Minggu, 26 November 2017

Kisah Sahabat Amru bin Murrah al Juhaini RA



            Amru bin Murrah RA berasal dari Bani Rifaah dari kabilah Bani Juhainah. Pada masa jahiliah, ketika sedang berhaji di Makkah bersama jamaah dari bani Juhainah, ia bermimpi melihat cahaya keluar dari Ka'bah. Cahaya ini menerangi gunung-gunung di Yastrib dan Asharu Juhainah, dan dari cahaya itu keluar suara, "Kegelapan telah sirna digantikan cahaya terang benderang, penutup para Nabi telah diutus."

            Kemudian ia melihat lagi cahaya keluar dari Ka'bah, kali ini tampak istana-istana di Hiirah (Yaman), dan putihnya istana-istana di Madain (Persia/Iran). Dari cahaya itu juga keluar suara, "Islam telah menang, berhala-berhala telah dihancurkan dan silaturahmi telah dijalin."



Setelah itu Amru terbangun dari mimpinya dengan ketakutan, ia merasa akan terjadi sesuatu dengan kaum Quraisy, yang membuat goncang istana-istana di Yaman dan Persia. Ketika kembali ke perkampungan bani Juhainah, ia mendengar berita tentang seorang lelaki yang mengaku sebagai Nabi. Ia segera melacak kebenaran berita tersebut, yang akhirnya membawa langkahnya menuju Madinah. Saat bertemu Nabi SAW, ia menceritakan mimpinya tersebut, dan dengan gembira Nabi SAW berkata. "Selamat datang wahai, Amru…"

Nabi SAW menjelaskan risalah Islam dengan panjang lebar kepada Amru, dan menyerunya untuk memasuki agama Islam. Tanpa ragu lagi Amru menyambut seruan beliau, ia mengucapkan kalimah syahadat dan berba'iat untuk menjalankan ajaran-ajaran Islam.

Amru memohon ijin Rasulullah SAW untuk mendakwahi kaumnya dan beliau mengijinkannya. Sayangnya hanya beberapa orang saja yang menyambut seruannya. Ada satu orang yang membantahnya dengan keras, bahkan menganggapnya murtad, pendusta, dan memecah belah kaumnya. Atas sikap permusuhannya yang begitu keras, Amru berkata, "Seorang pendusta, salah satu di antara aku atau engkau akan dimusnahkan oleh Allah, dikelukan lidahnya, dan dibutakanlah matanya…."

            Lelaki tersebut mati beberapa waktu kemudian. Sebelum kematiannya, mulutnya menjadi hancur sehingga ia tidak bisa menikmati makanan apapun, matanya buta dan akalnya juga rusak.

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog