Selasa, 15 Maret 2016

Meninggalkan Ibadah Kerna Takut Riya Itu Riya


Sedari muda Abah Guru Sekumpul memang rajin ibadah, berbeda dengan pemuda sebayanya yang suka bergaul dan senang bermain-main.

Sampai-sampai disindir orang bahwa ibadah beliau karena riya. Pernah beliau bercerita bahwa dulu disaat muda itu beliau di mushola, beliau sholat dan beribadah yang lain di mushola itu, kemudian ada disitu orang yang juga disebut guru bersama beberapa orang sedang ngobrol, kemudian orang itu berkata kepada teman'2 ngobrolnya "zaman wahini (sekarang) kebanyakan  orang lain beribadah karena ingin dilihat (riya)  ", Abah Guru mendengar itu, beliau cuma berkata dalam hati "kasiannya orang itu" dan beliau tetap melakukan ibadahnya.

Setelah Abah Guru menceritakan pengalamannya dimasa muda itu beliau berkata "Janganlah beramal dikarenakan minta dilihat manusia (riya) dan jangan pula meninggalkan ibadah karena takut disambat (dibilang) riya, karena orang yang meninggalkan ibadah karena takut riya, itulah riya"
Apa yang disampaikan Abah Guru ini selaras dengan perkataan Al-Fudhail bin 'Iyadh, beliau berkata: Meninggalkan amal karena manusia adalah riya', sedangkan beribada karena manusia adalah sama nyekutukan tuhan( syirik). Dan ikhlas adalah apabila Allah menyelamatkanmu dari keduanya."

Memang seharusnya seorang muslim dan muslimat takut dan khawatir akan bahaya riya'. Namun tidak boleh berlebihan sehingga menyebabkannya meninggalkan amal amal shalih dan ketaatan kepada Allah. Karena meninggalkan amal karena takut riya' termasuk tipu daya syetan. Karena syetan, pada satu  hal ingin berusaha menjerumuskan seorang hamba ke dalam perbuatan riya untuk merusak amal dan ibadahnya. Dan  juga dalam  kondisi yang lain menipunya dengan meninggalkan amalan  disebabkan takut kepada riya’ supaya tidak melakukan amal shalih.

Disinilah halusnya tipu daya syetan. Padahal dia diperintahkan untuk beramal dengan bersungguh-sungguh dan  menjalankan ketaatan dengan berharap ridha Allah dan meninggalkan bujuk rayu setan dan tipu dayanya. Maka siapa yang sudah berniat  menjalankan satu ibadah lalu meninggalkannya karena takut riya’, sebetulnya dia telah melakukan riya’. Karena dia meninggakan amal karena manusia. Tetapi jika meninggalkannya untuk dikerjakan ketika sendirian, maka ini sangat dianjurkan kecuali pada amal-amal wajib.

Untuk selamat dari riya pokoknya ujar Abah Guru "jangan merasa beramal dan beribadah perbuatan kita"Dan Abah Haji (Gr.Zuhdi) juga berkata "jangan merasa ampun kisah),Intinya semuanya fi'lulloh atau perbuatan Allah.

Teruslah beramal dan berbuat kebaikan, jika kita istiqomah insyaAllah akan Allah anugrahkan kepada ikhlas itu. Orang yang bagawi, inya jua yang menerima upahnya, amun kada bagawi apa haknya untuk mendapat upah, orang yang beramal lebih baik daripada orang yang diam bermalas-malasan tanpa berbuat apa-apa atau yang sia-sia.
Wallohu A'lam.

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog