Sabtu, 09 September 2017

Empat Pertanyaan Besar Dipadang Mahsyar



Mengimani hari akhir atau hari Kiamat. Bahkan hal itu merupakan rukun iman yang kelima. Di dalam hadis-hadis sahih diterangkan bahawa setelah dunia ini hancur, manusia yang di dalam kubur dibangkitkan dan semua akan dihimpunkan oleh Allah di padang Mahsyar. Siapkah kita menghadapi peristiwa tersebut? Apa saja yang akan terjadi pada saat itu?

Pada saat itu manusia akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah Ta'ala tentang segala macam yang telah dilakukan selama hidup di dunia ini. Pada hari itu tidak berguna harta, anak, tidak bermanfaat apa yang dibanggakan selama di dunia ini. Pada hari itu hanya ada penguasa tunggal iaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan pelbagai macam nikmat kepada manusia, kemudian Dia menyuruh menggunakan nikmat tersebut sebaik-baiknya dalam rangka mengabdi kepada-Nya.
Kerana Allah yang telah mengurniakan nikmat-nikmat itu kepada manusia, maka sangatlah wajar apabila Ia menanyakan kepada manusia untuk apa nikmat-nikmat itu digunakan.
Dalam sebuah hadis, Rasululah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shiratul mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa yang ia amalkan, hartanya dari mana ia perolehi dan ke mana ia habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan "(Hadits Shahih Riwayat At Tirmidzi dan Ad Darimi)

1. UmurUmur adalah sesuatu yang tidak pernah lepas dari manusia. Bila kita berbicara tentang umur, maka bererti kita berbicara tentang waktu. Allah dalam Al-Quran telah bersumpah dengan masa "Demi masa" maksudnya agar manusia lebih memperhatikan waktu. Waktu yang diberikan Allah adalah 24 jam dalam sehari-semalam. Untuk apa kita gunakan waktu itu? Apakah waktu itu untuk beribadah atau untuk yang lain-lain yang sia-sia?
Diantara sebab-sebab kemunduran umat Islam ialah bahawa mereka tidak pandai menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, sebahagian besar waktunya untuk bergurau, bercanda, ngobrol tentang hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan kadang-kadang membawa kepada perdebatan yng tidak bererti dan pertikaian. Sementara orang-orang kafir menggunakan masa dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka maju dalam pelbagai bidang kehidupan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keadaan umat Islam saat ini sangat memprihatinkan. Ada di antara mereka yang tidak mengerti ajaran agama dan ada yang tidak mengerti ilmu pengetahuan umum. Bahkan ada di antara mereka yang buta huruf baca tulis Al-Quran. Bila kita mau meningkatkan iman dan amal, maka seharusnyalah kita bertanya kepada diri masing-masing; sudah berapa umur kita hari ini?, Dan apa yang sudah kita ketahui tentang Islam?, Apa pula yang sudah kita amalkan dari ajaran Islam ini? Janganlah kita termasuk orang yang rugi.


2. IlmuYang membezakan antara muslim dan kafir adalah ilmu dan amal.Orang muslim berbeza amaliahnya dengan orang kafir dalam segala hal, dari mulai kebersihan, berpakaian, berumah tangga, bermua'malah dan lain-lain. Seorang muslim diperintahkan oleh Allah dan RasulNya agar menuntut ilmu. Allah berfirman "Adakah sama orang yang tahu (berilmu) dengan yang tidak berilmu?" (QS. Az-Zumar: 9)
Ayat ini walaupun berbentuk soalan tetapi mengandungi arahan untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu agama hukumnya wajib atas setiap individu muslim, misalnya tentang membersihkan najis.Berwudhu yang benar, cara solat yang betul dan hal-hal yang dilaksanakan setiap hari. Kerana bila ia tidak tahu, maka amalannya akan tertolak, dan Allah akan bertanya kepadanya kenapa ia mengikuti apa yang tidak ia ketahui, seperti dalam firmanNya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya (QS. Al Isra ': 36)
Ilmu yang sudah dipelajari oleh umat islam harus digunakan untuk kepentingan Islam. Ilmu yang sudah dituntut dan dipelajari wajib diamalkan menurut syariat Islam. Ilmu tidak akan bererti apa-apa dalam hidup dan kehidupan manusia kecuali bila manusia mengamalkannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Beramallah kamu (dengan ilmu yang ada) kerana tiap-tiap orang dimudahkan menurut apa-apa yang Allah ciptakan atasnya" (HR . Muslim)

3. HartaRasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Bagi tiap-tiap umat itu fitnah dan sesungguhnya fitnah umatku adalah harta" (HR. At Tirmidzi dan Hakim)
Harta pada hakikatnya adalah milik Allah. Harta adalah perintah-perintah Allah yang dilimpahkan kepada umat manusia agar dia mencari harta itu dengan halal, menggunakan harta itu pada tempat yang telah ditetapkan oleh syari'at Islam. Bila kita amati keadaan umat islam saat ini, banyak kita dapati di antara mereka yang tidak lagi peduli dengan cara mengumpulkan hartanya apakah dari jalan yang halal atau dari jalan yang haram. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah meramalkan hal ini dengan sabdanya "Nanti akan datang satu masa, di masa itu manusia tidak peduli dari mana harta itu ia peroleh, apakah dari yang halal ataukan dari yang haram" (HR. Al-Bukhari).
Setiap muslim harus hati-hati dalam mencari mata pencarian hidupnya kerana banyak manusia yang terdesak masalah ekonomi lalu ia menjadi kalut hingga tidak peduli lagi harta itu dari mana ia peroleh. Ada yang memperoleh harta dari usaha-usaha yang salah, contohnya hutang tidak dibayar, rasuah, riba, merompak, berjudi dan lain-lain. Orang yang mencari usaha dari yang haram akan mendapat siksa dari Allah, seperti disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Barangsiapa yang dagingnya tumbuh dari barang yang haram, maka Neraka itu lebih patut baginya (sebagi tempat)." (HR. Al Hakim )
Harta yang kita dapat dengan cara yang halal harus pula kita infaqkan pada jalan yang benar pula. Bila tadi disebutkan bahawa harta itu milik Allah, maka wajib pula kita gunakan harta itu dalam rangka untuk menggakkan kalimah Allah di muka bumi ini.
Di dalam Al-Quran ada lapan golongan yang berhak mendapat zakat, iaitu para fuqara (orang fikir), masakin (orang miskin), amil (pengurus) zakat, Mua'llaf (orang yang baru masuk islam), untuk membebaskan budak, orang -orang yang berhutang, untuk perjuangan jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan.Di masa-masa sekarang ini ada beberapa kumpulan yang masuk keutamaan utama yang berhak mendapat infaq dan sedekah, iaitu golongan fuqara, masakin dan orang yang di jalan Allah.
Orang fakir adalah orang yang butuh tetapi tidak mempunyai pekerjaan sedangkan hidupnya digunakan untuk membantu agama Islam. Jadi orang fikir yang dibantu adalah orang yang memang hidupnya untuk berjuang di jalan Allah bukan pemalas yang tidak mahu berusaha dan tidak melaksanakan syari'at Islam.Sedangkan orang miskin adalah orang yang berusaha tetapi usahanya hanya mencukupi keperluan minimalnya dalam keluarganya untuk makan sehari-hari.

4. BadanManusia merupakan mahkuk yang paling sempurna yang diciptakan Allah di muka bumi ini. Dengan kesempurnaan susunan tubuh serta akal fikiran yang diberikan Allah, manusia dijadikan sebagai khalifah di bumi, manusia dibebani taklif agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Jasmani manusia ini dituntut bekerja untuk melaksanakan fungsi khilafah dalam rangka mengabdi kepada Allah. Letihnya manusia dalam menunaikan ibadat ibadah kepada Allah akan diganjar dengan pahala. Tetapi bila letihnya dalam rangka bermain-main, mengerjakan maksiat, perbuatan sia-sia, beribadah dengan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, maka sia-sialah letihnya itu bahkan ada yang diganjar dengan api neraka, kerana mereka termasuk orang-orang yang celaka, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa-masa semangat, dan tiap-tiap masa semangat ada masa lelahnya maka sesiapa lelah letihnya kerana melaksanakan sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan sesiapa lelah letihnya bukan kerana melaksanakan sunnahku, maka dia termasuk orang yang binasa "(HR. Al Hakim dan Al Baihaqi).
Demikianlah pada hari mahsyar masing-masing manusia akan diminta pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang telah dikerjakannya selama hidupnya di dunia. Sudah siapkah kita menjawab soalan-soalan yang akan ditanyakan kepada kita pada saat itu? Kalau belum bila-bila lagi kita mempersipkan diri kalau tidak sekarang?
Segala puji bagi Allah, Penguasa sekalian alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan atas nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya.

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog