Jumat, 01 September 2017

Keistimewaan Umat Nabi Muhammad



Di masa-masa lalu Jaman kenabian sebelum Nambi Muhammad  mencapai usia diatas 1000 tahun. Diriwayatkan bahwa nabi Nuh mencapai usia 2500 tahun dan mengemban risalah kenabian selama 950 tahun. Berapa banyak umat terdahulu yang mencapai usia ratusan atau ribuan tahun, ummat yang terpendek usianya adalah ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sangat sedikit sekali yang mencapai usia 100 tahun, namun amal pahala mereka dilipatgandakan 10 hingga 700 kali lipat, itulah kelebihan ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka jika seseorang hidup selama 60 tahun seakan-akan ia seperti hidup 600 tahun, itulah anugerah Allah untuk kita ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Segala Puji bagi-Mu wahai Allah Yang telah memilih kami sebagai pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Meskipun kehidupan yang singkat di muka bumi ini namun Allah melipatgandakan pahala ummat Rasulullah SAW menjadi 10 hingga 700 kali lipat, demikian riwayat Shahih Al Bukhari, bahkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa amal pahala bisa dilipatgandakan hingga 700 kali lipat atau lebih , maka jika 10 tahun usia kita dan kita beribadah selama itu maka ibadah selama 10 tahun itu bisa berubah menjadi 7000 tahun ibadah dengan kehendak Allah. Dan Allah juga memberi anugerah yang lebih baik dari itu yaitu malam Lailatul Qadr, dimana ibadah di malam itu pahalanya lebih dari 1000 bulan. Allah Maha Mampu memberi lebih dari semua itu, bahkan mereka yang telah memiliki tumpukan gunung dosa dan kesalahan, dan jika mereka bertobat Allah akan menggantikan kesalahan-kesalahan mereka dengan kebaikan, sebagaimana firman Allah :

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

( الفرقان : 70 )

“ Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( QS. Al Furqan : 70 )

Orang yang beriman dan yang beramal shalih, Allah akan menggantikan tumpukan gunung-gunung dosa dan kesalahan mereka dengan gunung-gunung pahala. Tidak pernah kita temukan tumpukan dosa diganti menjadi pahala , yang kita tahu jika seseorang berbuat salah maka ia akan dimaafkan tanpa diberi hadiah, namun Allah tidak hanya memaafkan tetapi juga menggantikan dosa-dosa mereka dengan pahala, bahkan Allah memuliakan hamba-hamba yang bertobat .

Diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa : "Allah subhanahu wata’ala menerima hamba yang bertobat dengan kegembiran dan cinta-Nya"

Rasulullah bertanya kepada para sahabat tetang seseorang yang pergi membawa seluruh hartanya dengan tunggangannya dan setelah ia kelelahan ia pun tertidur dan ketika terbangun, tunggangan dan semua hartanya tidak ada, maka Rasulullah bertanya kepada para sahabat bagaimana kesedihan orang itu, maka para sahabat berkata : “pastilah orang itu sangat sedih wahai Rasulullah”,

maka setelah orang itu berjalan jauh dan tidak pula menemukan tunggangannya ia pun kelelahan dan tertidur, setelah ia terbangun ia melihat harta dan tunggangannya ada di hadapannya, maka Rasulullah bertanya bagaimana kegembiraan orang itu, para sahabat menjawab :“pastilah dia sangat gembira wahai Rasulullah”,

maka Rasulullah menjawab : “Sungguh Allah lebih gembira menerima taubat seseorang yang penuh dosa dibandingkan kegembiraan seseorang yang kehilangan seluruh hartanya kemudian hartanya kembali kepadanya”. Allah tidak membutuhkan taubat kita, namun samudera kasih sayang-Nya memeluk dan mencintai hamba yang bertobat, oleh sebab itu hamba yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimana beliau selalu beristighfar sebanyak 70 kali dalam setiap harinya, padahal Rasulullah tidak mempunyai dosa, namun beliau hanya ingin lebih mencapai derajat yang mulia sebagaimana firman Allah :

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

( البقرة : 222 )

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” ( QS. Al Baqarah : 222 )

Jika muncul bisikan syaitan yang berkata: “jika engkau taubat dari sekarang, kemudian kembali berbuat dosa, maka engkau termasuk dalam kelompok orang-orang munafik”. Sungguh demi Allah tidak demikian, karena Allah tidak akan pernah berhenti dan bosan menerima tobat hamba-Nya. Allah berfirman dalam riwayat Al Imam Ahmad :

 يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ

“ Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau”

Jika dosa seorang hamba memenuhi hingga ke ujung langit pun Allah tetap akan mengampuni, saat ini baru ditemukan galaksi terbaru, yang bernama galaksi Andren yang jaraknya 70 tahun kecepatan cahaya, dan kecepatan cahaya adalah 300.000 Km/detik namun belum juga ditemukan ujung langit,,, Allah berfirman jika dosa hamba menumpuk hingga memenuhi langit maka akan Allah ampuni. Adakah yang lebih indah dari Allah, adakah yang lebih pemaaf dari-Nya, adakah Yang lebih berhak dicintai dan dirindui dari diri-Nya, dan indahnya sambutan Allah terhadap hamba yang merindukan-Nya,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari:

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ

“ Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah, maka Allah pun ingin berjumpa dengannya”

Jika seseorang rindu kepada Allah maka Allah pun rindu kepada-Nya, inginkah melihat Yang Maha Indah dan Maha Baik Yang menciptakanmu dari tiada, dan senantiasa memaafkan dosa-dosa dan kesalahanmu, dan Yang menyiapakan istana-istana di surga yang semakin detik bertambah indah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

( السجدة : 17 )

“Tak seorangpun mengetahui berbagai ni’mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” ( QS. As Sajadah : 17 )

Manusia tidak mengetahui sesuatu yang telah disiapkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk mereka sebagai balasan amal-amal mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsy :

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“ Telah Kusiapkan untuk hamba-hambaKu sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pula didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam sanubari manusia”

Abadi dalam keindahan di surga, dan keindahan itu dalam setiap waktu dan kejap semakin indah, itulah yang disiapakan untuk para perindu Allah, siapa mereka? Mereka adalah orang yang banyak megingat Allah,

مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا كَثُرَ ذِكْرَهُ

” Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka banyak menyebutnya”


Maka beruntunglah mereka yang hadir di majelis dzikir , karena ia telah diizinkan Allah untuk duduk bersama orang-orang yang dirindukan dan merindukan Allah. Kebahagiaan, ketenangan, kesejahteraan, keluhuran, kesucian dan kemuliaan adalah milik-Nya yang diberikan kepada yang dikehendaki-Nya terlebih lagi kepada mereka yang memintanya. Dan rahasia keluhuran di malam hari ini, kita berkumpul dalam kemuliaan memenuhi undangan Allah untuk mencapai ridha-Nya, karena orang yang berdzkir bersama mengingat Allah maka Allah akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih mulia di langit.

Langit mengenal nama-nama yang suka menyebut nama Allah . Semoga Allah mejadikan kita dalam kelompok mereka, kelompok orang yang banyak berdzikir . Orang yang banyak berzikir adalah orang-orang yang hatinya ditenangkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

( الرعد : 28 )

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” ( QS. Ar Ra’d : 28 )

Dengan mengingat Allah hati akan tenang, bagaimana hati akan tenang jika permasalahan dan kesedihan masih merundung kita, maka hal ini menunjukkan bahwa orang yang berdzikir akan tenang hatinya dan berarti akan diselesaikan permasalahannya. Perbanyaklah dzikir dalam segala aktifitas dan dimana pun berada, setiap kali ada kesempatan. Jika iseng untuk kirim sms dengan teman boleh-boleh saja di waktu senggang namun tetap sambungkan hati dengan Allah, sehingga hati bergetar mengingat-Nya . Dan ingatlah detik-detik saat namamu dipanggil menghadap-Nya “Fulan bin fulan maju kehadapan Allah”.

Disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa datang seorang pemuda kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengadukan dosa-dosanya, dan berkata : “wahai Rasulullah , berilah aku hukuman atas dosa-dosa yang telah aku perbuat”, namun Rasulullah hanya diam kemudian turunlah firman Allah subhanahau wata’ala :

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

( هود : 114 )

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” ( QS. Hud : 114 )

Jika seseorang merasa memiliki banyak dosa maka perbanyakalah amal pahala, karena pahala itu akan menghapus dosa-dosanya. Jangan meremehkan pengampunan Allah, ketahuilah bahwa Allah paling mudah mengampuni dari semua makhluk-Nya, paling mudah memaafkan dari semua yang memaafkan, namun jangan meremehkan tawaran maaf Allah, karena jika Allah membalik hati kita untuk tidak lagi memohon maaf kepada-Nya maka kekallah kita dalam kehinaan, wal ‘iyadzubillah.

Jika diantara kita masih ada yang belum mampu untuk menjalankan ajaran agama Islam dengan baik, masih sering meninggalkan shalat, masih belum mampu melakukan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalakan hal-hal yang diharamkan, maka perbanyaklah doa kepada Yang Maha memberi kekuatan. Manusia adalah tempat kelemahan, tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan, kecuali para nabi dan Rasul.

Rasulullah adalah makhluk terindah dan panutan terindah yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala agar kita mencapai keindahan yang terindah yaitu keridhaan Allah subhanahu wata’ala dan memandang indahnya Allah subhanahu wata’ala. Ketika manusia berada di surga yang demikian indah dengan keindahan yang terus bertambah, Allah memanggil penduduk surga sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari :

يَا عِبَادِيْ أَلَا أُعْطِيْكُمْ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟

“ Wahai hamba-hamba-Ku , maukah kalian Kuberi yang lebih baik dari itu ( surga yang megah dan indah) ? “

Maka hamba-hamba itu berkata :

ياَرَبِّ وَأَيُّ شَيْئٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟

“ Wahai Allah , apalagi yang lebih baik dari itu ? “

Maka Allah menjawab :

أُحِلَّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِيْ فَلاَ أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا

“ Aku halalkan untuk kalian keridhaan-Ku dan Aku tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya “

Keridhaan Allah ditawarkan di masa hidup kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Al Imam Abu Daud bahwa siapa yang membaca :

 رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَ بِالإسْلاَمِ دِيْنًا وَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَ رَسُوْلاً

“Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Aku ridha Islam sebagai agama dan Aku ridha Muhammad sebagai  Nabi dan utusan (Allah)”

Maka pastilah dia mendapatakan keridhaan Allah subhanahu wata’ala, mungkin kita memandang hal itu terlalu jauh,sebenarnya tidak demikian, jika kita ucapkan dan kita niatkan maka kita akan mendapatkannya, hanya godaan syaitan yang selalu menghampiri kita, mungkin syaitan berbisik : “jika engkau ridha Allah sebagai Tuhanmu maka kau harus melakukan semua yang diperintahkan dan tidak ada yang ditinggalakan, jika tidak, maka jangan mengucapkan Aku ridha Allah menjadi tuhanku” . Bagaimana kita tidak ridha Allah menjadi Tuhan kita?! Jika kita tidak ridha jika Allah menjadi tuhan kita maka tentunya kita akan menyembah tuhan yang lain, namun jika kita menyembah Allah berarti kita ridha Allah menjadi Tuhan kita. Begitujuga jika kita tidak ridha kepada Islam sebagai agama kita maka tentunya kita akan keluar dari Islam , dan jika kita ridha kepada nabi Muhammad sebagai nabi kita maka kita akan memilih nabi lain, namun hal ini adalah tangga yang pertama, semakin dalam cintamu kepada Allah, Rasulullah dan kepada Islam, maka semakin tinggi keluhuranmu.

SUMBER : Habibana Munzir Almusawa

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog