Selasa, 29 Agustus 2017

Memulikan dan Menghormati Para Habaib



Menghormati Habaib adalah “warisan” yg wajib kita lestarikan.Tempoe doeloe di kota Khoribah Hadhramaut.Seseorang mengetuk pintu rumah Abdullah Basaudan,salah satu dari 7 Kiai paling Alim dan paling berpengaruh di Hadhramaut kala itu.Si Kiai bergegas membuka pintu,tampak seorang awam dgn penampilan primitif layaknya orang-orang baduwi(pedesaan)Hadhramaut,tampak juga seekor Himar(keledai)diparkir disebelahnya.”Afwan anda siapa ya.. ?”.”Ana fulan Bin fulan Al… “Sang kiai tampak kaget,MendengarNamanya,ia taubahwa tamunya ini adalah seorang sayyid keturunan Rasulullah Saw,tanpa basa-basi,segera ia mempersilahkan si tamu untuk masuk.Hari itu ia begitu sibuk,ia bagaikan sedang dikunjungi seorang presiden,belasan macam hidangan ia suguhkan untuk Si Habib,Kamar PalingVIP juga sudah ia siapkan.Rupa-rupanya Habib yg bertamu ke rumahnya adalah orang yg Majdzub,prilakunya serba nyeleneh,ia menghujani Kiai Abdullah Basaudan dgn pelbagai permintaan.”Eh.. Ana capek banget nih,ente bisa nggak mijetin kaki ana..?”Dgn senang hati ia memijati kaki sang tamu,Statusnya sbg ulama besar tak membuatnya gengsi untuk melakukan itu.Belum cukup disitu,si Habib meminta lagi.”Eh.. Kasian keledai ana kyknya dia kecapeaan juga,bisa dipijietin juga gak ?”Sam’an wa tho’atan ia langsung beranjak ke bawahuntuk memijat kaki Himar(bkn Hummer)si Habib,murid-muridnya yg menyaksikan pemandangan unik itu tentu merasa heran.”kiai lagi ngapain ya? Kaki keledai kok pakek dipijet segala.. ?

“Karena sibuk mengurusi sang tamu seharian,akhirnya kiai Abdullah lelah dan terlelap,dalam mimpinya ia melihat Rasulullah Saw mengunjungi rumahnya,beliauter senyum dgn senyuman yg begitu indah,

Rasulullah Saw berkata padanya :”Aku bahagia sekali melihat apa yg kau lakukan untuk cucuku di hari ini..”Senyuman dan sabda Rasulullah Saw dlm mimpinya itu seakan membuat lelah letihnya selama seharian sirna..”

Cerita dgn tokoh utama Syaikh Abdullah Bin Ahmad Basaudan ini selalu mengigatkan saya akan Akhlak Ulama-Ulama Nusantra yg begitu memuliakan keturunan Rasulullah Saw dari dulu hingga skrng,Mulai dari Syaikhina Kholil Bangkalan,Kiai Hamid Pasuruan sampai Mbah Yai Maimun Zubair,semuanyamemiliki rasa ta’dhim super kpd para Habaib,tanpa membedakan siapa,darimana dan seperti apa mereka,oleh krn itu KH.Said Agil Siradj waktu itu menegaskan bahwa memuliakan Habaib bagi kaum Nahdliyyin adalah sebuah kewajiban.

Menghormati keturunan Rasulullah Saw seakan sudah menjadi Fithrah dalam diri kita sbg muslimin Nusantara,jika kepada Cucu Kiai-Kiai kita saja kita begitu ta’dhim meski ia adalah keturunan keseribu,apalagi Kpd Cucu Nabi Besar Kita ?kita ndak perlu pakek dalil-dalilan dlm masalah ini kan.?Jadi miris rasanya,jika akhir-akhir ini di sosmedia mulai banyak orang yg tdk tau,lupa(atau pura-pura lupa) akan Akhlak yg diwariskan oleh Kiai-kiai kita ini,mulai mengingkari Fithrah asli mereka sebagai penghormat sejati,imbasnya Banyak Habaib yg mereka komentari,mulai dari Habib Lutfhi Bin Yahya,Habib Quraish Bin Syihab,Habib Riziq Bin Syihab,sampek-sampek Habib Syekhan yg majdzub itu juga tak luput dari cibiran dan gunjingan mereka (entahlah,mungkin mereka punya cara lain dlm mengekpresikan rasa hormat dan Ta’dhim mereka,mungkin..)
Kita boleh berbeda pendapat dgn mereka para habaib dalam beberapa persoalan,Tapi jika perbedaan kita dgn mereka mulai menimbulkan kebencian,mulai menggoda kita untuk mengirim cibiran,cukuplah sejenak mengingat bahwa mereka adalah darah daging Rasulullah Saw,sosok paling berjasa dalam kehidupan kita fiddunya wal akhiroh,yg belas asih dan syafaatnya akan kita harap kelak fi yaumil qiyamah.Betul mereka tdk luput dari salah dan dosa,mereka tdklah ma’shum seperti Datuk mereka,Tapi seandainya mereka mempunyai sejuta kesalahanpun,tak akan merubah status mereka sebagai dzurryah Nabi bukan?
toh menghormati bukan berarti harus mengikuti kok,bkn juga harus membenarkan kesalahan atau menshahihkan kebathilan Saya teringat pesan Guru saya, GrandMufti Tarim Habib Ali AlMasyhur,sebuah pesan yg Insyaallah akan saya pertahankan sampai Allah takdirkan diri ini untuk bertemu Baginda Nabi Kelak(Aamiin) :”Hormati dan cintai keturunan Rasulullah Saw,bukan krn kealimannya,bukan krn prilakunya,tapi krn darah Rasulullah Saw yg mengalir dlm diri mereka.. “Menghormati Habaib adalah “warisan” yg wajib kita lestarikan.Tempoe doeloe di kota Khoribah Hadhramaut.Seseorang mengetuk pintu rumah Abdullah Basaudan,salah satu dari 7 Kiai paling Alim dan paling berpengaruh di Hadhramaut kala itu.Si Kiai bergegas membuka pintu,tampak seorang awam dgn penampilan primitif layaknya orang-orang baduwi(pedesaan)Hadhramaut,tampak juga seekor Himar(keledai)diparkir disebelahnya.”Afwan anda siapa ya.. ?”.”Ana fulan Bin fulan Al… “Sang kiai tampak kaget,MendengarNamanya,ia taubahwa tamunya ini adalah seorang sayyid keturunan Rasulullah Saw,tanpa basa-basi,segera ia mempersilahkan si tamu untuk masuk.Hari itu ia begitu sibuk,ia bagaikan sedang dikunjungi seorang presiden,belasan macam hidangan ia suguhkan untuk Si Habib,Kamar PalingVIP juga sudah ia siapkan.Rupa-rupanya Habib yg bertamu ke rumahnya adalah orang yg Majdzub,prilakunya serba nyeleneh,ia menghujani Kiai Abdullah Basaudan dgn pelbagai permintaan.”Eh.. Ana capek banget nih,ente bisa nggak mijetin kaki ana..?”Dgn senang hati ia memijati kaki sang tamu,Statusnya sbg ulama besar tak membuatnya gengsi untuk melakukan itu.Belum cukup disitu,si Habib meminta lagi.”Eh.. Kasian keledai ana kyknya dia kecapeaan juga,bisa dipijietin juga gak ?”Sam’an wa tho’atan ia langsung beranjak ke bawahuntuk memijat kaki Himar(bkn Hummer)si Habib,murid-muridnya yg menyaksikan pemandangan unik itu tentu merasa heran.”kiai lagi ngapain ya? Kaki keledai kok pakek dipijet segala.. ?

“Karena sibuk mengurusi sang tamu seharian,akhirnya kiai Abdullah lelah dan terlelap,dalam mimpinya ia melihat Rasulullah Saw mengunjungi rumahnya,beliauter senyum dgn senyuman yg begitu indah,


Rasulullah Saw berkata padanya :”Aku bahagia sekali melihat apa yg kau lakukan untuk cucuku di hari ini..”Senyuman dan sabda Rasulullah Saw dlm mimpinya itu seakan membuat lelah letihnya selama seharian sirna..”

Cerita dgn tokoh utama Syaikh Abdullah Bin Ahmad Basaudan ini selalu mengigatkan saya akan Akhlak Ulama-Ulama Nusantra yg begitu memuliakan keturunan Rasulullah Saw dari dulu hingga skrng,Mulai dari Syaikhina Kholil Bangkalan,Kiai Hamid Pasuruan sampai Mbah Yai Maimun Zubair,semuanyamemiliki rasa ta’dhim super kpd para Habaib,tanpa membedakan siapa,darimana dan seperti apa mereka,oleh krn itu KH.Said Agil Siradj waktu itu menegaskan bahwa memuliakan Habaib bagi kaum Nahdliyyin adalah sebuah kewajiban.

Menghormati keturunan Rasulullah Saw seakan sudah menjadi Fithrah dalam diri kita sbg muslimin Nusantara,jika kepada Cucu Kiai-Kiai kita saja kita begitu ta’dhim meski ia adalah keturunan keseribu,apalagi Kpd Cucu Nabi Besar Kita ?kita ndak perlu pakek dalil-dalilan dlm masalah ini kan.?Jadi miris rasanya,jika akhir-akhir ini di sosmedia mulai banyak orang yg tdk tau,lupa(atau pura-pura lupa) akan Akhlak yg diwariskan oleh Kiai-kiai kita ini,mulai mengingkari Fithrah asli mereka sebagai penghormat sejati,imbasnya Banyak Habaib yg mereka komentari,mulai dari Habib Lutfhi Bin Yahya,Habib Quraish Bin Syihab,Habib Riziq Bin Syihab,sampek-sampek Habib Syekhan yg majdzub itu juga tak luput dari cibiran dan gunjingan mereka (entahlah,mungkin mereka punya cara lain dlm mengekpresikan rasa hormat dan Ta’dhim mereka,mungkin..)
Kita boleh berbeda pendapat dgn mereka para habaib dalam beberapa persoalan,Tapi jika perbedaan kita dgn mereka mulai menimbulkan kebencian,mulai menggoda kita untuk mengirim cibiran,cukuplah sejenak mengingat bahwa mereka adalah darah daging Rasulullah Saw,sosok paling berjasa dalam kehidupan kita fiddunya wal akhiroh,yg belas asih dan syafaatnya akan kita harap kelak fi yaumil qiyamah.Betul mereka tdk luput dari salah dan dosa,mereka tdklah ma’shum seperti Datuk mereka,Tapi seandainya mereka mempunyai sejuta kesalahanpun,tak akan merubah status mereka sebagai dzurryah Nabi bukan?
toh menghormati bukan berarti harus mengikuti kok,bkn juga harus membenarkan kesalahan atau menshahihkan kebathilan Saya teringat pesan Guru saya, GrandMufti Tarim Habib Ali AlMasyhur,sebuah pesan yg Insyaallah akan saya pertahankan sampai Allah takdirkan diri ini untuk bertemu Baginda Nabi Kelak(Aamiin) :”Hormati dan cintai keturunan Rasulullah Saw,bukan krn kealimannya,bukan krn prilakunya,tapi krn darah Rasulullah Saw yg mengalir dlm diri mereka.. “Menghormati Habaib adalah “warisan” yg wajib kita lestarikan.Tempoe doeloe di kota Khoribah Hadhramaut.Seseorang mengetuk pintu rumah Abdullah Basaudan,salah satu dari 7 Kiai paling Alim dan paling berpengaruh di Hadhramaut kala itu.Si Kiai bergegas membuka pintu,tampak seorang awam dgn penampilan primitif layaknya orang-orang baduwi(pedesaan)Hadhramaut,tampak juga seekor Himar(keledai)diparkir disebelahnya.”Afwan anda siapa ya.. ?”.”Ana fulan Bin fulan Al… “Sang kiai tampak kaget,MendengarNamanya,ia taubahwa tamunya ini adalah seorang sayyid keturunan Rasulullah Saw,tanpa basa-basi,segera ia mempersilahkan si tamu untuk masuk.Hari itu ia begitu sibuk,ia bagaikan sedang dikunjungi seorang presiden,belasan macam hidangan ia suguhkan untuk Si Habib,Kamar PalingVIP juga sudah ia siapkan.Rupa-rupanya Habib yg bertamu ke rumahnya adalah orang yg Majdzub,prilakunya serba nyeleneh,ia menghujani Kiai Abdullah Basaudan dgn pelbagai permintaan.”Eh.. Ana capek banget nih,ente bisa nggak mijetin kaki ana..?”Dgn senang hati ia memijati kaki sang tamu,Statusnya sbg ulama besar tak membuatnya gengsi untuk melakukan itu.Belum cukup disitu,si Habib meminta lagi.”Eh.. Kasian keledai ana kyknya dia kecapeaan juga,bisa dipijietin juga gak ?”Sam’an wa tho’atan ia langsung beranjak ke bawahuntuk memijat kaki Himar(bkn Hummer)si Habib,murid-muridnya yg menyaksikan pemandangan unik itu tentu merasa heran.”kiai lagi ngapain ya? Kaki keledai kok pakek dipijet segala.. ?

“Karena sibuk mengurusi sang tamu seharian,akhirnya kiai Abdullah lelah dan terlelap,dalam mimpinya ia melihat Rasulullah Saw mengunjungi rumahnya,beliauter senyum dgn senyuman yg begitu indah,

Rasulullah Saw berkata padanya :”Aku bahagia sekali melihat apa yg kau lakukan untuk cucuku di hari ini..”Senyuman dan sabda Rasulullah Saw dlm mimpinya itu seakan membuat lelah letihnya selama seharian sirna..”

Cerita dgn tokoh utama Syaikh Abdullah Bin Ahmad Basaudan ini selalu mengigatkan saya akan Akhlak Ulama-Ulama Nusantra yg begitu memuliakan keturunan Rasulullah Saw dari dulu hingga skrng,Mulai dari Syaikhina Kholil Bangkalan,Kiai Hamid Pasuruan sampai Mbah Yai Maimun Zubair,semuanyamemiliki rasa ta’dhim super kpd para Habaib,tanpa membedakan siapa,darimana dan seperti apa mereka,oleh krn itu KH.Said Agil Siradj waktu itu menegaskan bahwa memuliakan Habaib bagi kaum Nahdliyyin adalah sebuah kewajiban.

Menghormati keturunan Rasulullah Saw seakan sudah menjadi Fithrah dalam diri kita sbg muslimin Nusantara,jika kepada Cucu Kiai-Kiai kita saja kita begitu ta’dhim meski ia adalah keturunan keseribu,apalagi Kpd Cucu Nabi Besar Kita ?kita ndak perlu pakek dalil-dalilan dlm masalah ini kan.?Jadi miris rasanya,jika akhir-akhir ini di sosmedia mulai banyak orang yg tdk tau,lupa(atau pura-pura lupa) akan Akhlak yg diwariskan oleh Kiai-kiai kita ini,mulai mengingkari Fithrah asli mereka sebagai penghormat sejati,imbasnya Banyak Habaib yg mereka komentari,mulai dari Habib Lutfhi Bin Yahya,Habib Quraish Bin Syihab,Habib Riziq Bin Syihab,sampek-sampek Habib Syekhan yg majdzub itu juga tak luput dari cibiran dan gunjingan mereka (entahlah,mungkin mereka punya cara lain dlm mengekpresikan rasa hormat dan Ta’dhim mereka,mungkin..)
Kita boleh berbeda pendapat dgn mereka para habaib dalam beberapa persoalan,Tapi jika perbedaan kita dgn mereka mulai menimbulkan kebencian,mulai menggoda kita untuk mengirim cibiran,cukuplah sejenak mengingat bahwa mereka adalah darah daging Rasulullah Saw,sosok paling berjasa dalam kehidupan kita fiddunya wal akhiroh,yg belas asih dan syafaatnya akan kita harap kelak fi yaumil qiyamah.Betul mereka tdk luput dari salah dan dosa,mereka tdklah ma’shum seperti Datuk mereka,Tapi seandainya mereka mempunyai sejuta kesalahanpun,tak akan merubah status mereka sebagai dzurryah Nabi bukan?
toh menghormati bukan berarti harus mengikuti kok,bkn juga harus membenarkan kesalahan atau menshahihkan kebathilan Saya teringat pesan Guru saya, GrandMufti Tarim Habib Ali AlMasyhur,sebuah pesan yg Insyaallah akan saya pertahankan sampai Allah takdirkan diri ini untuk bertemu Baginda Nabi Kelak(Aamiin) :”Hormati dan cintai keturunan Rasulullah Saw,bukan krn kealimannya,bukan krn prilakunya,tapi krn darah Rasulullah Saw yg mengalir dlm diri mereka.. “Menghormati Habaib adalah “warisan” yg wajib kita lestarikan.Tempoe doeloe di kota Khoribah Hadhramaut.Seseorang mengetuk pintu rumah Abdullah Basaudan,salah satu dari 7 Kiai paling Alim dan paling berpengaruh di Hadhramaut kala itu.Si Kiai bergegas membuka pintu,tampak seorang awam dgn penampilan primitif layaknya orang-orang baduwi(pedesaan)Hadhramaut,tampak juga seekor Himar(keledai)diparkir disebelahnya.”Afwan anda siapa ya.. ?”.”Ana fulan Bin fulan Al… “Sang kiai tampak kaget,MendengarNamanya,ia taubahwa tamunya ini adalah seorang sayyid keturunan Rasulullah Saw,tanpa basa-basi,segera ia mempersilahkan si tamu untuk masuk.Hari itu ia begitu sibuk,ia bagaikan sedang dikunjungi seorang presiden,belasan macam hidangan ia suguhkan untuk Si Habib,Kamar PalingVIP juga sudah ia siapkan.Rupa-rupanya Habib yg bertamu ke rumahnya adalah orang yg Majdzub,prilakunya serba nyeleneh,ia menghujani Kiai Abdullah Basaudan dgn pelbagai permintaan.”Eh.. Ana capek banget nih,ente bisa nggak mijetin kaki ana..?”Dgn senang hati ia memijati kaki sang tamu,Statusnya sbg ulama besar tak membuatnya gengsi untuk melakukan itu.Belum cukup disitu,si Habib meminta lagi.”Eh.. Kasian keledai ana kyknya dia kecapeaan juga,bisa dipijietin juga gak ?”Sam’an wa tho’atan ia langsung beranjak ke bawahuntuk memijat kaki Himar(bkn Hummer)si Habib,murid-muridnya yg menyaksikan pemandangan unik itu tentu merasa heran.”kiai lagi ngapain ya? Kaki keledai kok pakek dipijet segala.. ?

“Karena sibuk mengurusi sang tamu seharian,akhirnya kiai Abdullah lelah dan terlelap,dalam mimpinya ia melihat Rasulullah Saw mengunjungi rumahnya,beliauter senyum dgn senyuman yg begitu indah,

Rasulullah Saw berkata padanya :”Aku bahagia sekali melihat apa yg kau lakukan untuk cucuku di hari ini..”Senyuman dan sabda Rasulullah Saw dlm mimpinya itu seakan membuat lelah letihnya selama seharian sirna..”

Cerita dgn tokoh utama Syaikh Abdullah Bin Ahmad Basaudan ini selalu mengigatkan saya akan Akhlak Ulama-Ulama Nusantra yg begitu memuliakan keturunan Rasulullah Saw dari dulu hingga skrng,Mulai dari Syaikhina Kholil Bangkalan,Kiai Hamid Pasuruan sampai Mbah Yai Maimun Zubair,semuanyamemiliki rasa ta’dhim super kpd para Habaib,tanpa membedakan siapa,darimana dan seperti apa mereka,oleh krn itu KH.Said Agil Siradj waktu itu menegaskan bahwa memuliakan Habaib bagi kaum Nahdliyyin adalah sebuah kewajiban.

Menghormati keturunan Rasulullah Saw seakan sudah menjadi Fithrah dalam diri kita sbg muslimin Nusantara,jika kepada Cucu Kiai-Kiai kita saja kita begitu ta’dhim meski ia adalah keturunan keseribu,apalagi Kpd Cucu Nabi Besar Kita ?kita ndak perlu pakek dalil-dalilan dlm masalah ini kan.?Jadi miris rasanya,jika akhir-akhir ini di sosmedia mulai banyak orang yg tdk tau,lupa(atau pura-pura lupa) akan Akhlak yg diwariskan oleh Kiai-kiai kita ini,mulai mengingkari Fithrah asli mereka sebagai penghormat sejati,imbasnya Banyak Habaib yg mereka komentari,mulai dari Habib Lutfhi Bin Yahya,Habib Quraish Bin Syihab,Habib Riziq Bin Syihab,sampek-sampek Habib Syekhan yg majdzub itu juga tak luput dari cibiran dan gunjingan mereka (entahlah,mungkin mereka punya cara lain dlm mengekpresikan rasa hormat dan Ta’dhim mereka,mungkin..)
Kita boleh berbeda pendapat dgn mereka para habaib dalam beberapa persoalan,Tapi jika perbedaan kita dgn mereka mulai menimbulkan kebencian,mulai menggoda kita untuk mengirim cibiran,cukuplah sejenak mengingat bahwa mereka adalah darah daging Rasulullah Saw,sosok paling berjasa dalam kehidupan kita fiddunya wal akhiroh,yg belas asih dan syafaatnya akan kita harap kelak fi yaumil qiyamah.Betul mereka tdk luput dari salah dan dosa,mereka tdklah ma’shum seperti Datuk mereka,Tapi seandainya mereka mempunyai sejuta kesalahanpun,tak akan merubah status mereka sebagai dzurryah Nabi bukan?
toh menghormati bukan berarti harus mengikuti kok,bkn juga harus membenarkan kesalahan atau menshahihkan kebathilan Saya teringat pesan Guru saya, GrandMufti Tarim Habib Ali AlMasyhur,sebuah pesan yg Insyaallah akan saya pertahankan sampai Allah takdirkan diri ini untuk bertemu Baginda Nabi Kelak(Aamiin) :”Hormati dan cintai keturunan Rasulullah Saw,bukan krn kealimannya,bukan krn prilakunya,tapi krn darah Rasulullah Saw yg mengalir dlm diri mereka.. “

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog