Minggu, 06 Agustus 2017

Beruntung Kita Orang Banjar Memiliki Datu Kelampayan / Syekh Muhammad Arsyad



KENAPA GURU BELIAU BILANG, "INILAH ORANG NO 1 PALING ALIM DI ZAMAN INI

* Sedikit Kisah Abah Guru Sekumpul tentang Padatuan Sidin, Ulama Besar Kalimantan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan)
_________________
BERUNTUNG kita orang banjar dianugrahi dan memiliki ulama yang levelnya mendunia, beliau adalah Datu Kalampayan Maulana Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah bin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Sholaibiyyah bin Husein bin Abdullah bin Syaikh bin Alhabib Abdullah Al Aydrus Al Akbar (datuk seluruh keluarga Al Aydrus) dan seterusnya nasabnya bersambung ke Rasulullah SAW.
(Sumber: Kitab Sajaratul Arsyadiyah karangan Al'Alimul Alamah Syekh Abdurrahman Siddiq bin Syekh H.M.Afif Albanjari)

Diceritakan oleh Abah Guru Sekumpul bahwa salah satu guru dari banyak guru dari Datu Kalampayan adalah Syaikhul Islam Syaikh Muhammad bin Sulaiman Al Kurdie ulama dari Mesir yang saat itu beliau adalah ulama nomor 1 dunia karena kealimannya.

Bahkan guru dari Datu Kalampayan di bidang tasawwuf As-Syaikh Samman Al-Madani juga murid dari Syaikh Muhammad bin Sulaiman Al Kurdie. Jadi Datu kalampayan seperguruan dengan Syaikh Samman Almadani mengaji kepada Syaikh Muhammad bin Sulaiman Al Kurdie.

Diceritakan suatu waktu Syaikh Muhammad bin Sulaiman Al Kurdie datang ke Madinah dan beliau sempat mengadakan majlis di sana. Pernah di satu majelis ada seseorang yang menanyakan suatu masalah, mungkin karena belum mengetahui jawabannya maka Syaikh menanyakan kepada semua muridnya siapa yang bisa membantu menjawab masalah itu.

Semua murid beliau tidak ada yang bisa menjawabnya, tetapi tiba-tiba murid yang paling depan menyerahkan selembar kertas dan di situ tertulis jawabannya. Lalu Syaikh menanyakan apakah dia yang menulis itu, dijawab oleh si murid bahwa dia mendapat kertas itu dari temannya yang di belakang, kemudian temannya yang di belakang juga mengatakan yang sama, hingga ke murid yang paling belakang.

Maka akhirnya diketahuilah bahwa yang menulis jawaban di kertas itu adalah Muhammad Arsyad (Datu Kalampayan). Ternyata beliau menyembunyikan dirinya dengan menjawab menulis di kertas itu. Maka dipanggillah beliau maju ke hadapan gurunya.

Dan sang guru memuji kealiman Datu Kalampayan serta beliau berkata, "Inilah orang yang nomor 1 alimnya di zaman ini." (padahal Syaikh Muhammad Sulaiman Al Kurdie yang paling alim di zaman itu, tetapi Datu Kalampayan yang bisa menjawabnya, red).

Setelah lama menuntut ilmu di dua kota suci (Makkah & Madinah), Datu Kalampayan (Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari) beserta 3 orang sahabatnya yaitu Syaikh Abdusshomad Al Palimbani (pengarang kitab yg kondanga di kalangan pesantren di Kalsel, Hidatus Salikin), Syaikh Abdurrahman Misrie Betawi, Syaikh Abdul Wahhab Bugis berniat meneruskan menuntut ilmu ke Mesir dan niat ini diutarakan kepada gurunya.

Mendengar hal itu Syaikh Muhammad bin Sulaiman Al Kurdie berkata, "Tiada ada di Mesir orang yang lebih ilmunya daripadaku dan ilmu kamu semuanya sudah cukup, kembalilah kamu ke Jawi (Indonesia) supaya kamu nyatakan (ajarkan) agama Muhammadiah (islam yang dibawa Nabi muhammad SAW) di sana." Maksud beliau bahwa tidak usahlah pergi ke mesir, karena menurut hemat beliau ilmu, kecerdasan dan kepandaian mereka sudah melebihi ulama'2 Mesir saat itu, tidak ada lagi guru'2 di mesir yang sanggup memberikan pelajaran kepada mereka. (karena yang paling alim saat itu saja adalah Syaikh Muhammad Sulaiman, kenapa menuntut ilmu kepada ulama di bawahnya. red)

Juga karena masyarakat sudah sangat menunggu dan mengharapkan bimbingan mereka. Maka dengan saran gurunya itu mereka memutuskan kembali ke Indonesia dan akhirnya menyebarkan, mengajarkan ilmu yang telah mereka dapat di sana.

Kealiman, ketinggian maqam kewalian, kesuksesan Datu Kalampayan terbukti dari berkembang pesatnya islam di Kalimantan dan Banjar khususnya, bukan saja bagi umat, bahkan bagi keluarga dan zuriatnya.

Ujar Abah Guru Sekumpul, dari anak, cucu hingga cicit Datu Kalampayan semuanya alim dan berpangkat wali, setelah gamit (turunan dibawah cicit) hanyar bapalih (baru sebagian saja yang wali) karena gamit tidak sempat bertemu dan belajar dengan Datu Kalampayan yang sudah wafat.
Begitu masyhurnya hingga kitab'2 karangan beliaupun tersebar dan diajarkan dibeberapa negeri (di antaranya Kitab Sabilal Muhtadin, Red). Teristimewa lagi rata-rata ulama penyebar islam dan yang berpangkat wali di kalimantan dulu dan kini adalah berasal dari dzuriat / garis keturunan Datu Kalampayan, di antaranya Abah Guru Sekumpul.

Mudah-mudahan kita mendapat faidah dan berkat dengan sebagian riwayat singkat kehidupan dan keistimewaan beliau. Aamiiin..


Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog