Minggu, 11 Februari 2018

Berzikir Kepada Allah



Allah Ta'ala memerintahkan kita untuk banyak berdzikir kepadaNya. Seperti Firman Allah Ta'ala
اذكروا الله ذكرا كثير
Berdzikirlah kamu kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya.
Karena dengan membanyakkan dzikir kepada Allah maka Allah akan memberikan derajat yang tinggi kepada hamba-Nya yang membanyakkan dzikir.

Seperti Sabda Nabi Muhammad SAW :
ليذ كرن اقوام في الدنيا على الفرش الممهدة يد خلهم الله بذلك الدرجت العليا.
Artinya : Sesungguhnya ada beberapa kaum di dunia berdzikir di atas hamparan-hamparan yang terbentang dengan baik, dan Allah memasukkan mereka dengannya kedalam beberapa derajat yang tinggi. Ketahuilah pula bahwa sesungguhnya zikir merupakan ketetapan kewalian. Artinya ketetapan dari Allah Ta'ala bagi hamba (seseorang) sebagaiaman ketetapan raja-raja (di dunia) dengan beberapa tugas tertentu. Dan bagi Allah-lah teladan yang tinggi.

Maka barangsiapa diberi pertolongan untuk melanggengkan zikir kepada Allah Ta'ala, berarti ia benar-benar diberi ketetapan, bahwa sesungguhnya ia waliyullah. Dan barangsiapa dicabut zikirnya, berarti ia dilepas dari kewalian.



Ketahuilah, bahwa sesungguhnya zikir adalah yang paling cepat menghasilkan futuh (terbukanya hati) dibanding ibadah-ibadah lain.

Ali al Mashafi ra. berkata, " Para guru benar-benar merasa tidak mampu membersihkan hati murid dengan obat yang lebih cepat untuk membersihkan hatinya selain dengan melanggengkan zikir. Jadi hukum zikir - dalam hal membersihkan hati adalah sama dengan hukum kerikil dalam membersihkan tembaga. Sedangkan ibadah-ibadah lain selain zikir, sama dengan sabun dalam membersihkan tembaga. Dan bersihnya tembaga dengan sabun, memerlukan waktu lama (meskipun dapat pula membersihkan kotoran dan karat).

Syeikh Ali al Marshafi berkata pula,
"Orang yang suluk (menempuh) jalan zikir, bagaikan burung yang terbang cepat menuju ke hadirat Allah. Sedangkan orang yang suluk selain jalan zikir, seperti orang lumpuh yang merangkak lalu berhenti, padahal tempat tujuan jauh sekali. Terkadang orang semacam ini menghabiskan seluruh umurnya, tetapi tidak dapat sampai ke tujuan (yakni wushul kepada Allah)." (Minahus Saniyah As Syeikh Abdul Wahhab Asy-Sya'rani ra)

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog