Selasa, 05 Desember 2017

Mengenal Allah Melalui Tharikat dan Ma'rifat



Para Syeikh dari tharikat ini mengatakan soal tauhid. Sesungguhnya Al-Haq adalah Maujud, Qadim, Esa, Maha Kuasa, Maha Perkasa,Maha Kasih,Maha Menghendaki, Maha Mendengar, Maha Agung, Maha Luhur, Maha Bicara, Maha Melihat, Maha Besar, Maha Hidup, Maha Tinggi, Maha Abadi dan segalanya bergantung kepada-Nya.

Allah Maha Mengetahui dengan sifat Ilmu, Maha Kuasa dengan sifat Qudrat, Maha Menghendaki dengan sifat Iradat, Maha Mendengar dengan sifat Sama’, Maha Melihat dengan sifat Bashar, Maha Bicara dengan Kalam, dan Maha Hidup dengan Hayat, serta Maha Abadi dengan Baqa’.

Allah mempunyai Dua Hasta kekuasaan (Dua Yad) yang merupkan sifat-sifat yang dengannya menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Maha Suci Allah dari segala keharusan menentukan, & hanya bagi-Nya wajah yang bagus.

Sifat-sifat Dzat-Nya hanya khusus bagi Dzat-Nya, tidak bisa dikatakan bahwa sifat tersebut adalah Dia, dan bukan pula sifat-sifat tersebut sebagai bujukan bagi-Nya. Tetapi adalah sifat-Nya Yang Azali dan Abadi.




Allah adalah Tunggal Dzat-Nya. Yang tidak disamai oleh segala ciptaan, & tidak diserupai oleh semua makhluk.

Allah bukan jasad, materi, benda & bukan sifat baru, tidak tergambar oleh khayal, tak terjangkau akal, tidak berpenjuru & bertempat. Tiada waktu dan zaman yang berlaku bagi-Nya. Dan tidak ada
penambahan & pengurangan bagi sifat-sifat-Nya.

Allah tidak dikhususkan oleh bentuk, tidak dipotong oleh pangkal dan batas, tidak ditempati yang baru, tidak didorong ketika berbuat. Tiada warna & tempat bagi-Nya, & tidak ada pula pertolongan untuk menolong-Nya.

Dari kekuasaan-Nya tidak muncul yang terkira, & dari hukum-Nya tidak diragukan oleh penyimpangan. Dari Ilmu-Nya tidak tersembunyi oleh yang diketahui-Nya. Dan Dia tidak dicaci atas pekerjaan-Nya, bagaimana Dia mencipta dan apa yang dicipta. Tidak bisa dikatakan kepada-Nya Di mana Dia, dan bagaimana Dia? Dan wujud pun tidak akan berupaya membuka-Nya, sehingga muncul kata-kata Kapan ada? Keabadian-Nya tidak ada pangkalnya, sehingga didkatakan : “Melampaui kekinian dan zaman.” Tetapi Allah tidak bisa dikatakan : “Mengapa Dia berbuat terhadap sesuatu ?” Kenapa, tidak ada sebab langsung terhadap pekerjaan-Nya.”

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog