Jumat, 28 September 2012

Kisah Habib Anis al Habsy dan Abah Guru Sekumpul




SOLO (Lidahwali): Ada yang istimewa di Majelis Ilmu Gurawan, Pasar Kliwon, Solo, tempat mendiang Habib Anis bin Habib Alawy Al Habsy mengajar ilmu. Kendati tiap harinya yang hadir di majelis ilmu tak lebih dari 100 orang, namun ternyata majelis ilmu yang dirintis Habib Alawy sejak satu abad lebih itu, sudah disinggahi ribuan aulia dari penjuru Indonesia bahkan sampai luar negeri.

“Di Majelis Ilmu ini, sudah ribuan aulia pernah duduk,” ujar Ustazd Abdilah bin Abu Bakar kerabat Habib Anis beberapa waktu lalu sebelum mendengar majelis ilmu. Habib Abdillah sendiri mengaku sudah 16 tahun menghadiri majelis ilmu tiap siang dan tidak pernah absen.Para aulia yang pernah hadir di majelis ilmu yang rutin diselenggarakan tiap siang menjelang salat Dhuhur itu antara lain: KH Siroj (ulama terkemuka dari Solo),

Abuya Dimyati (Pandeglang, Banten), Tuan Guru Zaini (KH Zaini Abdul Ghoni Martapura).Soal Tuan Guru Zaini, Ustazd Abdilah memiliki cerita. Sekitar tahun 1970 an, usai menunaikan ibadah haji di Mekkah, Guru Zaini datang ke Gurawan guna meminta ijazah 10 kitab maulid simtuduror.Ketika itu, kata Abdillah, Habib Anis masih berdagang di Pasar Klewer. Seperti biasa, sekitar pukul 11.30 WIB Habib Anis dengan pakaian pedagang dan mengendarai vespa pulang untuk mengajar majelis ilmu.

Kepulangan Habib Anis diketahui oleh Tuan Guru Ijai. Namun Ulama kharismatik asal tanah Banjar, Martapura itu tidak mengetahui kalau si pengendara vespa itu Habib Anis, si guru yang dicari.“Begitu sampai Mesjid Riyadh, Habib Anis berganti pakaian dan muncul ke majelis dengan pakaian siap mengajar ilmu. Tuan Guru Ijai belum sempat tanya, Habib Anis sudah menjawab: Anda mau minta 10 kita maulid dan diijazahi,”Abdillah mengisahkan.

Mendengar jawaban tersebut, Tuan Guru Ijai heran karena bertanya sudah dijawab.Cerita menakjubkan lain dari Ustazd Abdillah adalah ketika dirinya bersama rombongan Habib Anis diundang Tuan Guru Ijai menghadiri Maulid Simtuduror di Martapura. Ketika pesawat rombongan Habib Anis melintas di atas Banjar, Martapura, Habib Anis melihat puluhan ribu santri menghadiri acara maulid. Suara terbang santri Tuan Guru Ijai terdengar keras dari pesawat yang membawa rombongan. Waktu itu Habib Anis bilang:

“Coba berhenti (Saat itu seolah-olah pesawat yang tumpangi juga berhenti). Lihat dibawa ribuan orang menabuh terbang.”Begitu mendarat di Bandara, banyak orang yang ingin menjemput. Untuk memuaskan tuan rumah yang ingin menjemput, Habib Anis meminta rombongan dibagi menjadi beberapa mobil. “Tiap mobil diisi satu orang dari rombongan. Saat itu ada sejumlah rombongan sekitar 100 orang,” ujar Ustazd Abdillah yang telah 16 tahun menghadiri majelis ilmu di Gurawan. Begitu dahsyatnya orang berilmu yang memiliki takwa yang tinggi

Artikel Terkait

4 komentar: