Jumat, 08 Juli 2016

Maksud Perkataan Syekh Muhammad Arsyad Albanjari Tentang Tidak Bolehnya Keluarga Mayyit Menyediakan Makanan


karena hari ini haulan datuk kita kalampayan,dan ada sebagian wahabers yg mengatakan bhw datu kalampayan sebenarnya melarang tahlilan haulan berdalil apa yg tertulis di kitab beliau Kitab Kuning Sabilal Muhtadin ditulis oleh Syaikh Muhammad Arsyad AlBanjari,Pada halaman 87 juz 2,
beliau mengatakan :
Makruh lagi bid'ah bagi yang kematian memperbuat makanan yang diserukannya sekalian manusia atas memakannya,sebelum dan sesudah kematian seperti yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat,
.
.
supaya jangan salah faham dgn ibaroh milik datuk kita yg agung ini,mari kita kaji dl,
.
.
jd di sini deskripsi masalahnya adalah:
bagi yang kematian memperbuat makanan yang diserukannya sekalian manusia atas memakannya
.
.
waktunya:
sebelum dan sesudah kematian
.
.
gambarannya:
seperti yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat
.
.
hukumnya:
makruh lagi bid'ah
.
.
guruku di ma'had 'aly (kh.hatim salman lc) dahulu di haulan kalampayan 3thn yg lalu didalam pagar beliau merincikan daftar pustaka kitab2 maraji' (pengambilan2) sabilal muhtadin ini,kebanyakannya diambil dr syarah dan hasyiah minhaj (mugni,tuhfah dan nihayah),
mari kt kembali ke permasalahan diatas,
jd masalah diatas ini datuk kt kalampayan sangat singkat saja beliau tls redaksinya,tp kalau kt kembali merujuk ke kitab tuhfahnya,maka akan kita temukan pembahasan panjang tentang masalah ini,beserta perincian khilafiahnya dan jg illat hukum nya,
aku sangat yakin permasalahan diatas ini beliau ambil dari kitab tuhfatul muhtaj,
begini ibaroh dalam ktb tuhfah:
.
.
(ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺗﻬﻴﺌﺘﻪ ﻟﻠﻨﺎﺋﺤﺎﺕ) ﺃﻭ ﻟﻨﺎﺋﺤﺔ ﻭاﺣﺪﺓ ﻭﺃﺭﻳﺪ ﺑﻬﺎ ﻫﻨﺎ ﻣﺎ ﻳﺸﻤﻞ اﻟﻨﺎﺩﺑﺔ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ (ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ) ﻷﻧﻪ ﺇﻋﺎﻧﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻭﻣﺎ اﻋﺘﻴﺪ ﻣﻦ ﺟﻌﻞ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﻴﺖ ﻃﻌﺎﻣﺎ ﻟﻴﺪﻋﻮا اﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺪﻋﺔ ﻣﻜﺮﻭﻫﺔ ﻛﺈﺟﺎﺑﺘﻬﻢ ﻟﺬﻟﻚ ﻟﻤﺎ ﺻﺢ ﻋﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﻛﻨﺎ ﻧﻌﺪ اﻻﺟﺘﻤﺎﻉ ﺇﻟﻰ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﻴﺖ ﻭﺻﻨﻌﻬﻢ اﻟﻄﻌﺎﻡ ﺑﻌﺪ ﺩﻓﻨﻪ ﻣﻦ اﻟﻨﻴﺎﺣﺔ ﻭﻭﺟﻪ ﻋﺪﻩ ﻣﻦ اﻟﻨﻴﺎﺣﺔ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺷﺪﺓ اﻻﻫﺘﻤﺎﻡ ﺑﺄﻣﺮ اﻟﺤﺰﻥ ﻭﻣﻦ ﺛﻢ ﻛﺮﻩ ﻻﺟﺘﻤﺎﻉ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﻴﺖ ﻟﻴﻘﺼﺪﻭا ﺑﺎﻟﻌﺰاء ﻗﺎﻝ اﻷﺋﻤﺔ ﺑﻞ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻨﺼﺮﻓﻮا ﻓﻲ ﺣﻮاﺋﺠﻬﻢ ﻓﻤﻦ ﺻﺎﺩﻓﻬﻢ ﻋﺰاﻫﻢ ﻭﺃﺧﺬ ﺟﻤﻊ ﻣﻦ ﻫﺬا ﻭﻣﻦ ﺑﻄﻼﻥ اﻟﻮﺻﻴﺔ ﺑﺎﻟﻤﻜﺮﻭﻩ ﻭﺑﻄﻼﻧﻬﺎ ﺑﺈﻃﻌﺎﻡ اﻟﻤﻌﺰﻳﻦ ﻟﻜﺮاﻫﺘﻪ ﻷﻧﻪ ﻣﺘﻀﻤﻦ ﻟﻠﺠﻠﻮﺱ ﻟﻠﺘﻌﺰﻳﺔ ﻭﺯﻳﺎﺩﺓ ﻭﺑﻪ ﺻﺮﺡ ﻓﻲ اﻷﻧﻮاﺭ ﻧﻌﻢ ﺇﻥ ﻓﻌﻞ ﻟﺃﻫﻞ اﻟﻤﻴﺖ ﻣﻊ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﺄﻧﻬﻢ ﻳﻄﻌﻤﻮﻥ ﻣﻦ ﺣﻀﺮﻫﻢ ﻟﻢ ﻳﻜﺮﻩ
ﻭﻓﻴﻪ ﻧﻈﺮ ﻭﺩﻋﻮﻯ ﺫﻟﻚ اﻟﺘﻀﻤﻦ ﻣﻤﻨﻮﻋﺔ ﻭﻣﻦ ﺛﻢ ﺧﺎﻟﻒ ﺫﻟﻚ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻓﺄﻓﺘﻰ ﺑﺼﺤﺔ اﻟﻮﺻﻴﺔ ﺑﺈﻃﻌﺎﻡ اﻟﻤﻌﺰﻳﻦ ﻭﺃﻧﻪ ﻳﻨﻔﺬ ﻣﻦ اﻟﺜﻠﺚ ﻭﺑﺎﻟﻎ ﻓﻨﻘﻠﻪ ﻋﻦ اﻷﺋﻤﺔ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻓﺎﻟﺘﻘﻴﻴﺪ ﺑﺎﻟﻴﻮﻡ ﻭاﻟﻠﻴﻠﺔ ﻓﻲ ﻛﻼﻣﻬﻢ ﻟﻌﻠﻪ ﻟﻷﻓﻀﻞ ﻓﻴﺴﻦ ﻓﻌﻠﻪ ﻟﻬﻢ ﺃﻃﻌﻤﻮا ﻣﻦ ﺣﻀﺮﻫﻢ ﻣﻦ اﻟﻤﻌﺰﻳﻦ ﺃﻡ ﻻ ﺃﻣﺮ ﻣﺎ ﺩاﻣﻮا ﻣﺠﺘﻤﻌﻴﻦ ﻭﻣﺸﻐﻮﻟﻴﻦ ﻻ ﻟﺸﺪﺓ اﻻﻫﺘﻤﺎﻡ ﺑﺄﻣﺮ اﻟﺤﺰﻥ ﺛﻢ ﻣﺤﻞ اﻟﺨﻼﻑ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﻭاﺿﺢ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﺎ اﻋﺘﻴﺪ اﻵﻥ ﺃﻥ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﻴﺖ ﻳﻌﻤﻞ ﻟﻬﻢ ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﻋﻤﻠﻮﻩ ﻟﻐﻴﺮﻫﻢ ﻓﺈﻥ ﻫﺬا ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻳﺠﺮﻱ ﻓﻴﻪ اﻟﺨﻼﻑ اﻵﺗﻲ ﻓﻲ اﻟﻨﻘﻮﻁ ﻓﻤﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﺷﻲء ﻟﻬﻢ ﻳﻔﻌﻠﻪ ﻭﺟﻮﺑﺎ ﺃﻭ ﻧﺪﺑﺎ ﻭﺣﻴﻨﺌﺬ ﻻ ﺗﺘﺄﺗﻰ ﻫﻨﺎ ﻛﺮاﻫﺘﻪ ﻭﻻ ﻳﺤﻞ ﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﻟﻠﻨﺎﺋﺤﺎﺕ ﺃﻭ اﻟﻤﻌﺰﻳﻦ ﻋﻠﻰ اﻷﻭﻝ ﻣﻦ اﻟﺘﺮﻛﺔ ﺇﻻ ﺇﺫا ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﺩﻳﻦ ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻲ اﻟﻮﺭﺛﺔ ﻣﺤﺠﻮﺭ ﻭﻻ ﻏﺎﺋﺐ ﻭﺇﻻ ﺃﺛﻤﻮا ﻭﺿﻤﻨﻮا ﻭاﻟﺬﺑﺢ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺒﺮ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻣﻦ ﺻﻨﻴﻊ اﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ اﻩـ ﻭاﻟﻈﺎﻫﺮ ﻛﺮاﻫﺘﻪ ﻷﻧﻪ ﺑﺪﻋﺔ ﻓﻼ ﺗﺼﺢ اﻟﻮﺻﻴﺔ ﺑﻪ ﺃﻳﻀﺎ
.
.
untuk maknanya harap maknai sendiri ja lah,haha..karena kalau menterjemahkan tuhfah ini mudah aja,tp menerangkan fahamanx itu nah nang liwar ngalihnya,mun sekelas aku ni kdkw lgsg situ saini menerangkanx,harus dimuta'alahi bjr2 dl,lain mun sekelas alm abah guru sekumpul,alm ayah kh.abd syukur atau alm kh.ruyani (guru yani) atau guru asikin sei lulut,guru rifani kampg melayu,itu sdn biar kd bmuta'alahan gen lgsg kw nerangkan fahaman tuhfah ni,mun aku jujur ja kd sanggup menerangkan kecuali mutala'ah dl smpy 4 5x,,sdangkan pagi ini aku hndk tulak jw ke dalam pagar nah,jd kt menerangkan yg penting2 ja,,
.
.
jd ibarat yg ada di sabilal begini kan:
Makruh lagi bid'ah bagi yang kematian memperbuat makanan yang diserukannya sekalian manusia atas memakannya,sebelum dan sesudah kematian seperti yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat
.
ibarat yg ada di tuhfahnya begini:
ﻭﻣﺎ اﻋﺘﻴﺪ ﻣﻦ ﺟﻌﻞ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﻴﺖ ﻃﻌﺎﻣﺎ ﻟﻴﺪﻋﻮا اﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺪﻋﺔ ﻣﻜﺮﻭﻫﺔ.
dan yg sdh menjadi kebiasa'an dari mengolahnya si ahli mayit akan makanan untuk menyarukan orang2 atas memakannya itu adalah bid'ah yg makruh
.
naah dari penyatuan 2 ibarat ini bisa kita fahami bhw ibarat yg ada di sabilal di kalimat " seperti yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat" ini bukanlah masyrakat banjar (zaman pengarang sabilal) tp masyrakat mesir atau mekah (zaman pengarang tuhfah)
.
lalu kenapa sampai ada timbul hukum kemakruhan dan kebid'ahan,ini yg di sabilal beliau tdk mengemukakan alasan atau illatnya,sehingga ini yg menjadi alasan wahabi melarang tahlilan dan haulan,dari fahaman mereka yg pendek itu,
pdhl datu kalampayan tdk ada sama skali menyinggung haulan maupun tahlilan dsini,kok bisa bisanya mereka para wahabi memberi kesimpulan spt itu,pantas lah mereka dberi predikat kaum pendek akal,hehe..
.
setelah kt merujuk ke dalam tuhfahnya ternyata kt dapati alasannya bkn melarang tahlilan dan haulan,tp yg dilarang itu niyahahnya (menggoret2,tdk ridho dgn kematian si mayit mengajak orang lain ikut bersedih lalu supaya marameakan dbuatkan makanan supaya orang bnyak datangan umpat menggoret2 jw lwn inya),
ini ibarat tuhfahnya (illatnya):
ﻟﻤﺎ ﺻﺢ ﻋﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﻛﻨﺎ ﻧﻌﺪ اﻻﺟﺘﻤﺎﻉ ﺇﻟﻰ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﻴﺖ ﻭﺻﻨﻌﻬﻢ اﻟﻄﻌﺎﻡ ﺑﻌﺪ ﺩﻓﻨﻪ ﻣﻦ اﻟﻨﻴﺎﺣﺔ
kata jarir: kami memasukkan dalam hukum niyahah (goret2) "berkumpulnya orang2 menuju ahli mayit dan membuatkan mereka makanan stlh dikubur"
ﻭﻭﺟﻪ ﻋﺪﻩ ﻣﻦ اﻟﻨﻴﺎﺣﺔ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺷﺪﺓ اﻻﻫﺘﻤﺎﻡ ﺑﺄﻣﺮ اﻟﺤﺰﻥ ﻭﻣﻦ ﺛﻢ ﻛﺮﻩ ﻻﺟﺘﻤﺎﻉ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﻴﺖ ﻟﻴﻘﺼﺪﻭا ﺑﺎﻟﻌﺰاء
alasan pemasukan itu kpd niyahah,karena di dalamnya ada terdapat kekecewa'an yg bersengatan (modelnya kd tarima dgn kematian si mayit,lalu emosi meolah makanan habis2n ongkosnya,bakiawan orang skampungan), nah mun ada kejadian kyni jgn di datangi ahli mayitnya,itu makruh bid'ah,
tp mun beundangan tahlilan,haulan,kifayah,itu kdd hubunganx dgn mslh ini,krn itu bedakan mana tahlilah,mana haulan,mana niyahah,jgn disamakan
.
keringkasannya begini:
apa yg di tulis oleh datu kalampayan di atas itu td adalah kemakruhan membikin makanan oleh si ahli mayit,krn emosi berlebihan sehingga habis2n biaya khusus gasan membuat orang tertarik datang kerumahnya agar supaya sama2 dgn inya manangisan,sedih2n kd tarima takdir,ini alasannya,
amun membuat makanan untk mengundang orang tahlilan,haulan yg mana makanan ini di niatkan shadaqah untk si mayit yg telah wafat ini malahan dianjurkan oleh syari'at,begitu jg oleh datu kt kalampayan,krn itu haul besar2n itu termasuk melaksanakn sunah bkn bid'ah

(Copas dari tulisan Guru Awi Mahmud Hafizhohullah, alumni pertama Tahfizh al-Qur'an Darussalam).

Artikel Terkait

4 komentar:

  1. Tapi kenyataan nya ditengah masyarakat mengadakan keluarga mayit menyediakan makanan , mengadakan acara haul juga tidak ada hadist shahih sdkitpun yang menganjurkan,,, manusia paling agung seperti Rasullullah aja tidak pernah mengadakan haul, kalaupun ada sepeninggal nabi juga para sahabat pasti mengadakan , tapi nyata nya para sahabat juga tidak melakukan , Imam empat juga tidak menganjurkan,,, kalau aja di antara Imam 4 ada yg menganjurkan haul, masih bisa di toleren karna perbedaan khilafiyah, ,,, jelas juga datu kelampaian menyampaikan kebidah'an acara seperti itu , meskipun tidak disebutkan acara haul , itu krna di zaman beliau gak ada acara haul , jadi siapa kah awal mula yg mengadakan haul , tentu saja acara haul tidak lain tidak bukan adalah ritual kaum yahudi dan syi'ah,, meskipun isi ritual nya beda , tapi makna nya sama saja ,, please jangan ada bid'ah hasanah deh,,, itu sama saja tasyabuh terhadap kaum kafir,, seperti kaum nasrani memperingati Natal untuk mengenang meninggal nya yesus ,, masih ngeless dengan kalimat jangan nyama2in dengan umat nasrani,,, saya tidak sama sekali menyamakan , tapi justru orang yg mengerjakan haul yg ingin menyamai2 orang kafir,, ,

    Saya juga heran, knpa setiap org yang tidak mengerjakan haul disebut wahabi , , padahal disini mereka hanya ingin memurnikan akidah ,, karna manusia itu sangat lemah hati nya,, apa lagi orang awam sangat mudah dipengaruhi ajaran kaum syi'ah ,
    Dan meng hasanah kan semua ibadah yang tidak ada dalil nya ,,
    Wahabi sesat lah, pendek pemikiran lah , padahal anda saja sama sekali tidak berfikir asal muasal ajaran dan ritual yg anda kerjakan .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Katanya haul besar²an itu Sunnah. . .ya akhi,Coba antum tunjukkan dalil'y. . .??
      Sunnah Rasulullah yg mana???

      Hapus
  2. Haul besar²an bilang'y Sunnah
    Sunnah yg mana ya akhi. . .?
    Coba antum tunjukkan dalil antum klo haul itu Sunnah dari Rasulullah. . .

    BalasHapus
  3. Mana bisa nunjukin dalilnya, lah emang ga ada dalilnya.. Mana pernah Rosul dan para sahabatnya bikin acara haul seperti yg mereka lakuin skrg ini

    BalasHapus