Minggu, 24 Desember 2017

Detik-Detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW,



Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepat tanggal 12 Rabi'uI-Awwal di sepertiga malam. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun. Saat itu Sayyid Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad SAW) sedang bermunajat kepada Allaah SWT di sekitar Ka'bah. Sedangkan Sayyidah Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorang pun yang menemaninya.

Tiba-tiba Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang masing-masing sangat jelita, anggun dan cantik, diliputi dengan cahaya kemilau yang memancar serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan. Wanita pertama datang berkata : "Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad SAW. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Allah Adam a.s, ibunda seluruh ummat manusia, aku diperintahakan Allah untuk menemanimu."

Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira : "Aku adalah istri Nabi Allah Ibrahim a.s yang diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu."

Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga : "Aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah untuk menemanimu."

Datanglah wanita ke empat : "Aku adalah Maryam, ibunda Isa a.s datang untuk menyambut kehadiran putramu Muhammad Rasulullah." Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda Nabi Muhammad SAW yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata.

Keajaiban berikutnya Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya berdatangan silih berganti memasuki ruangannya dan mereka memanjatkan puji-pujian kepada Allah SWT dengan berbagai macam bahasa yang berbeda.



Detik berikutnya Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa beterbangan yang sangat indah berkilau cahayanya.

Detik berikutnya Allah SWT memerintahkan kepada Malaikat Ridhwan agar mengomandokan seluruh bidadari sorga agar berdandan cantik dan rapi, memakai kain sutra dan segala macam bentuk perhiasan dengan bermahkotan emas, intan permata yang bergemerlapan, menebarkan wangi-wangian surga yang harum semerbak ke segala penjuru, lalu beribu-ribu bidadari-bidadari itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridwan, terlihat wajah bidadari-bidadari itu gembira.

Lalu Allah SWT memanggil : “Yaa Jibril … serukanlah kepada seluruh arwah para Nabi, para Rasul, para wali agar berkumpul, berbaris rapi, bahwa sesungguhnya Kekasih-Ku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW.

Yaa Jibril … perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup pintu-pintu neraka dan perintahakan kepada Malaikat Ridwan untuk membuka pintu-pintu surga dan bersoleklah engkau dengan sebaik-baiknya keindahan demi menyambut kekasih-Ku Nabi Muhammad SAW.

Yaa Jibril… bawalah beribu ribu malaikat yang ada di langit, turunlah ke bumi, ketahuilah Kekasih-Ku Muhammad SAW telah siap untuk dilahirkan dan sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.”

Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan beribu-ribu malaikat. Sayyidah Aminah melihat malaikat itupun berdatangan membawa kayu-kayu gahru yang wangi dan memenuhi seluruh jagat raya.

Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid, dan pada saat itu pula datanglah burung putih yang berkilau cahayanya mendekati Sayyidah Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Sayyidah Aminah, maka pada saat itu pula lahirlah Nabi Muhammad Rasulullah SAW dan tidaklah Sayyidah Aminah melihat kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad SAW bersujud kepada Allah seraya mengucapkan : “Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... Wal-Hamdulillahi katsiro, wasubhanallahi bukrotan wa ashila...” Kegembiraan memancar dari setiap sudut alam raya, gemuruh sholawat memenuhi semesta dengan bahasa yang berbeda beda dan dengan cara yang bermacam macam pula.

“Yaa Nabi Salam Alaika … Yaa Rosul Salam Alaika … Yaa Habib Salam Alaika … Sholawatulloh Alaika ... ” (Diriwayatkan dari Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami A

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog