Selasa, 23 Mei 2017

Cara Rasulullah SAW Menyambut Bulan Ramadhan

Adalah Rasulullah SAW. menyambut bulan Ramadlan dengan beberapa tatacara:
Pertama: dengan banyak puasa di bulan Sya'ban. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari 'Aisyah, ujarnya:



"Adalah Rasulullah SA W. kadang-kadang terus-menerus berpuasa, hingga kami mengatakan, bahwa beliau tidak berbuka-buka, dan kadang-kadang terus-menerus berbuka, hingga kami mengatakan, bahwa beliau tidak pernah berpuasa sunnat. Namun demikian saya tidak pemah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan penuh selain bulan Ramadlan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa sebagai puasa di bulan Sya 'ban. "


Kedua : mengadakan ceramah pada akhir bulan Sya'ban untuk menyambut bulan Ramadlan.
Adalah Rasulullah SAW. pada hari yang terakhir dari bulan Sya'ban berceramah (berkhotbah) di hadapan para Shahabat untuk menerangkan keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadlan.
Diriwayatkan oleh lbn Khuzaimah dari Salman RA. ujarnya:






"Rasulullah SA W. pada hari terakhir dari bulan Sya'ban berkhothbah di hadapan kami.Maka, beliau bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkatan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang ALLAH telah menjadikan puasaNya suatu fardlu dan qiyam di malam harinya suatu tathauwu'. Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada ALLAH dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardlu di bulan yang lain. Dan barangsiapa menunaikan suatu fardlu di dalam bulan Ramadlan, samalah dia dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardlu di bulan yang lain. Ramadlan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu, pahalanya adalah surga. Ramadlan itu adalah bulan memberikan pertolongan dan bulan Allah menambah rezki para mu 'min di dalamnya. Barangsiapa memberi makanan berbuka di dalamnya kepada seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan berbuka puasa, baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakan puasa itu, tanpa sedikitpun berkurang. "




 Para Shahabat berkata:
"Ya Rasulullah, tidaklah kami semua memiliki makanan berbuka puasa itu untuk orang yang berpuasa!"
Maka bersabda Rasulullah SAW: "ALLAH memberikan pahala ini kepada orang yang memberikan sebutir korma, atau seteguk air, atau sehirup susu Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya merdeka dari nereka. Barangsiapa meringankan beban dari hamba sahaya (pembantu-pembantu rumah), niscaya ALLAH mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka. Karena itu banyakkanlah yang empat perkara di dalam bulan Ramadhan. Dua perkara untuk kamu menyenangkan Tuhanmu dan dua perkara lagi untuk kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang kamu lakukan untuk menyenangkan ALLAH, ialah mengakui dengan sesungguhnya, bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan ALLAH dan mohon ampun kepadaNya. Dua perkara lagi yang kamu sangat membutuhinya, ialah mohon sorga dan berlindung dari neraka. Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berpuasa, niscaya' ALLAH memberi minum kepadanya dari air kolamku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga ia masuk dalam sorga. "


Mengingat hadits ini, maka sudah wajarlah setiap kita akan mengakhiri bulan Sya'ban, memasuki bulan Ramadlan, mengadakan pertemuan, baik atas nama lembaga-lembaga ibadah, maupun atas nama lembaga-lembaga pengetahuan Islam, mengadakan pertemuan pada hari-hari terakhir dari bulan Sya' ban untuk memberi petunjuk-petunjuk yang diperlukan masyarakat yang harus dilaksanakan di dalam bulan Ramadlan.
Di dalam pertemuan itu dijelaskan problema-problema yang dipandang perlu dan sesuai dengan keadaan pendengar.


Alangkah baiknya apabila sunnah Rasulullah ini kita hidupkan kembali dan kita jadikan sunnah yang tetap.
Sabda Nabi SAW .



"Barangsiapa menghidupkan sunnahku di ketika umatku telah rusak, maka baginya pahala seratus syahid. "(HR Al Baihaqi).
Seluruh anggota masyarakat Islam, walaupun kanak-kanak, bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadlan, karena bulan Ramadlan itu adalah bulan pelawatan bagi para mukmin.
Para mukmin pada bulan Rarnadlan melepaskan dirinya pada siang hari dari hidup kebendaan, untuk berpindah beberapa saat lamanya pada hidup rohaniah (kejiwaan) yang cemerlang.


Ketiga : mengucapkan "tahni'ah" atas kedatangan bulan Ramadlan.
Apabila kita memperhatikan riwayat-riwayat yang menerangkan cara Rasulullah SAW. menyambut bulan Ramadlan, adalah sebagai yang tersebut di bawah ini :
Diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasa-i dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah SAW. senantiasa menggembirakan para shahabat atas kedatangan bulan Ramadlan, bulan yang mengandung dan membawa rahmat serta nikmat ILAHI yang tidak terkira banyak; bulan ALLAH memerdekakan hambaNya dari azab api neraka.
Rasulullah SAW. menggembirakan para shahabat dengan perkataannya :



"Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadlan, bulan yang diberkati ALLAH memerintahmu berpuasa di dalamnya. Dalam bulan Ramadlan dibuka segala pintu surga, dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu segala syaitan. Dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebajikan malam itu, berartilah telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan."
Demikianlah diriwayatkan Ahmad, An Nasa-i dan Al-Baihaqi dari Abu Hurairah RA.
 Berkata sebahagian ulama: "Lantaran penerangan yang tersebut ini (hadits di atas), maka sebahagian ulama menyukai kita bertahniyah memberi selamat atau mengucapkan kata selamat sebagai tanda kegembiraan menyambut bulan yang berbahagia ini. Mereka memberi selamat atas kedatangan bulan yang dibuka dalamnya segala pintu sorga dan ditutup dalamnya segala pintu neraka, serta dibelenggu segala syaithan."

Siapakah gerangan yang tidak bersenang hati atas kedatangan bulan Ramadlan yang sedemikian tinggi nilainya dan kemuliaannya?
Terkadang-kadang Rasulullah SAW. ketika bulan Ramadlan menjelma, mengucapkan kepada para shahabat:

"Telah datang kepadamu bulan Ramadlan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan puasa membawa segala rupa keberkatan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu. "

Demikianlah ucapan Nabi SAW. dalam satu riwayat yang diriwayatkan Ath Thabrani.

Referensi:
Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy: Pedoman Puasa



Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog