa beratnya jika dibandingkan kehilangan 2 rakaatnya tersebut. Begitu dokter itu pergi, ia segera mengambil air untuk berwudhu & shalat 2 rakaat. Imam Junaid tidak memperdulikan lagi rasa sakit & resiko yang terjadi dengan matanya, yang terpenting ia tidak meninggalkan amalan istiqomahnya demi untuk memperoleh keridhoan Allah.

Setelah itu ia tidur, Menjelang waktu subuh, Imam Junaid bangun dari tidurnya, & ia keheranan karena rasa sakit di matanya telah hilang. Bahkan penglihatannya jauh lebih baik dibandingkan sebelum sakit. Dalam keheranannya itu, tiba-tiba ia mendengar suara tanpa wujud (hatif), “Junaid telah berani mengorbankan matanya untuk ridho-Ku. Seandainya para ahli neraka jahanam (yakni orang-orang yang suka bermaksiat kepada Allah) meminta (ampunan) kepada-Ku dengan semangat yang dimiliki Junaid, pastilah Aku akan memenuhi permintaan mereka!!” Keesokan harinya, dokter mata itu datang lagi untuk memeriksa keadaan Imam Junaid & ia ter-heran-heran karena matanya telah sembuh total. Sang dokter berkata, “Apa yang telah engkau lakukan dengan matamu itu?” Aku berwudhu & shalat 2 rakaat!!” Kata Junaid. Dokter itu terkesima dengan jawaban Imam Junaid, berwudhu berarti terkena air, tetapi ternyata matanya malah sembuh.

Segera saja ia berkata, “Itu adalah obat dari Tuhan Yang Maha Pencipta, bukan obat dari mahluk. Sesungguhnya akulah yang selama ini sakit mata (hati) & engkau, wahai Junaid sebagai dokter Kemudian dokter mata yang beragama Nashrani itu mengucap syahadat, menyatan masuk Islam dihadapan Junaid.

Mabuk Cinta Kepada Allah SWT



Nabi Isa Ruhullah 'Alaihissalam pernah berjumpa dengan seorang pemuda yang meminta doa kepada beliau agar di hatinya tertanam cinta kepada Allah meski seberat biji zarrah. Nabi Isa berkata; Engkau tidak akan kuat. Pemuda itu memohon lagi; Doakanlah separuh biji zarrah. Maka Nabi Isa mendoakannya.

Setelah lama berlalu, Nabi Isa bermaksud menemui pemuda tadi. Namun orang-orang berkata bahwa ia telah gila dan tinggal di puncak gunung. Ketika Nabi Isa menemuinya, Nabi Isa berkata; Aku adalah Isa. Namun pemuda tersebut tidak mengenal Nabi Isa bahkan tidak menjawab salamnya.

Allah kemudian berfirman; Wahai Isa, seseorang yang di dalam hatinya telah tertanam cinta kepada-Ku meski seberat separuh biji zarrah, takkan mungkin mendengar lagi manusia. Demi Keagungan dan Kebesaran-Ku, seandainya engkau potong tubuhnya dengan gergaji, maka ia takkan merasakannya saking nikmatnya merasan cinta kepada-Ku.

Kitab Mukasyafatul Qulub bab X hal. 81
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali



Foto : Habib Syeikhon bin Mustafa Al-Bahar (depan) dan Habib Abu Bakar bin Seggaf Assegaf. Keduanya termasuk Wali Jadzab yang sepanjang waktu dimabuk cinta kepada Allah, sehingga tak ada lagi tempat untuk manusia dan dunia di hatinya. Sedikit uraiain Habib Abu Bakar, beliau adalah putra Habib Seggaf yang juga seorang Jadzab dan senang bermain gambus, bahkan gitar gambus beliau sering memetikan senarnya sendiri. Habib Seggaf ini putra dari Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, Quthub Akbar di wilayah timur pada masanya.

Bagi yang tidak memiliki wawasan tentang Kewalian, jangan sekali-kali mencibir keadaan mereka, karena hakikat para Wali Jadzab serendah-rendahnya hanya bisa ditakar dengan prasangka baik.

Arsip Blog